Tuesday, April 22, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisRoy Keane Beri Sorotan dan Sindir Pedas Leicester City: Sudah Seperti Tim...

Roy Keane Beri Sorotan dan Sindir Pedas Leicester City: Sudah Seperti Tim Championship!

Performa buruk Leicester City di Premier League musim 2024/2025 kembali menjadi sorotan tajam. Setelah kekalahan 0-1 dari Liverpool pada Minggu malam (20 April 2025), krisis klub semakin memburuk. Tak hanya membuat posisi mereka kian terancam degradasi, hasil negatif tersebut juga memancing komentar pedas dari legenda Manchester United, Roy Keane.

Dalam sesi analisis di Sky Sports, Keane menyatakan bahwa Leicester terlihat seperti tim dari kasta kedua. Bukan hanya soal hasil, namun juga dari cara bermain dan semangat tim secara keseluruhan.

- Advertisement -
asia9QQ

“Mereka sudah seperti tim Championship,” kata Keane tanpa basa-basi.
“Tidak ada semangat, tidak ada karakter. Pelatih boleh diganti, tapi tidak ada perubahan nyata yang terlihat.”

Komentar ini langsung menyorot perhatian publik. Pasalnya, Keane dikenal tidak pernah ragu mengkritik tim mana pun jika tampil di bawah standar.


Van Nistelrooy Gagal Mengangkat Performa Tim

Sejak resmi ditunjuk menggantikan Steve Cooper pada November lalu, Ruud van Nistelrooy diharapkan mampu membangkitkan Leicester dari keterpurukan. Namun eks striker tajam asal Belanda itu justru belum berhasil menghadirkan solusi yang signifikan.

Dari sejumlah pertandingan yang dipimpinnya, Van Nistelrooy hanya mampu meraih dua kemenangan. Selebihnya diwarnai kekalahan demi kekalahan, bahkan dalam beberapa laga tanpa satu gol pun yang berhasil mereka ciptakan.

“Sejak Ruud datang, bukannya membaik, performa Leicester malah semakin menurun,” ujar Keane.

Salah satu sorotan tajam tertuju pada lemahnya lini belakang Leicester. Pertahanan mereka begitu mudah ditembus, dan lini serang pun gagal memberi tekanan berarti. Situasi ini membuat The Foxes mencetak rekor buruk dalam sejarah klub di Premier League.


Ruang Ganti Tak Kondusif, Mentalitas Pemain Runtuh

Selain strategi dan taktik, Roy Keane juga mengkritik kondisi mental para pemain Leicester City. Ia menilai bahwa saat ini ruang ganti tim sudah kehilangan arah dan tidak memiliki sosok pemimpin yang bisa membangkitkan semangat bertanding.

“Beberapa pemain terlihat kehilangan keberanian. Terutama saat menghadapi lawan yang tampil agresif sejak awal, seperti Liverpool,” tegas Keane.

Kekalahan dari Liverpool tampak mencerminkan semua permasalahan Leicester. Tim bermain tanpa determinasi, gagal membangun serangan dengan terstruktur, dan minim kreativitas di lini tengah.

Para pemain seperti Jamie Vardy hingga Wilfred Ndidi terlihat frustrasi. Beberapa dari mereka bahkan tampak kehilangan kepercayaan diri yang pernah menjadi kekuatan Leicester di masa kejayaan.


Ancaman Degradasi Makin Nyata Bagi The Foxes

Saat ini, Leicester berada di posisi ke-18 klasemen sementara. Dengan hanya menyisakan lima pertandingan, harapan untuk bertahan di Premier League semakin menipis.

Laga berikutnya kontra Wolves menjadi ujian besar. Bukan hanya karena lawan tangguh, tetapi juga karena tekanan psikologis yang terus membayangi skuad.

Jika kembali gagal meraih poin, maka Leicester besar kemungkinan harus kembali bermain di Championship musim depan. Ini akan menjadi pukulan berat setelah mereka membangun reputasi sebagai kuda hitam dalam satu dekade terakhir.


Kejayaan yang Kini Tinggal Kenangan

Kondisi Leicester sekarang terasa begitu ironis. Hanya beberapa tahun lalu, tepatnya musim 2015/2016, mereka mencetak sejarah luar biasa dengan menjuarai Premier League di bawah asuhan Claudio Ranieri. Kemenangan tersebut bahkan masih dikenang sebagai salah satu keajaiban terbesar dalam sejarah olahraga modern.

Namun saat ini, klub tersebut justru berada di titik nadir. Para pemain terlihat lesu, manajer gagal membangkitkan semangat tim, dan atmosfer di stadion pun semakin suram. Para pendukung setia di King Power Stadium kini hanya bisa berharap keajaiban serupa akan kembali hadir.

Roy Keane sendiri menilai bahwa keajaiban tidak bisa diandalkan dalam sepak bola modern. Menurutnya, mentalitas kuat, kerja keras, dan konsistensi adalah kunci utama untuk bertahan di level tertinggi.

“Leicester seperti kehilangan identitas. Mereka butuh revolusi total, mulai dari manajemen, pemain, hingga filosofi bermain,” tutup Keane.

Bagaimana Selanjutnya?

Dengan kondisi Leicester City yang kian terpuruk, tekanan terhadap Ruud van Nistelrooy dan para pemain terus meningkat. Kritikan pedas dari Roy Keane menjadi cerminan betapa seriusnya krisis yang tengah melanda klub. Jika tidak segera berbenah, mimpi buruk turun kasta bisa menjadi kenyataan dalam waktu dekat. Para pendukung tentu berharap tim kebanggaan mereka mampu bangkit di sisa musim ini. Namun, tanpa perubahan sikap dan performa yang signifikan, Leicester berisiko kehilangan tempatnya di kasta tertinggi sepak bola Inggris. Kini, nasib The Foxes ada di tangan mereka sendiri—antara bertahan atau tenggelam sepenuhnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments