Kiper jadi masalah yang tak terselesaikan di MU kembali menjadi sorotan setelah performa awal musim Premier League 2025/2026 jauh dari kata memuaskan. Manchester United yang telah mengeluarkan hampir 200 juta pounds pada bursa transfer musim panas tetap kesulitan menunjukkan konsistensi. Sejumlah pemain baru seperti Benjamin Sesko, Bryan Mbeumo, Matheus Cunha, hingga Senne Lammens sudah resmi bergabung, tetapi kehadiran mereka belum sepenuhnya mengangkat kualitas permainan tim. Kekalahan dari Brentford dengan skor 1-3 akhir pekan lalu semakin menambah tekanan besar bagi manajer Ruben Amorim.
Pada laga tersebut, Benjamin Sesko sempat mencetak gol debutnya, tetapi kelemahan lini belakang membuat United kembali rapuh. Dua gol cepat Brentford dari Igor Thiago dan Mathias Jensen menegaskan masalah pertahanan yang belum terselesaikan. Bahkan, Bruno Fernandes gagal menuntaskan penalti yang bisa menghidupkan peluang tim. Kondisi semakin diperparah dengan belum adanya kepastian di posisi kiper utama. Senne Lammens yang didatangkan pada hari terakhir bursa transfer belum mendapatkan kesempatan debut, sementara Andre Onana terus diragukan kapasitasnya sebagai penjaga gawang nomor satu.
Sorotan semakin tajam karena kiprah Amorim dianggap tak lebih baik dibanding era Erik ten Hag. United masih sulit menjaga keseimbangan di setiap lini, dan posisi kiper kembali menjadi titik paling lemah. Kritik pun datang dari mantan striker timnas Inggris, Peter Crouch, yang menilai kebijakan transfer klub tidak menyentuh inti permasalahan.
Masalah Kiper Belum Teratasi
Peter Crouch menilai langkah merekrut Senne Lammens tidak menyelesaikan masalah mendasar Manchester United. Menurutnya, klub justru kini memiliki tiga kiper cadangan tanpa satu pun sosok yang benar-benar bisa diandalkan sebagai pilihan utama. Ia menilai sejak awal musim masalah kiper sudah sangat jelas, namun tidak ada upaya serius mendatangkan nama besar seperti Gianluigi Donnarumma atau Emiliano Martinez.
“Sekarang United punya tiga kiper nomor dua. Ini masalah yang sudah tampak sejak lama. Andre Onana tidak layak jadi pilihan utama, dan seharusnya hal ini sudah diperbaiki dari awal,” tegas Crouch kepada TNT Sports.
Crouch juga mempertanyakan keputusan merekrut Lammens. Menurutnya, kiper muda asal Belgia tersebut memang punya potensi, tetapi minim pengalaman di level tertinggi. “Lammens baru menjalani satu musim penuh dalam kariernya. Saya tidak mengerti mengapa kesempatan merekrut Donnarumma atau Martinez dilewatkan begitu saja,” tambahnya.
Komentar itu semakin memperkuat pandangan publik bahwa United masih jauh dari kata siap bersaing. Klub sebesar Manchester United tentu dituntut memiliki kiper berpengalaman dan dominan, seperti halnya Peter Schmeichel dan Edwin van der Sar di masa kejayaan.
Tantangan MU di Awal Musim
Masalah kiper hanyalah salah satu bagian dari tantangan besar United di awal musim ini. Dari tujuh laga perdana Premier League, mereka baru meraih dua kemenangan. Hasil buruk melawan Brentford, Manchester City, dan Bayern Munchen di Liga Champions menunjukkan betapa rapuhnya skuad Ruben Amorim menghadapi lawan-lawan kuat.
Bruno Fernandes sebagai kapten tim juga belum mampu menjadi pemimpin yang membawa stabilitas. Gagalnya penalti melawan Brentford semakin menambah daftar momen mengecewakan di awal musim. Crouch menilai, meski Lammens mungkin akan berkembang di masa depan, saat ini United membutuhkan solusi instan untuk menghentikan laju negatif.
“United selalu dikenal punya kiper dominan. Saat ini, mereka kehilangan figur itu. Martinez seharusnya menjadi pilihan ideal karena sesuai profil dan kebutuhan tim,” ungkap Crouch.
Pertandingan berikutnya melawan Sunderland di Premier League menjadi ujian besar. Kemenangan wajib diraih agar tekanan tidak semakin membebani Amorim. Bila kembali gagal, situasi bisa berubah lebih buruk dan memicu isu pergantian pelatih lebih cepat.
Transfer Besar Tanpa Dampak Nyata
Belanja hampir 200 juta pounds ternyata belum berdampak signifikan bagi United. Benjamin Sesko memang menjanjikan dengan potensi golnya, tetapi masih butuh waktu beradaptasi. Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha belum tampil sesuai ekspektasi, sedangkan Lammens bahkan belum diberikan menit bermain. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai strategi transfer klub yang terkesan tidak terarah.
Dibanding memperkuat area yang benar-benar lemah seperti posisi kiper, United justru menumpuk pemain depan. Hal ini menimbulkan ketidakseimbangan yang makin terlihat dalam permainan. Lini pertahanan rapuh, kiper tidak meyakinkan, dan serangan seringkali kehilangan efektivitas.
Ruben Amorim kini berada dalam sorotan tajam. Banyak pihak menilai performa tim di bawah asuhannya justru lebih buruk dibandingkan masa kepelatihan Erik ten Hag. Jika tidak segera menemukan solusi, ia bisa menjadi korban selanjutnya dari siklus kegagalan manajer di Old Trafford.