Como 1907 terus menjadi sorotan dalam lanjutan Serie A musim 2024/2025. Klub yang baru saja promosi ke kasta tertinggi Italia itu menunjukkan performa luar biasa pada fase akhir musim. Pada pertandingan pekan ke-36 yang digelar Sabtu (10/5), Como sukses mengalahkan Cagliari dengan skor meyakinkan 3-1. Kemenangan ini menandai kemenangan keenam secara berturut-turut bagi skuad asuhan Cesc Fabregas.
Meski statusnya sebagai tim promosi membuat ekspektasi publik tak terlalu tinggi, Como berhasil membuktikan bahwa mereka bukan tim yang bisa diremehkan. Aktivitas transfer yang cukup agresif pada awal musim menjadi dasar pondasi yang kuat. Ditambah dengan pendekatan taktis Fabregas yang inovatif, Como kini menempati peringkat ke-10 klasemen sementara dengan raihan 48 poin.
Como Tampil Konsisten di Akhir Musim: Enam Kemenangan Tanpa Cela
Perjalanan Como di awal musim sempat terseok-seok. Mereka kesulitan menemukan konsistensi dan sempat beberapa kali berada di zona bawah klasemen. Namun, pihak manajemen tetap memberikan kepercayaan penuh kepada Cesc Fabregas. Keyakinan ini terbukti berbuah manis.
Pada enam laga terakhir Serie A, Como 1907 meraih hasil sempurna. Mereka tidak hanya menang, tetapi juga memperlihatkan permainan yang solid dan penuh determinasi. Berikut catatan enam kemenangan beruntun Como:
- 05/04/25: Monza 1 – 3 Como
- 13/04/25: Como 1 – 0 Torino
- 19/04/25: Lecce 0 – 3 Como
- 27/04/25: Como 1 – 0 Genoa
- 03/05/25: Parma 0 – 1 Como
- 10/05/25: Como 3 – 1 Cagliari
Kemenangan demi kemenangan ini memberikan momentum besar bagi klub. Terutama dalam mengamankan posisi mereka di Serie A musim depan. Dengan dua laga tersisa, peluang Como untuk menutup musim di posisi 10 besar sangat terbuka lebar.
Cesc Fabregas: Dari Legenda Lapangan Hijau ke Taktisi Andal
Performa gemilang Como tidak bisa dilepaskan dari tangan dingin sang pelatih, Cesc Fabregas. Mantan pemain Arsenal dan Barcelona ini mulai menunjukkan bahwa ia juga memiliki potensi besar sebagai pelatih. Ia bukan hanya mampu menyusun taktik yang efektif, tetapi juga membangun mental juara pada para pemainnya.
Sebagai pelatih baru, Fabregas terbilang sangat cepat beradaptasi. Ia mampu membaca karakter permainan Serie A dan menyesuaikan strateginya. Lebih dari itu, Fabregas juga memperlihatkan kematangan dalam mengelola tekanan. Hal ini sangat penting bagi pelatih muda yang baru meniti karier di level tertinggi.
Fabregas tidak hanya membawa ide-ide segar dalam strategi bermain, tetapi juga menjadi inspirasi di ruang ganti. Kepemimpinannya yang alami membuat pemain Como mampu tampil lebih percaya diri di setiap pertandingan.
Spekulasi ke Bayer Leverkusen: Apakah Fabregas Akan Pindah ke Jerman?
Kesuksesan Como bersama Fabregas rupanya menarik perhatian banyak klub besar Eropa. Salah satu yang santer diberitakan adalah Bayer Leverkusen. Klub Bundesliga tersebut saat ini sedang mencari pelatih baru setelah Xabi Alonso resmi akan melatih Real Madrid mulai musim depan.
Nama Fabregas mencuat sebagai kandidat kuat pengganti Alonso. Keduanya berasal dari Spanyol dan sama-sama punya latar belakang bermain di level tertinggi Eropa. Leverkusen disebut ingin mempertahankan identitas permainan progresif yang dibangun Alonso, dan Fabregas dinilai cocok untuk melanjutkan visi tersebut.
Menanggapi spekulasi tersebut, Fabregas mengaku masih fokus menyelesaikan musim bersama Como. Namun, ia juga tidak menutup kemungkinan mengambil langkah baru dalam kariernya. Dalam sebuah wawancara, ia menyatakan bahwa ia sangat menghargai apa yang sedang dibangun di Como, namun juga ingin terus berkembang.
“Saya sangat mencintai klub ini. Energi yang saya rasakan di Como sangat berbeda. Tapi jika waktu dan tempat tepat, saya siap menerima tantangan baru,” ujar Fabregas.
Como Sudah Bersiap Hadapi Kemungkinan Kepergian Sang Pelatih
Como 1907 tidak menutup mata terhadap kemungkinan kepergian Fabregas. Menurut laporan dari media Italia, manajemen klub telah memiliki daftar calon pelatih baru jika Fabregas benar-benar bergabung dengan Leverkusen.
Salah satu nama yang muncul adalah Davide Ancelotti, putra dari Carlo Ancelotti yang saat ini menjadi asisten pelatih Real Madrid. Davide dinilai memiliki kapasitas dan pengalaman untuk melanjutkan proyek yang telah dirintis Fabregas. Meskipun belum pernah menjadi pelatih utama, ia telah menimba ilmu dari sang ayah di sejumlah klub top Eropa.
Como tampaknya ingin mempertahankan filosofi sepak bola menyerang yang telah dibangun. Oleh karena itu, mereka akan sangat selektif dalam memilih pengganti Fabregas. Tujuannya agar kesinambungan performa tim tetap terjaga di musim berikutnya.
Sementara itu, fans Como berharap Fabregas tetap bertahan. Dukungan terhadap pelatih asal Spanyol itu terlihat dari atmosfer hangat di setiap laga kandang. Namun, keputusan akhir ada di tangan Fabregas. Ia kini berada di persimpangan jalan karier yang akan menentukan masa depannya di dunia kepelatihan.