Jurnalis Irak yakin dan percaya diri bahwa timnya tidak akan tumbang dari Timnas Indonesia pada pertandingan Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Duel tersebut akan digelar di King Abdullah Sport City Stadium, Jeddah, Arab Saudi, pada Sabtu (11/10/2025) malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB.
Bagi Timnas Indonesia, pertandingan kontra Irak menjadi kesempatan penting untuk menjaga asa menuju putaran berikutnya. Namun, di sisi lain, Irak datang dengan penuh percaya diri setelah menjalani persiapan panjang dan membawa skuad berpengalaman. Keyakinan itu juga disuarakan langsung oleh jurnalis Irak, Nawar Al Rikabi, yang menilai timnya tidak akan kalah dari Indonesia. Ia menyebut kemenangan atau hasil imbang sebagai target realistis bagi Singa Mesopotamia di laga kali ini.
Nawar Al Rikabi yang hadir langsung di Jeddah dalam wawancara eksklusif dengan Bola.com menilai duel kedua tim akan berlangsung ketat, namun ia yakin Irak memiliki keunggulan yang cukup untuk keluar sebagai pemenang. Pandangan ini menggambarkan optimisme besar dari publik Irak terhadap kiprah tim nasional mereka di fase penting kualifikasi ini.
Keyakinan Tinggi Irak Hadapi Indonesia
Menurut Nawar Al Rikabi, laga melawan Indonesia bukanlah pertandingan mudah, tetapi Irak memiliki fondasi kuat untuk menghadapi tekanan. Ia menilai kedua tim sama-sama memiliki motivasi tinggi setelah hasil berbeda di laga pembuka Grup B. Irak yang baru akan memulai pertandingan pertamanya di fase ini dipastikan tampil dengan tenaga penuh, sementara Indonesia datang dengan kondisi fisik yang sedikit terkuras.
“Pertandingan nanti akan berat untuk kedua tim. Tapi Irak punya pengalaman dan kedalaman skuad yang lebih baik,” ujar Nawar Al Rikabi di sela sesi latihan tim Irak. Ia menambahkan bahwa kehadiran beberapa pemain berpengalaman di lini depan akan menjadi faktor pembeda. Salah satunya adalah striker andalan Mohanad Ali yang dikenal memiliki insting tajam dalam memanfaatkan peluang.
Jurnalis itu bahkan menegaskan rasa percayanya bahwa Irak akan mampu memenangkan pertandingan, meski dengan margin tipis. “Saya yakin kami bisa menang, tapi kalaupun tidak, hasil imbang sudah cukup baik untuk menjaga posisi,” ungkapnya.
Keyakinan Al Rikabi bukan tanpa alasan. Ia melihat bagaimana pelatih Graham Arnold menyiapkan timnya dengan disiplin tinggi dan mengatur tempo permainan secara efisien. Irak diharapkan mampu menguasai bola lebih lama untuk mengurangi potensi serangan balik cepat Indonesia yang dikenal berbahaya lewat pemain seperti Calvin Verdonk dan Ragnar Oratmangoen.
Irak Unggul dari Segi Mental dan Pengalaman
Salah satu aspek yang membuat Irak lebih percaya diri adalah pengalaman mereka di level internasional yang jauh lebih matang. Irak merupakan tim langganan tampil di ajang besar Asia dan bahkan pernah menjuarai Piala Asia 2007. Struktur permainan mereka dikenal solid dengan gaya khas Timur Tengah yang mengandalkan fisik kuat serta pressing intensitas tinggi.
Sementara itu, Indonesia masih dalam tahap membangun keseimbangan permainan di bawah asuhan Patrick Kluivert. Meskipun performa Garuda menunjukkan peningkatan signifikan, terutama dalam hal serangan cepat dan koordinasi antar lini, pengalaman menjadi faktor yang masih perlu diasah.
Irak diperkirakan akan memanfaatkan celah di lini tengah Indonesia yang sempat terlihat rapuh saat menghadapi Arab Saudi. Dengan rotasi pemain seperti Osama Rashid dan Bashar Resan, Irak memiliki kemampuan untuk mengontrol tempo dan mengatur arah permainan dengan efektif. “Kami tahu bagaimana Indonesia bermain, tapi kami juga tahu bagaimana menekan mereka,” tambah Nawar Al Rikabi dengan yakin.
Catatan Sejarah Tak Berpihak pada Garuda
Dari sisi rekor pertemuan, Indonesia memang belum mampu menembus dominasi Irak. Dalam sembilan laga resmi yang telah berlangsung, Garuda belum pernah mencatat kemenangan. Irak berhasil meraih delapan kemenangan dan hanya sekali bermain imbang. Fakta ini menunjukkan betapa kuatnya mental Irak setiap kali bertemu Indonesia.
Pertemuan terakhir kedua tim terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno dalam putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, di mana Indonesia kalah 0-2. Kekalahan tersebut menjadi pelajaran penting bagi Patrick Kluivert dalam menyusun strategi balasan kali ini.
Meski sejarah tak berpihak, Kluivert tetap menegaskan bahwa skuadnya tidak datang untuk menyerah. Pelatih asal Belanda itu mengobarkan semangat para pemain agar tetap berjuang keras. Ia menyebut bahwa motivasi dan determinasi akan menjadi kunci untuk melawan dominasi Irak.
Laga Berat, Tapi Penuh Gengsi
Pertandingan antara Irak dan Indonesia diyakini akan berlangsung dalam tempo tinggi sejak awal. Irak akan berupaya mendominasi penguasaan bola dan memanfaatkan pengalaman pemain-pemain seniornya, sementara Indonesia mengandalkan kecepatan serta agresivitas lini depan.
Meski banyak prediksi mengunggulkan Irak, Kluivert menegaskan timnya siap memberi perlawanan sengit. Ia percaya bahwa dukungan penuh suporter Indonesia, baik di stadion maupun di Tanah Air, akan menjadi tambahan energi bagi Garuda untuk tampil berani.