Ruang ganti Inter Milan sedang diterpa konflik internal serius menjelang musim 2025/2026, setelah terjadi perselisihan antara dua pemain kunci, Lautaro Martinez dan Hakan Calhanoglu. Situasi ini memaksa pelatih anyar Cristian Chivu mengambil langkah cepat dengan menggelar rapat darurat bersama skuad dan manajemen klub. Ketegangan yang berawal dari komentar terbuka dan interaksi di media sosial itu mengancam harmoni tim, hanya beberapa pekan sebelum kompetisi resmi dimulai.
Chivu, yang baru menjabat sebagai pelatih kepala menggantikan Simone Inzaghi, tidak ingin membiarkan konflik ini merusak fondasi tim yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Ia langsung mengumpulkan para pemain di Charlotte, Amerika Serikat—lokasi tur pramusim Inter—untuk menyelesaikan ketegangan secara langsung.
Kondisi ini mencuat usai Lautaro menyampaikan kritik pedas menyusul kegagalan Inter di ajang Piala Dunia Antarklub. Komentar itu disindir balik oleh Calhanoglu melalui unggahan Instagram, yang kemudian disukai oleh Marcus Thuram. Semua tindakan tersebut membuat publik dan internal tim mempertanyakan soliditas skuad Nerazzurri jelang musim baru.
Rapat Darurat Cristian Chivu di Tengah Tur Pramusim
Langkah cepat diambil Cristian Chivu ketika konflik antar pemain mulai tercium publik. Menurut laporan eksklusif dari La Gazzetta dello Sport, sang pelatih memanggil seluruh anggota tim dan jajaran manajemen ke sebuah pertemuan tertutup pada Selasa (1/7/2025) di hotel tim di Charlotte, Amerika Serikat.
Rapat tersebut digelar hanya beberapa jam sebelum tim kembali ke Italia setelah menyelesaikan agenda tur pramusim. Dalam pertemuan itu, Chivu menekankan pentingnya menjaga kesatuan skuad, terutama menjelang musim kompetisi baru yang penuh tantangan.
Menurut sumber internal klub, atmosfer dalam rapat berlangsung cukup terbuka. Chivu memberikan ruang bagi pemain senior seperti Stefan de Vrij dan Henrikh Mkhitaryan untuk menyampaikan pendapat. Para pemain secara umum menyambut baik langkah tersebut, menilai bahwa pelatih menunjukkan sikap proaktif dan kepemimpinan kuat.
Awal Mula Perseteruan Lautaro-Calhanoglu
Konflik bermula setelah Inter Milan tersingkir secara mengejutkan di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. Seusai laga, Lautaro Martinez menyampaikan pernyataan kepada media yang menyinggung soal kurangnya semangat juang sebagian pemain dalam skuad. Tanpa menyebut nama, komentarnya dianggap sebagai kritik tajam yang mengarah kepada beberapa rekan satu tim.
Tak berselang lama, Hakan Calhanoglu membalas sindiran tersebut secara terbuka melalui akun Instagram miliknya. Dalam unggahan itu, Calhanoglu menyebut pernyataan Lautaro sebagai “komentar yang tidak membangun dan bisa menghancurkan persatuan tim.”
Unggahan tersebut sontak memicu perhatian publik, terlebih setelah Marcus Thuram menyukai postingan itu. Tindakan Thuram memancing spekulasi adanya kelompok atau faksi dalam ruang ganti Inter, sesuatu yang berbahaya bagi dinamika skuad.
Absennya Calhanoglu Tambah Bumbu Drama
Situasi semakin rumit karena Hakan Calhanoglu tidak hadir dalam rapat darurat yang digelar Chivu. Gelandang asal Turki itu sudah lebih dulu kembali ke Eropa untuk menjalani pemulihan cedera hamstring. Ketidakhadirannya dalam diskusi yang sangat penting ini menimbulkan pertanyaan, apakah Calhanoglu bersedia menyelesaikan masalah secara internal atau justru merasa terisolasi dari skuad.
Sebagian media Italia mengangkat isu bahwa Calhanoglu kecewa dengan perlakuan internal klub setelah insiden tersebut, terutama karena tidak ada pernyataan resmi dari manajemen yang membela atau menengahi pertikaian ini secara netral.
Respons Tim dan Tanggapan Thuram
Beberapa pemain senior Inter menyampaikan dukungan terhadap langkah Chivu, termasuk kapten kedua klub, Denzel Dumfries. Ia menilai bahwa ketegasan pelatih baru tersebut bisa membantu menjaga kohesi tim di tengah tekanan besar menyambut musim baru.
Sementara itu, Marcus Thuram yang sebelumnya menyukai unggahan Calhanoglu akhirnya memberikan klarifikasi melalui wawancara singkat dengan media klub. Ia menyebut tindakannya hanyalah “respon spontan” tanpa maksud mendukung pihak mana pun. Namun, publik kadung menilai bahwa ruang ganti Inter saat ini sedang tidak harmonis.
Chivu Hadapi Ujian Pertama Sebagai Pelatih Kepala
Cristian Chivu menghadapi tantangan besar di awal masa jabatannya. Pelatih asal Rumania itu sebelumnya sukses menangani tim muda Inter, tetapi belum memiliki pengalaman di level senior. Kini, ia harus menyatukan kembali ruang ganti yang mulai terbelah.
Langkah cepat dan transparan yang ia ambil menjadi sinyal positif. Namun, menyatukan pemain bintang dengan ego besar bukan perkara mudah, terutama dalam klub dengan ekspektasi tinggi seperti Inter Milan.
Musim 2025/2026 akan menjadi pembuktian besar bagi Chivu. Jika ia berhasil menuntaskan konflik internal ini dan membawa Inter kembali kompetitif, kepercayaan terhadapnya akan meningkat. Sebaliknya, jika konflik terus meruncing, jabatan pelatih bisa terancam sebelum musim mencapai paruhnya.