Musim baru Premier League 2025/2026 menghadirkan beberapa pemain tampil gemilang, namun sebagian lainnya justru tampil mengecewakan. Ekspektasi tinggi tidak selalu berujung manis, karena performa di lapangan sering kali tidak sejalan dengan reputasi besar yang melekat pada nama mereka.
Liverpool, yang sempat menguasai puncak klasemen di awal musim, kini harus puas berada di posisi ketiga. Arsenal melesat ke puncak, sementara Manchester City menempel ketat di urutan kedua. Menariknya, Bournemouth tampil mengejutkan dengan menembus empat besar. Namun di balik semua dinamika itu, terdapat beberapa bintang besar yang justru tampil melempem.
Berikut lima pemain yang dianggap paling mengecewakan sejauh musim ini berlangsung.
1. Omari Hutchinson
Banyak yang kaget ketika Nottingham Forest menebus Omari Hutchinson dari Ipswich Town dengan mahar mencapai £37,5 juta. Harga itu sempat menuai keraguan, dan sejauh ini, publik tampaknya benar karena performa sang pemain belum sepadan dengan banderolnya.
Dalam empat pertandingan liga, Hutchinson belum mencetak satu pun gol maupun assist. Ia bahkan belum mendapatkan kepercayaan sebagai starter reguler. Lebih buruk lagi, pada laga terakhir di bawah pelatih anyar Ange Postecoglou, ia sama sekali tidak masuk skuad.
Kondisi klub yang tidak stabil—dua pelatih sudah dipecat musim ini—memang patut dijadikan alasan. Namun tetap saja, dengan nilai transfer sebesar itu, kontribusinya sejauh ini tergolong mengecewakan.
2. Mohamed Salah
Biasanya, Mohamed Salah tidak akan masuk daftar seperti ini. Tetapi musim ini, bintang asal Mesir itu belum mencapai performa terbaiknya. Dengan hanya dua gol dan dua assist sejauh ini, catatan tersebut jelas rendah untuk ukuran pemain sekaliber dirinya.
Lebih mengkhawatirkan lagi, Salah gagal mencetak gol dalam tiga pertandingan terakhir—dan semua laga tersebut berakhir dengan kekalahan bagi Liverpool. Padahal pada periode yang sama musim lalu, ia sudah mencatat empat gol dan empat assist.
Penurunan produktivitas ini membuat banyak penggemar Fantasy Premier League kecewa. Meskipun demikian, karena kualitas dan determinasi Salah tak perlu diragukan, masih ada waktu baginya untuk bangkit. Namun untuk saat ini, performanya memang belum menggigit.
3. Ollie Watkins
Musim lalu, Ollie Watkins menjadi salah satu alasan Aston Villa bisa bersaing di papan atas. Namun musim ini cerita berbeda. Pemain asal Inggris itu baru mencetak satu gol di Premier League—itu pun baru datang di pekan keenam saat menghadapi Fulham.
Sebelum musim dimulai, banyak yang memprediksi Watkins akan kembali menjadi tumpuan Unai Emery dalam misi menuju Liga Champions. Sayangnya, performanya menurun drastis. Ian Wright bahkan menilai Watkins belum efektif dalam memanfaatkan peluang.
Walau penggemar berharap golnya ke gawang Fulham bisa menjadi titik balik, nyatanya ia sudah dua kali tampil setelah itu tanpa menambah pundi-pundi golnya. Karena itu, Watkins kini berada dalam tekanan untuk membuktikan diri sebagai penyerang utama yang bisa diandalkan.
4. Jamie Gittens
Selanjutnya ada Jamie Gittens, pemain muda berbakat yang didatangkan Chelsea dari Borussia Dortmund dengan harga £48,5 juta. Harapannya tentu besar, namun sejauh ini hasilnya belum terlihat.
Gittens baru bermain total 205 menit di Premier League dan hanya dua kali menjadi starter. Ketika tampil, performanya masih terbilang mentah dan belum menunjukkan kapasitas sebagai pemain yang bisa membuat perbedaan di lapangan.
Dengan harga setinggi itu, wajar jika publik mengharapkan kontribusi instan. Sayangnya, pelatih Enzo Maresca tampak belum mempercayainya sepenuhnya. Bila menit bermainnya tidak bertambah, Gittens berisiko menjadi pembelian mahal yang tak membawa dampak nyata bagi The Blues musim ini.
5. Florian Wirtz
Kegembiraan menyelimuti Anfield saat Florian Wirtz diumumkan sebagai rekrutan anyar Liverpool. Pemain muda Jerman itu ditebus dengan harga luar biasa, mencapai £116 juta, setelah dua musim gemilang bersama Bayer Leverkusen di Bundesliga.
Namun, adaptasi Wirtz di Premier League berjalan sulit. Ia belum mencetak gol ataupun assist, dan sering terlihat kesulitan menemukan ritme permainan yang cocok dengan sistem Arne Slot. Banyak yang memahami proses adaptasi butuh waktu, tetapi harga setinggi itu tentu menghadirkan ekspektasi besar.
Meski demikian, potensi Wirtz tetap tidak bisa diremehkan. Di usia 22 tahun, ia masih punya waktu untuk berkembang dan menunjukkan kualitasnya. Namun untuk saat ini, penampilannya jelas belum sesuai harapan publik maupun klub.