Liverpool juara bertahan terburuk menjadi gelar baru yang kini disandang oleh klub ternama asal Inggris tersebut. Apa yang The Reds capai pada musim 2020/2021 ini benar-benar berbeda jauh dengan musim 2019/2020 sebelumnya. Bukannya tampil semakin baik, sebaliknya Liverpool malah menunjukkan performa yang lebih buruk.
Tak heran jika kini banyak yang menyebut Liverpool juara bertahan terburuk lantaran kekalahan beruntun sebanyak tiga kali. Banyak faktor yang menyebabkan klub yang dulunya berada di atas angin ini menampilkan performa yang semakin turun. Tampaknya Liverpool harus segera melakukan perombakan ulang tim dan strategi yang selama ini dibawanya.
Liverpool Juara Bertahan Terburuk, Performanya Semakin Menurun
Saking sudah putus asa nya, Jurgen Klopp selalu pelatih Liverpool mengakui bahwa klub yang kini berada di bawah asuhannya sudah tidak ada harapan lagi untuk mempertahankan gelar EPL di musim 2020/2021 ini. Bukan tanpa alasan, poin yang kini dicapai di klasemen Premier League semakin jauh tertinggal dari klub di atasnya.
Bahkan belakangan ini performa Liverpool semakin terpuruk dan beberapa kali menelan hasil yang kurang baik. Performanya yang semakin menurun tentu berpengaruh pada total perolehan poin yang akan didapatkan dan nantinya akan mempengaruhi posisinya di klasemen. Pertandingan terakhirnya saat melawan Leicester City dini hari lalu pun ditutup dengan kekalahan 3 – 1.
Melihat performa timnya yang semakin menurun, Jurgen Klopp semakin yakin Liverpool tidak bisa juara lagi di tahun ini. Jika yang tahu betul bagaimana Liverpool selama ini saja mengatakan hal demikian, sepertinya klub ini memang harus mengubur impiannya untuk menjadi juara lagi. Tak heran jika musim ini klub asal Inggris tersebut mendapat sebutan Liverpool juara bertahan terburuk.
Jarak 13 poin antara Liverpool dengan Manchester City yang menduduki posisi puncak klasemen tampaknya memang bakal sangat sulit terkejar. Apalagi dengan performa Liverpool belakangan ini yang membuatnya turun menjadi peringkat ke-4 klasemen.
Menurut Jurgen Klopp, timnya banyak melakukan kekalahan sendiri sehingga sulit membawa pulang kemenangan. Bahkan dua gol yang berhasil dicetak Leicester menurut Klopp adalah hasil salah paham antar pemain di klubnya. Entah pernyataan ini sebagai blunder atau hanya upayanya untuk membela diri saja.
Liverpool Juara Bertahan Terburuk, Performa Semakin Terpuruk
Liverpool juara bertahan terburuk dengan performanya yang semakin terpuruk membuatnya semakin terancam dengan posisinya saat ini. Apalagi selisih poin yang didapatnya sekarang hanya berjarak satu poin dengan tim di bawahnya, Chelsea. Liverpool mendapatkan perolehan 40 poin sedangkan Chelsea 39 poin.
Liverpool menjadi juara bertahan terburuk lantaran apa yang didapatkannya pada pertandingan pekan ke-24 ini. Pada musim 2019/2020 lalu, Liverpool berhasil mencapai 70 poin di pekan ke-24. Jarak yang sangat jauh dibandingkan dengan apa yang diraih Liverpool pada musim 2020/2021 ini. Selisih 30 poin tersebut menjadi catatan buruk bagi Liverpool yang gagal mempertahankan juara.
Catatan performa Liverpool sepanjang musim 2020/2021 memang menjadi yang terburuk selama berada di bawah asuhan Jurgen Klopp. Liverpool mencatatkan sejarah kekalahan tiga kali beruntun usai bertanding melawan Leicester City, Manchester City, dan Brighton. Saat masih dilatih oleh Brendan Rodgers, Liverpool bahkan belum pernah mengalami kekalahan beruntun.
Tidak hanya mengalami keterpurukan dari segi performa sehingga gagal menenangkan beberapa pertandingan, peribahasa sudah jatuh tertimpa tangga sangat tepat untuk menggambarkan posisi Liverpool saat ini. Pasalnya, daftar pemain Liverpool yang mengalami cedera terus bertambah.
Salah satu pemain yang mengalami cedera cukup parah adalah James Milner yang mendapat cedera hamstring. Apa yang dialami Milner ini menyusul Fabinho yang sebelumnya juga mendapat cedera saat akan bertanding melawan Leicester City.
Beberapa pemain andalan Liverpool lainnya pun juga alami cedera. Sebut saja Joe Gomez, Virgil van Dijk, Joel Matip, Naby Keita, Ben Davies, Divock Origi, Diogo Jota, dan Capimhin Kelleher. Catatan pemain yang mengalami cedera tersebut tentu semakin mempersulit Liverpool untuk memperbaiki performanya. Klub ternama asal Inggris ini seperti mengalami kepincangan dalam tubuh timnya.
Sebelum disebut Liverpool juara bertahan terburuk di musim ini, klub raksasa asal Inggris tersebut pernah mengalami posisi puncak dan berada di atas angin. Apalagi saat Moh Salah bersama timnya berhasil memenangkan berbagai kejuaraan. Namun, roda memang berputar. Kadang di atas dan kadang di bawah.