PSIM Yogyakarta jadi sorotan besar setelah menunjukkan performa luar biasa di BRI Super League 2025/26, bahkan mendapat julukan sebagai ‘pembunuh raksasa’. Tim berjuluk Laskar Mataram itu tampil mengejutkan sejak awal musim dengan hasil-hasil yang sulit dipercaya. Sebagai juara Liga 2 musim lalu, PSIM datang ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia tanpa banyak ekspektasi. Namun, kenyataannya mereka mampu menahan tim besar seperti Persib Bandung, hingga mengalahkan klub papan atas seperti Persebaya Surabaya, Malut United, dan Bali United.
Kisah ini menjadi salah satu fenomena menarik di awal musim BRI Super League. Banyak pengamat yang menilai PSIM hanya akan menjadi tim pelengkap kompetisi, tetapi catatan mereka sejauh ini justru membuat publik terkagum. Dari enam laga yang sudah dijalani, Laskar Mataram berhasil mencatat tiga kemenangan, dua hasil imbang, dan hanya sekali kalah. Dengan koleksi 11 poin, PSIM langsung merangsek ke papan atas klasemen, sejajar dengan Persija Jakarta. Tidak berlebihan jika label ‘pembunuh raksasa’ kini melekat pada tim asal Yogyakarta ini.
Awal Mengejutkan di Kandang Persebaya
Debut PSIM di BRI Super League berlangsung di markas besar Persebaya Surabaya, Stadion Gelora Bung Tomo. Meski tampil sebagai tim tamu dan minim pengalaman di kasta tertinggi, Laskar Mataram bermain disiplin. Hasilnya, mereka mencuri tiga poin berharga dengan kemenangan tipis 1-0. Gol tunggal dalam laga itu langsung mengirim sinyal bahwa PSIM tidak bisa dipandang sebelah mata.
Kemenangan tersebut menjadi modal mental yang sangat penting. Para pemain tampil percaya diri, sementara dukungan suporter makin menguat setelah kemenangan bersejarah itu.
Tertahan di Laga Kedua
Pada pekan kedua, PSIM meladeni Arema FC di Stadion Sultan Agung. Meski tampil di kandang, mereka gagal meraih kemenangan. Pertandingan berakhir imbang 1-1 setelah kedua tim bermain terbuka. Hasil ini tetap dianggap positif karena menunjukkan konsistensi PSIM menghadapi tim-tim dengan pengalaman panjang di Liga 1.
Menahan Juara Bertahan Persib Bandung
Momen lain yang menambah reputasi PSIM adalah hasil imbang kontra Persib Bandung di pekan ketiga. Menghadapi Maung Bandung, juara back to back BRI Super League, PSIM kembali menunjukkan ketangguhan mereka. Bermain di depan pendukung sendiri, Laskar Mataram mampu mengimbangi permainan Persib hingga laga berakhir dengan skor 1-1.
Bagi banyak pihak, hasil ini menjadi salah satu indikator bahwa PSIM benar-benar siap bersaing di papan atas. Menahan tim sekaliber Persib adalah pencapaian besar bagi tim promosi.
Menang Tandang di Markas Malut United
Pekan keempat menjadi lanjutan kisah manis PSIM. Kali ini mereka bertandang ke markas Malut United dan berhasil menang dengan skor 2-0. Performa disiplin lini belakang serta efektivitas serangan membuat PSIM mampu meredam perlawanan tuan rumah.
Kemenangan tandang ini memperkuat reputasi PSIM sebagai tim yang bukan sekadar beruntung, tetapi memang punya kualitas.
Kekalahan Pertama dari Borneo FC
Tren positif PSIM sempat terhenti di pekan kelima saat menjamu Borneo FC. Laskar Mataram harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor 1-3. Hasil ini menjadi kekalahan pertama mereka di BRI Super League musim ini.
Meski kalah, performa PSIM tetap mendapat apresiasi. Borneo FC memang tampil konsisten dan saat ini berada di puncak klasemen, sehingga hasil tersebut bisa dianggap wajar bagi tim promosi.
Membungkam Bali United di Depan Publik Sendiri
PSIM kembali bangkit di pekan keenam. Bertandang ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, mereka sukses mempermalukan Bali United dengan skor 3-1. Yang menarik, PSIM sempat tertinggal lebih dulu sebelum membalikkan keadaan. Kemenangan ini semakin mempertegas status Laskar Mataram sebagai ‘pembunuh raksasa’.
Tiga gol yang bersarang ke gawang Bali United menunjukkan produktivitas lini serang PSIM. Selain itu, mentalitas para pemain terbukti kokoh meski menghadapi tekanan suporter lawan.
Produktivitas dan Pertahanan yang Solid
Dalam enam pertandingan awal, PSIM sudah mencetak sembilan gol dan hanya kebobolan enam kali. Catatan tersebut memperlihatkan keseimbangan antara lini serang dan pertahanan.
Statistik ini juga menjadi alasan mengapa PSIM begitu kompetitif. Mereka tidak hanya mampu mencetak gol, tetapi juga cukup disiplin menjaga pertahanan. Inilah kombinasi yang membuat mereka bisa bersaing dengan klub mapan di liga.
Laskar Mataram Jadi Fenomena Baru
Label ‘pembunuh raksasa’ memang pantas disematkan kepada PSIM Yogyakarta. Sebagai tim promosi, mereka tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berani menantang tim-tim besar. Hasil imbang melawan Persib, kemenangan atas Persebaya, Malut United, dan Bali United adalah bukti nyata.
Kisah PSIM Yogyakarta di BRI Super League 2025/26 jelas menjadi salah satu cerita paling menarik di awal musim. Publik kini menunggu apakah konsistensi ini bisa terus berlanjut hingga akhir kompetisi.