Persiapan Timnas Irak jelang putaran ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan pecinta sepak bola Asia. Tim berjuluk Singa Mesopotamia ini tengah menghadapi situasi yang kurang menguntungkan karena kondisi internal yang jauh dari kata ideal. Salah satu faktor utamanya adalah kompetisi domestik Liga Irak yang belum juga bergulir, sehingga membuat para pemain kehilangan ritme bertanding. Situasi ini berpotensi merugikan tim nasional saat harus melawan lawan kuat seperti Arab Saudi maupun Indonesia pada laga resmi bulan Oktober mendatang.
Meski begitu, Irak tetap menunjukkan langkah positif dengan memanfaatkan ajang Piala Raja Thailand 2025 sebagai sarana pemanasan. Turnamen ini diikuti empat negara, yaitu tuan rumah Thailand, Hong Kong, Fiji, serta Irak. Agenda yang berlangsung pada awal September mendatang menjadi kesempatan penting bagi pelatih Graham Arnold untuk meracik strategi. Uji coba ini memang tidak menghadirkan lawan yang setara kualitasnya, namun dapat membantu skuad Irak kembali menemukan ritme dan membangun kekompakan tim.
Dengan kondisi yang masih amburadul, uji coba di Thailand dipandang sebagai solusi realistis. Selain meminimalisasi risiko cedera, pertandingan melawan lawan yang relatif lebih ringan diharapkan mampu menjaga moral para pemain agar tetap percaya diri menghadapi putaran berikutnya.
Masalah yang Menghantui Timnas Irak
Menurut asisten pelatih Nizar Ashraf, persoalan Irak tidak hanya sebatas fisik pemain. Ia menilai sebagian besar pemain memasuki fase istirahat panjang tanpa aktivitas, karena Liga Irak tak kunjung dimulai. Akibatnya, banyak pemain yang belum siap bertanding baik bersama klub maupun tim nasional.
Selain itu, aspek mental juga menjadi perhatian. Ashraf menekankan bahwa pelatih Graham Arnold memiliki peran penting dalam menjaga semangat skuad. Ia memuji kemampuan Arnold dalam meningkatkan moral pemain serta membangun motivasi bertanding meski dalam kondisi sulit. Menurutnya, keberhasilan mengangkat kepercayaan diri pemain bisa berdampak besar terhadap performa tim di lapangan.
Kritik Terhadap Uji Coba di Piala Raja Thailand
Keikutsertaan Irak di Piala Raja Thailand 2025 menuai kritik dari berbagai pihak. Lawan seperti Hong Kong, Fiji, dan tuan rumah Thailand dianggap belum berada di level kompetitif yang sesuai untuk mempersiapkan diri menghadapi tim besar Asia.
Sebagai perbandingan, Arab Saudi memilih beruji coba melawan Makedonia Utara dan Republik Ceko, sementara Timnas Indonesia dijadwalkan melawan Kuwait serta Lebanon. Situasi ini membuat Irak dinilai kurang menantang dirinya sendiri sebelum menghadapi laga penting.
Meski demikian, bagi pelatih Arnold, turnamen ini tetap menjadi ajang berguna. Ia membutuhkan wadah untuk menguji taktik, memperkuat chemistry antar pemain, dan menjaga kondisi fisik mereka. Dengan kondisi tim yang belum ideal, menghadapi lawan sepadan justru dikhawatirkan berisiko menambah masalah, seperti cedera atau kekalahan telak yang dapat menurunkan mental pemain.
Graham Arnold dan Proses Membangun Era Baru
Sejak resmi menangani Timnas Irak, Graham Arnold berusaha membangun fondasi jangka panjang. Pertandingan terakhir kontra Yordania pada Juni lalu menjadi titik awal bagi sang pelatih dalam merancang strategi. Ia dikenal fleksibel dalam menghadapi berbagai situasi sulit, termasuk membatalkan agenda uji coba setelah Piala Super Irak ditiadakan.
Alih-alih pasrah, Arnold justru menyempatkan diri menghadiri sesi latihan klub-klub Irak. Tujuannya jelas: memberikan dorongan langsung kepada para pemain agar tetap termotivasi meski kompetisi belum berjalan. Pendekatan personal ini diapresiasi banyak pihak karena menunjukkan komitmen besar sang pelatih untuk membangkitkan Timnas Irak.
Langkah-langkah Arnold menandai lahirnya era baru bagi Singa Mesopotamia. Ia tak hanya fokus pada strategi, tetapi juga pada pembangunan mental, kepercayaan diri, serta budaya profesionalisme yang lebih kuat di dalam skuad.
Harapan di Uji Coba Kontra Thailand
Uji coba melawan Thailand menjadi salah satu laga yang paling ditunggu. Lawan ini dinilai cukup seimbang dan mampu memberikan gambaran nyata seberapa siap Irak menghadapi tim Asia Tenggara lain seperti Indonesia. Selain itu, Thailand memiliki permainan cepat dan teknis, sesuatu yang bisa menjadi bahan evaluasi penting bagi Arnold.
Menurut Ashraf, ada dua keuntungan utama yang bisa diperoleh Irak dari turnamen ini. Pertama, mereka dapat meminimalkan risiko cedera serius karena lawan tidak terlalu agresif. Kedua, Irak bisa menjaga moral pemain tetap tinggi, sehingga tidak terbebani hasil buruk sebelum memasuki pertandingan resmi di putaran keempat kualifikasi.
Jika mampu memanfaatkan turnamen ini dengan baik, Irak bisa meningkatkan koordinasi antar lini, menemukan formasi terbaik, serta menguji kombinasi pemain yang selama ini belum mendapat kesempatan tampil bersama.