Manchester United jadi tim terlemah hadapi sepak pojok di Premier League berdasarkan statistik terbaru yang dirilis sepanjang musim 2023/2024 hingga awal musim 2025/2026. Catatan buruk ini menunjukkan bahwa pertahanan Setan Merah masih belum solid dalam mengantisipasi situasi bola mati.
Kelemahan tersebut terlihat jelas sejak laga perdana musim 2025/2026, ketika Arsenal mencetak gol kemenangan melalui eksekusi sepak pojok di Old Trafford. Gol itu semakin memperkuat pandangan bahwa United adalah tim paling rapuh menghadapi ancaman dari corner kick. Para suporter pun mulai mempertanyakan kualitas lini pertahanan dan peran staf pelatih dalam memperbaiki situasi tersebut.
Organisasi pertahanan MU sering terlihat kacau, terutama ketika menghadapi duel udara di kotak penalti. Lawan bisa dengan mudah memanfaatkan ruang kosong dan kesalahan marking dari para pemain belakang. Padahal, untuk klub sebesar Manchester United, kelemahan seperti ini tidak bisa terus dibiarkan berlarut-larut.
Tekanan kini mengarah pada staf pelatih set-piece, termasuk Carlos Fernandes, yang mendapat tugas khusus memperbaiki pertahanan bola mati. Jika masalah ini tidak segera diatasi, peluang United bersaing di papan atas bisa semakin menipis. Inilah analisis lengkap mengenai buruknya pertahanan MU saat menghadapi sepak pojok di Premier League.
Masalah Serius Manchester United dalam Menghadapi Sepak Pojok
Sejak musim 2023/2024 dimulai, Manchester United sudah kebobolan 23 gol hanya dari situasi sepak pojok. Angka ini menempatkan mereka di posisi terburuk dibandingkan tim lain di Premier League.
Nottingham Forest tercatat kebobolan 20 gol, Tottenham dan Wolverhampton sama-sama 19 kali, sementara West Ham 17 kali. Statistik ini memperlihatkan betapa rapuhnya organisasi pertahanan United dibandingkan rival-rival mereka.
Lebih mengejutkan lagi, jika digabungkan dengan seluruh jenis set-piece, termasuk tendangan bebas hingga penalti, United sudah kebobolan 40 gol sejak awal musim lalu. Angka ini hanya sedikit lebih baik dari Tottenham dengan 41 gol kebobolan dan Wolves dengan 47 gol.
Fakta ini jelas memperlihatkan bahwa MU bukan hanya bermasalah pada permainan terbuka, tetapi juga benar-benar lemah dalam menghadapi bola mati. Kondisi ini membuat banyak pengamat menilai bahwa Ruben Amorim harus segera menemukan solusi.
Contoh Kasus yang Merugikan MU
Kelemahan MU dalam menghadapi sepak pojok tidak hanya terlihat sekali, tetapi berulang di banyak pertandingan penting.
Pada pramusim melawan Fiorentina, Simon Sohm mencetak gol melalui skema sepak pojok sederhana. Dalam rekaman ulang terlihat ada dua pemain lawan yang dibiarkan bebas tanpa penjagaan ketat. Kesalahan organisasi ini jelas menunjukkan kurangnya disiplin dalam bertahan.
Kasus lebih nyata terjadi pada pekan pertama Premier League 2025/2026 saat melawan Arsenal. Declan Rice mencetak gol kemenangan melalui kombinasi corner kick yang melibatkan Gabriel sebagai penghalang kiper Altay Bayindir. Situasi ini memperlihatkan betapa mudahnya lawan mengeksploitasi kelemahan MU.
Permasalahan seperti ini tidak hanya soal kualitas individu, tetapi juga koordinasi tim. Para pemain terlihat sering kehilangan fokus dalam situasi penting, sehingga lawan bisa mencetak gol tanpa kesulitan berarti.
Tantangan Besar untuk Ruben Amorim
Pelatih Ruben Amorim sadar betul bahwa pertahanan MU dalam menghadapi bola mati menjadi sorotan utama. Ia bahkan sempat meminta perlindungan ekstra untuk kiper dari wasit ketika terjadi kontak fisik di kotak penalti. Namun, permintaan itu tak mendapat tanggapan serius.
Amorim kemudian menegaskan bahwa United harus beradaptasi dengan kondisi tersebut. Ia mulai menyiapkan strategi baru, salah satunya dengan memberikan perlindungan ekstra pada kiper, baik Bayindir maupun Andre Onana.
Namun langkah ini juga berisiko menimbulkan lebih banyak duel fisik. Wasit di Premier League pun diprediksi harus bekerja keras mengawasi setiap benturan di area penalti.
Selain itu, Amorim dituntut menemukan pola pertahanan yang lebih disiplin. Penempatan pemain tinggi di tiang dekat, pengawalan ketat terhadap lawan utama, serta fokus penuh pada duel udara menjadi hal wajib jika United ingin bangkit.
Apakah Amorim Mampu Membawa Perubahan?
Manchester United kini menyandang predikat sebagai tim paling rapuh menghadapi sepak pojok di Premier League. Statistik 23 gol kebobolan dari corner sejak musim lalu adalah alarm keras bagi Ruben Amorim dan staf pelatihnya.
Tanpa solusi konkret, peluang MU bersaing di papan atas akan semakin sulit. Pertahanan yang kokoh dalam menghadapi bola mati bukan hanya detail kecil, tetapi faktor penting yang bisa menentukan hasil akhir pertandingan.
Apakah Amorim mampu membawa perubahan cepat? Para fans United tentu berharap kelemahan ini segera berakhir agar klub kebanggaan mereka bisa kembali disegani di Premier League.