Sunday, April 20, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot News8 Top Skor Liga Portugal yang Gagal Bersinar Setelah Pindah: Termasuk Darwin...

8 Top Skor Liga Portugal yang Gagal Bersinar Setelah Pindah: Termasuk Darwin Nunez

Viktor Gyokeres, penyerang asal Swedia tersebut tampil impresif bersama Sporting CP dan sukses meraih Sepatu Emas sebagai Top Skor Liga Portugal. Sejumlah klub top Eropa kini berlomba-lomba mendapatkan jasanya.

Namun, sejarah mencatat bahwa tidak semua pencetak gol terbanyak di Primeira Liga berhasil mempertahankan performa saat pindah ke luar negeri. Beberapa di antaranya justru meredup setelah menapaki panggung yang lebih besar. Ini menjadi catatan penting, terutama bagi Gyokeres, untuk berpikir matang sebelum menerima pinangan klub elite.

- Advertisement -
asia9QQ

Berikut delapan mantan top skor Liga Portugal yang kesulitan bersinar setelah melakukan transfer ke liga luar negeri.

1. Hulk

Hulk datang ke FC Porto dari Jepang dan langsung mencuri perhatian. Pada musim 2010/2011, ia sukses mencetak 23 gol dan membawa Porto menjadi juara Liga Portugal. Performanya mengesankan membuat klub Rusia, Zenit St. Petersburg, merekrutnya dengan harga fantastis sebesar 60 juta euro.

Di Zenit, Hulk memang sempat tampil dominan. Namun, kepindahannya ke liga Rusia dianggap sebagai langkah mundur dari segi kompetisi. Kariernya berlanjut ke Liga Tiongkok bersama Shanghai SIPG sebelum akhirnya kembali ke Brasil. Meski sukses secara finansial, performanya di level atas Eropa tidak pernah benar-benar terbukti konsisten.

2. Oscar Cardozo

Oscar Cardozo menjadi andalan Benfica selama bertahun-tahun dan mencetak banyak gol penting. Namun, saat memutuskan pindah ke Trabzonspor di Turki, ketajamannya mulai menurun. Ia hanya bertahan dua musim sebelum melanjutkan karier ke Yunani bersama Olympiacos, di mana ia hanya tampil 22 kali.

Cardozo kemudian kembali ke Paraguay dan bergabung dengan Libertad. Meski sukses secara domestik di tanah kelahiran, kiprahnya di Eropa tak lagi semegah saat di Portugal.

3. Jackson Martinez

Jackson Martinez mencatat prestasi luar biasa sebagai top skor Liga Portugal selama tiga musim berturut-turut. Atletico Madrid kemudian memboyongnya dengan mahar 35 juta euro. Sayangnya, ia gagal menyatu dengan sistem permainan Diego Simeone.

Tak lama kemudian, klub Tiongkok Guangzhou Evergrande membelinya seharga 42 juta euro. Di sana pun, performanya tidak membaik. Setelah sempat bermain di Portimonense, ia memutuskan pensiun pada 2020. Meski pernah menjulang, kariernya mengalami penurunan drastis setelah meninggalkan Porto.

4. Bas Dost

Bas Dost sempat tampil tajam di Sporting CP dan mencetak puluhan gol. Namun, ketika pindah ke Bundesliga bersama Eintracht Frankfurt, kontribusinya tidak seimpresif sebelumnya. Ia kemudian menjalani karier di beberapa klub seperti Club Brugge, Utrecht, dan NEC Nijmegen.

Sayangnya, saat bermain untuk NEC, ia mengalami kolaps di lapangan dan didiagnosis menderita miokarditis. Insiden tersebut membuatnya menghentikan karier sepak bola profesional lebih awal.

5. Haris Seferovic

Haris Seferovic menemukan performa terbaiknya bersama Benfica, terutama pada musim 2018/2019 dengan torehan 23 gol. Namun, setelah itu ia dipinjamkan ke Galatasaray dan tidak mencetak banyak gol. Kariernya berlanjut ke Celta Vigo, Al Wasl, hingga kini bermain di Al-Nasr.

Meski sempat menjadi top skor di Portugal, Seferovic gagal mempertahankan konsistensinya di berbagai klub luar negeri.

6. Carlos Vinicius

Carlos Vinicius menunjukkan potensi besar saat mencetak 18 gol untuk Benfica pada musim 2019/2020. Ia sempat dipinjamkan ke Tottenham Hotspur, namun hanya mencetak satu gol di Premier League. Setelahnya, ia bermain di PSV dan mencatat enam gol dari 24 pertandingan.

Pada 2022, Fulham membelinya secara permanen. Namun, ia kembali gagal menembus tim utama dan pada 2024 dipinjamkan ke Galatasaray. Musim ini, ia hanya bermain selama empat menit untuk Fulham, mencerminkan karier yang tak berkembang.

7. Darwin Nunez

Darwin Nunez pindah dari Benfica ke Liverpool dengan biaya awal 64 juta pounds, menjadikannya pembelian termahal dalam sejarah klub. Harapannya tinggi, tetapi performanya belum sebanding dengan nilai transfer tersebut.

Ia kerap dikritik karena keputusan akhir dan finishing yang tidak konsisten. Jurgen Klopp sempat memberinya banyak waktu, namun manajer baru Arne Slot tampaknya lebih tegas. Nunez kini dikabarkan akan dilepas pada bursa transfer musim panas mendatang.

8. Mehdi Taremi

Mehdi Taremi mencetak 22 gol untuk FC Porto dan menjadi salah satu striker paling efektif di Primeira Liga. Kepindahannya ke Inter Milan disambut antusias karena ia menjadi pemain Iran pertama yang memperkuat klub tersebut.

Namun, adaptasinya tidak berjalan mulus. Dari 30 penampilan di semua kompetisi musim ini, ia hanya mencetak tiga gol. Pemain berusia 32 tahun ini masih berjuang menemukan sentuhan terbaiknya di Giuseppe Meazza.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments