Thierry Henry bukan sekadar legenda Arsenal, tetapi juga simbol evolusi peran pemain dengan posisi penyerang yang modern. Karier gemilangnya bersama Meriam London serta sumbangsih prestasi untuk tim nasional Prancis menjadikannya inspirasi bagi banyak talenta muda di seluruh dunia. Tak heran, sejumlah bintang sepak bola masa kini terang-terangan mengidolakan sosok eks penyerang yang sarat akan kecepatan, kecerdasan bermain, dan penyelesaian akhir yang klinis ini.
Berikut ini adalah lima pemain top dunia yang terinspirasi dari gaya bermain Thierry Henry, mulai dari posisi hingga filosofi di atas lapangan hijau.
Kylian Mbappe
Kylian Mbappe adalah salah satu pemain yang paling sering dibandingkan dengan Thierry Henry. Bukan tanpa alasan, Mbappe memulai karier profesionalnya di AS Monaco, sama seperti Henry. Pada usia 16 tahun 347 hari, Mbappe bahkan memecahkan rekor Henry sebagai pemain termuda yang debut di klub tersebut. Tidak butuh waktu lama, ia juga melampaui rekor sebagai pencetak gol termuda Monaco.
Mbappe mengingatkan publik pada Henry lewat gaya bermainnya: penyerang bertipe kanan yang bermain di sisi kiri, mengandalkan kecepatan luar biasa dan kemampuan dribel yang mematikan. Namun, ada perbedaan mendasar dalam cara mereka menyelesaikan peluang. Henry dikenal dengan teknik khas membuka tubuhnya dan menempatkan bola ke tiang jauh. Sementara Mbappe lebih sering menembak ke tiang dekat, mengecoh kiper dengan penyelesaian tak terduga.
Walau berbeda era, Mbappe adalah representasi nyata dari pengaruh Henry terhadap generasi penyerang modern.
Robert Lewandowski
Ketika tumbuh besar di Warsawa, Polandia, Robert Lewandowski tidak memiliki banyak panutan lokal di dunia sepak bola. Namun, ia menemukan inspirasi dalam diri Thierry Henry. Bahkan dalam satu kesempatan langka, Henry justru meminta kaus milik Lewandowski. Momen tersebut menjadi bukti betapa hubungan kekaguman itu akhirnya bersifat dua arah.
Sama seperti Henry, Lewandowski dikenal sebagai striker komplet. Keduanya memiliki kepekaan posisi tinggi, insting gol tajam, serta kemampuan menyatu dalam permainan tim. Keduanya juga punya kesamaan nasib—sama-sama masuk dalam daftar striker terbaik dunia yang ironisnya belum pernah mengangkat trofi Ballon d’Or, meski kontribusinya di level klub dan negara sangat besar.
Lewandowski bukan sekadar meniru Henry, tetapi ia mengembangkan filosofi permainannya berdasarkan kualitas sang legenda.
Marcus Rashford
Thierry Henry memulai karier sebagai pemain sayap kiri di AS Monaco. Ia bahkan sempat dimainkan sebagai bek sayap di Juventus sebelum diubah menjadi penyerang tengah oleh Arsène Wenger di Arsenal. Transformasi ini menginspirasi Marcus Rashford, yang juga memulai sebagai winger dan perlahan beradaptasi menjadi penyerang tengah serbabisa.
Rashford tak hanya mengagumi Henry karena kehebatannya di atas lapangan. Ia juga belajar tentang pentingnya mobilitas dan kreativitas dalam peran penyerang. Gaya khas Henry yang gemar memotong dari kiri ke tengah dan mencetak gol indah menjadi inspirasi nyata dalam permainan Rashford. Meskipun Rashford juga mengidolakan Wayne Rooney, ia tidak menutup mata terhadap pengaruh Henry sebagai sosok revolusioner di posisinya.
Pierre-Emerick Aubameyang
Ketika Pierre-Emerick Aubameyang tiba di Arsenal pada 2018, ia belum sempat mengenakan nomor punggung 14 secara resmi dalam laga kompetitif sebelum perbandingan dengan Henry mencuat. Nomor tersebut memiliki makna besar karena pernah dikenakan oleh Henry dan menjadi simbol dominasi Arsenal di era 2000-an.
Aubameyang sendiri tidak menampik pengaruh Henry dalam kariernya. Dalam wawancara awal, ia menyebut Henry sebagai panutan karena kecepatan dan produktivitas golnya. Gaya bermain Aubameyang yang eksplosif dan instingtif jelas mengingatkan publik pada sosok Henry. Bahkan dalam satu laga panas melawan Tottenham, Aubameyang menirukan selebrasi ikonik patung Henry di Emirates Stadium, seolah menyatukan masa lalu dan masa kini.
Sayangnya, perjalanan Aubameyang di Arsenal tidak seindah Henry. Meski mencetak banyak gol, hubungannya dengan klub berakhir kurang harmonis setelah ia dicopot dari jabatan kapten.
Anthony Martial
Anthony Martial bergabung dengan Manchester United pada usia 19 tahun dengan ekspektasi tinggi. Ia datang dari akademi AS Monaco, seperti Henry, dan langsung membuat sensasi lewat gol debut luar biasa ke gawang Liverpool—sebuah gol yang sangat mirip dengan penyelesaian khas Henry.
Meski awalnya berusaha menepis perbandingan, kenyataan di lapangan menunjukkan banyak kemiripan. Henry sendiri pernah menyebut bahwa Martial berada di jalur yang benar, meskipun menegaskan bahwa perkembangan di usia muda tidak menjamin keberhasilan jangka panjang.
Sayangnya, Martial gagal menjaga konsistensi seperti yang dilakukan Henry di masa keemasannya. Cedera serta ketidakstabilan Manchester United menjadi batu sandungan besar. Martial sempat berkata, “Thierry Henry adalah Thierry Henry. Saya masih harus membuktikan segalanya.” Namun hingga kini, pembuktian itu belum juga terwujud sepenuhnya.