Pekan kedua BRI Super League 2025/2026 menghadirkan kejutan besar dengan tumbangnya Persib Bandung sebagai juara bertahan. Kekalahan tersebut menjadi sorotan utama, terutama karena terjadi saat menghadapi tim promosi, Persijap Jepara, di Stadion Gelora Bumi Kartini pada Senin (18/8/2025). Laskar Kalinyamat yang baru kembali ke kasta tertinggi mampu memberikan pelajaran berharga bagi Maung Bandung.
Namun, pekan kedua tidak hanya tentang kekalahan Persib. Ada banyak catatan penting lain yang menarik perhatian pencinta sepak bola Indonesia. Persija Jakarta dan Borneo FC tampil impresif dengan menjaga start sempurna, sementara performa tim tuan rumah justru terlihat melempem. Selain itu, penyerang lokal mulai menunjukkan ketajaman, sebuah sinyal positif bagi perkembangan talenta Indonesia.
Pekan ini juga menyingkap masalah kedisiplinan dengan keluarnya dua kartu merah. Fakta-fakta tersebut menegaskan bahwa kompetisi musim ini akan berlangsung ketat, penuh drama, dan tak terduga. Berikut adalah lima catatan menarik dari pekan kedua BRI Super League 2025/2026.
Persija Jakarta dan Borneo FC Tampil Sempurna
Hanya ada dua tim yang mampu mempertahankan rekor sempurna hingga pekan kedua, yaitu Persija Jakarta dan Borneo FC. Persija tampil dominan saat melawan Persis Solo dengan kemenangan telak 3-0 di Stadion Manahan. Macan Kemayoran tidak hanya menunjukkan ketajaman lini depan, tetapi juga solid di sektor pertahanan.
Borneo FC juga tidak mau kalah. Pesut Etam sukses meraih kemenangan tipis 1-0 atas PSBS Biak di laga tandang. Hasil tersebut membawa keduanya sama-sama mengoleksi enam poin dan memuncaki klasemen sementara.
Menariknya, Persija dan Borneo FC belum sekalipun kebobolan. Clean sheet di dua laga awal membuat keduanya terlihat sebagai kandidat serius juara musim ini. Konsistensi tentu akan menjadi kunci untuk menjaga momentum tersebut.
Persib Bandung Tersungkur di Jepara
Kejutan terbesar datang dari laga Persijap Jepara kontra Persib Bandung. Sebagai tim promosi, Persijap tampil penuh determinasi dan berhasil menumbangkan juara bertahan dengan skor 2-1.
Pertandingan berlangsung dramatis. Setelah tertinggal lewat gol Franca, Persib sempat menyamakan kedudukan lewat penalti Uilliam Barros di menit 90+2. Sayangnya, harapan mereka pupus hanya semenit kemudian ketika Sudi Abdallah mencetak gol penentu kemenangan tuan rumah.
Hasil ini membuat Persib gagal mempertahankan tren positif. Start yang kurang meyakinkan ini menjadi tanda bahwa Maung Bandung harus segera berbenah jika ingin kembali bersaing di jalur juara.
Minim Kemenangan Tuan Rumah
Pekan kedua BRI Super League juga memperlihatkan lemahnya dominasi tim tuan rumah. Dari sembilan pertandingan yang dimainkan, hanya dua tim yang berhasil meraih kemenangan di kandang, yakni Semen Padang dan Persijap Jepara.
Semen Padang mencatat kejutan lain dengan mengalahkan Dewa United 2-0. Sementara itu, Persijap sukses memanfaatkan dukungan penuh suporter untuk menumbangkan Persib.
Sebaliknya, tujuh tuan rumah lainnya gagal meraih hasil maksimal. Empat di antaranya bahkan harus kalah di depan publik sendiri. Fakta ini menunjukkan bahwa atmosfer kandang tidak lagi menjadi jaminan kemenangan di musim ini.
Penyerang Lokal Mulai Bersinar
Meski dominasi pencetak gol masih dipegang penyerang asing, pekan kedua menjadi panggung bagi pemain lokal. Setidaknya tiga penyerang Indonesia berhasil mencatatkan nama mereka di papan skor.
Irfan Jaya menyumbang gol untuk Bali United, Taufany Muslihuddin mencetak gol penentu kemenangan Madura United, dan Eksel Runtukahu turut membawa Persija meraih hasil maksimal.
Gol Taufany yang krusial menjadi bukti bahwa pemain lokal bisa tampil menentukan. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi perkembangan sepak bola nasional, sekaligus peluang bagi mereka untuk dilirik Timnas Indonesia.
Dua Kartu Merah Warnai Pekan Kedua
Masalah disiplin juga menjadi catatan tersendiri di pekan kedua. Wasit harus mengeluarkan dua kartu merah dalam sembilan pertandingan.
Bek tengah Arema FC, Yann Motta, mendapat kartu merah saat menghadapi PSIM Yogyakarta. Sementara itu, bintang baru Persija, Allano Lima, juga diusir keluar lapangan karena terlibat insiden dengan pemain Persis Solo.
Kartu merah ini menjadi peringatan bahwa kedisiplinan sangat penting di kompetisi ketat. Tim yang tidak mampu mengontrol emosi bisa kehilangan poin berharga karena harus bermain dengan sepuluh orang.