Victor Vazquez adalah lulusan La Masia yang pernah disebut lebih hebat dari Lionel Messi, namun takdir berkata lain. Akademi Barcelona dikenal sebagai tempat lahirnya talenta luar biasa dalam sejarah sepak bola dunia. Salah satu generasi terbaiknya, “Class of 1987”, melahirkan nama-nama besar seperti Lionel Messi, Cesc Fabregas, dan Gerard Pique. Namun dari semua nama besar itu, satu nama sempat mendapat pujian tertinggi saat masih remaja: Victor Vazquez.
Dikenal sebagai gelandang serang kreatif, Victor disebut-sebut memiliki teknik, visi bermain, dan kontrol bola yang lebih baik daripada Messi. Sebuah pernyataan besar yang datang dari para pelatih La Masia dan mantan rekan setimnya sendiri. Namun, sepak bola tak hanya soal bakat. Cedera, keputusan karier, dan keberuntungan memainkan peran yang tak kalah besar dalam menentukan jalan hidup seorang pemain.
Kini, di usia 38 tahun, nama Victor Vazquez nyaris tenggelam dari perbincangan utama sepak bola. Namun kisahnya tetap menarik untuk disimak, karena menjadi gambaran nyata tentang betapa tipisnya batas antara menjadi legenda dan terlupakan.
Persaingan Sejak Kecil di La Masia
Victor Vazquez tumbuh bersama generasi emas La Masia yang luar biasa. Ia bergabung di akademi sejak usia dini dan dengan cepat menunjukkan kualitas istimewa di lini tengah. Dalam setiap pertandingan, Victor selalu menjadi sorotan utama berkat gaya bermainnya yang tenang, elegan, dan cerdas.
Persaingannya dengan Lionel Messi sudah dimulai sejak usia belia. Cesc Fabregas pernah mengungkapkan bahwa saat Victor mencetak empat gol, Messi akan merespons dengan lima gol di pertandingan berikutnya. Mereka saling mendorong satu sama lain untuk terus berkembang.
Banyak pelatih akademi bahkan menganggap Victor lebih lengkap dibanding Messi. Ia memiliki visi bermain yang tajam, kaki kanan yang presisi, dan kemampuan memimpin serangan dari lini kedua. Pada masa itu, Victor diyakini sebagai calon bintang besar Barcelona, bahkan disebut-sebut sebagai pemimpin generasi masa depan.
Mimpi yang Dihancurkan oleh Cedera
Namun seperti yang sering terjadi dalam dunia sepak bola, cedera bisa menjadi akhir dari cerita indah. Pada tahun 2009, saat sedang tampil gemilang bersama Barcelona B, Victor mengalami cedera lutut serius yang membuatnya absen panjang. Cedera tersebut menjadi titik balik yang merenggut hampir seluruh potensinya.
Sementara Lionel Messi terus menapaki jalan menuju kejayaan, menjadi ikon dunia dan legenda Barcelona, Victor justru tertahan. Ia hanya mencatatkan tiga penampilan dan satu gol untuk tim utama Barcelona, sebelum akhirnya dilepas secara permanen pada 2011.
Kondisi tersebut mengubah nasibnya secara drastis. Dari calon bintang utama, ia harus memulai kembali dari nol, menjelajah berbagai liga dunia untuk tetap menjaga nyala kariernya.
Keliling Dunia, Menjaga Asa
Meski gagal bersinar di Camp Nou, semangat Victor Vazquez tak pernah padam. Ia memulai petualangan barunya bersama Club Brugge di Belgia, tempat ia kembali menemukan kepercayaan diri dan tampil impresif. Setelah itu, kariernya berlanjut ke Meksiko bersama Cruz Azul, lalu berkelana ke Qatar, India, dan akhirnya menemukan puncak kejayaannya di Major League Soccer (MLS).
Bersama Toronto FC di tahun 2017, Victor memainkan peran kunci dalam mengantarkan klub meraih gelar MLS Cup. Ia mencetak delapan gol dan mencatatkan banyak assist, membuktikan bahwa kemampuannya belum habis. Di usia 30-an, Victor justru mampu tampil sebagai pemain kreatif yang dominan di kompetisi Amerika Utara.
Masih Bermain di Usia Senja
Pada usia 38 tahun, Victor Vazquez masih aktif bermain untuk FC Santa Coloma di liga utama Andorra. Meski jauh dari sorotan media internasional, ia tetap menjalani kariernya dengan semangat tinggi. Bermain sepak bola bukan lagi soal popularitas, tapi soal kecintaan dan dedikasi terhadap permainan.
Perjalanan Victor adalah bukti bahwa sepak bola bukan hanya soal siapa yang paling bersinar di awal, tapi juga tentang siapa yang mampu bertahan melewati badai. Ia mungkin bukan legenda global seperti Messi, namun kisah hidupnya mencerminkan semangat, ketekunan, dan cinta sejati terhadap sepak bola.
Meski tidak mencapai ketenaran serupa, Victor tetap bisa berbangga diri. Ia telah bermain di berbagai penjuru dunia, meninggalkan jejak dan inspirasi bagi banyak pemain muda.