Timnas Indonesia lebih sering bermain di kandang saat FIFA Matchday karena strategi khusus yang dijalankan oleh PSSI di bawah pimpinan Erick Thohir. Dalam beberapa tahun terakhir, publik sepak bola nasional mulai menyadari adanya pola unik dalam pelaksanaan laga-laga uji coba internasional yang dijalani skuad Garuda. Alih-alih bertanding ke luar negeri seperti kebanyakan negara lain, Indonesia justru lebih memilih tampil sebagai tuan rumah di berbagai kesempatan resmi FIFA Matchday.
Kebijakan ini bukan sekadar kebetulan. Menurut Ketua Umum PSSI Erick Thohir, pendekatan tersebut merupakan bagian dari visi jangka panjang yang menggabungkan aspek teknis, promosi olahraga, serta pertumbuhan ekonomi. Sejak menjabat, Erick telah mengawal enam periode FIFA Matchday. Dari jumlah itu, lima laga dilangsungkan di tanah air, termasuk dua pertandingan melawan Burundi pada Maret 2025 di Stadion Patriot Candrabhaga, serta laga melawan Argentina dan Palestina yang digelar di dua stadion berbeda pada Juni 2025.
Hanya satu laga tandang yang tercatat dalam periode tersebut, yakni saat menghadapi Libya di Antalya, Turki, pada Januari 2024. Pertandingan itu sendiri merupakan bagian dari pemusatan latihan sebelum Piala Asia 2023 di Qatar. Dengan demikian, mayoritas agenda pertandingan resmi FIFA Timnas Indonesia terjadi di dalam negeri. Lalu, apa alasan utamanya?
Daya Tarik Sepak Bola Nasional di Mata Dunia Semakin Tinggi
Salah satu faktor dominan di balik keputusan PSSI menggelar laga kandang adalah meningkatnya daya tarik sepak bola Indonesia di mata dunia. Erick Thohir mengungkap bahwa atmosfer stadion di Indonesia telah menarik perhatian negara-negara lain yang ingin merasakan langsung euforia pertandingan di tanah air.
Menurutnya, kehadiran Argentina pada pertengahan tahun lalu menjadi titik balik penting. “Mungkin karena kita sempat undang Argentina, sekarang banyak tim pengin coba main di sini,” ungkap Erick melalui kanal YouTube Liputan6. Hal tersebut terbukti dari antusiasme negara-negara lain yang menunjukkan minat tinggi terhadap uji coba di Indonesia.
Tak hanya tim nasional asing, para konten kreator dan media internasional pun turut melirik Indonesia sebagai lokasi yang menarik. Banyak YouTuber dan influencer dari luar negeri sengaja datang untuk meliput dan menciptakan konten saat Timnas Indonesia bermain di kandang. Fenomena ini memperlihatkan besarnya potensi promosi dan pencitraan positif terhadap sepak bola nasional yang kini tengah berkembang pesat.
Dukungan Penonton Meningkat, Dampak Positif pada Ekonomi Sepak Bola
Bermain di kandang tentu memberikan keuntungan tambahan bagi Timnas Indonesia. Salah satunya adalah dukungan penuh dari para suporter yang memadati stadion setiap kali skuad Garuda bertanding. Hal ini secara langsung meningkatkan semangat pemain dan menambah atmosfer kompetitif yang dibutuhkan untuk menguji performa tim.
Namun, bukan hanya aspek teknis yang menjadi pertimbangan PSSI. Erick Thohir menyebutkan bahwa pertandingan kandang juga memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi olahraga nasional. Menurutnya, pertandingan Timnas bisa menjadi pemicu berkembangnya sektor-sektor terkait seperti pariwisata, industri kreatif, media, dan UMKM.
“Ketika kita membangun sepak bola, ekonomi sepak bola nasional juga ikut tumbuh. Ini jadi bagian penting,” jelas Erick. Ia juga menambahkan bahwa lonjakan rating televisi dan pemberitaan media yang tinggi setiap kali Timnas berlaga menjadi indikator bahwa minat publik terus meningkat.
Menumbuhkan Industri Sepak Bola yang Mandiri dan Berkelanjutan
Dengan tingginya animo terhadap pertandingan kandang Timnas, Erick Thohir optimis bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk membangun industri sepak bola yang mandiri. Ia menegaskan bahwa strategi ini bukan hanya fokus pada pencapaian jangka pendek, melainkan untuk menyiapkan fondasi bagi masa depan.
PSSI ingin membentuk ekosistem sepak bola yang tidak bergantung penuh pada bantuan luar negeri. Sebaliknya, dengan meningkatkan kualitas pertandingan dalam negeri dan memperluas dampak ekonominya, industri sepak bola Indonesia bisa menjadi mandiri serta berkontribusi terhadap pembangunan nasional.
“Kalau bicara bola sekarang, rating tinggi. Bicara hal lain, belum tentu. Ini bukti bahwa kita sedang berada di momen emas,” tutur Erick menutup pernyataannya.
Strategi Bermain di Kandang Jadi Pilar Perkembangan Sepak Bola Nasional
Seringnya Timnas Indonesia bermain di kandang saat FIFA Matchday bukanlah hal kebetulan. Di balik kebijakan tersebut, terdapat visi besar dari PSSI untuk mengangkat citra sepak bola nasional, memperkuat ekonomi olahraga. Serta menciptakan atmosfer kompetisi yang mendukung perkembangan pemain dan pelatih.
Dengan meningkatnya ketertarikan negara lain untuk bertanding di Indonesia serta antusiasme masyarakat yang luar biasa, strategi ini tampaknya akan terus berlanjut. PSSI berharap pendekatan ini mampu mengantarkan Indonesia menjadi kekuatan baru dalam sepak bola Asia. Baik dari sisi prestasi maupun infrastruktur industrinya.