Manchester United mengawali era baru di bawah manajer Ruben Amorim dengan hasil imbang 1-1 melawan Ipswich Town dalam lanjutan Premier League 2024/2025. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Portman Road pada Minggu (24/11) malam WIB ini menjadi momen penting, terutama sebagai debut Amorim di Liga Inggris.
Setan Merah unggul cepat melalui gol Marcus Rashford di menit ke-2, tetapi Omari Hutchinson menyamakan kedudukan jelang akhir babak pertama. Berikut lima pelajaran penting dari laga tersebut.
1. Ruben Amorim Bertahan dengan Filosofinya
Ruben Amorim dikenal sebagai pelatih yang kukuh pada filosofi permainan berbasis penguasaan bola dengan formasi tiga bek. Meski mayoritas pemain Manchester United terbiasa bermain dengan formasi empat bek di bawah manajer sebelumnya, Amorim memilih untuk tidak mengorbankan pendekatan taktiknya.
Ia menurunkan trio bek tengah—Noussair Mazraoui, Matthijs de Ligt, dan Jonny Evans—dengan Amad Diallo dan Diogo Dalot sebagai wingback. Sementara itu, Bruno Fernandes dan Alejandro Garnacho ditempatkan sebagai pendukung Marcus Rashford di lini depan.
Namun, adaptasi terhadap sistem baru ini terlihat belum sempurna. Pemain tampak kesulitan membaca peran masing-masing, yang sering kali menyebabkan kebingungan di lapangan. Amorim membutuhkan waktu untuk memastikan filosofi permainannya dapat diimplementasikan secara efektif.
2. Titik Lemah MU Langsung Terlihat
Ipswich Town, meski berstatus tim promosi, mampu mengeksploitasi kelemahan United, terutama di lini tengah. Amorim memasang duet Casemiro dan Christian Eriksen di posisi gelandang tengah. Namun, keduanya terlihat kurang dinamis untuk menghadapi transisi cepat yang dilakukan Ipswich.
Ipswich berhasil memanfaatkan ruang kosong yang sering ditinggalkan di area tengah, sementara Manuel Ugarte, yang diharapkan bisa menjadi solusi, belum tampil optimal pasca kembali dari jeda internasional. Ruben Amorim kini dihadapkan pada tugas besar untuk menemukan keseimbangan yang tepat di lini tengah.
3. Sistem Baru, Marcus Rashford Tetap Jadi Andalan
Sebagai penyerang tengah, Marcus Rashford memulai pertandingan dengan gemilang. Gol cepatnya di menit ke-2 memberi harapan besar bagi Manchester United. Namun, performanya menurun drastis setelahnya. Rashford hanya mencatatkan satu tembakan sepanjang laga dan minim kontribusi dalam skema pressing.
Kendati demikian, Rashford tetap menjadi pemain yang diandalkan untuk menyelesaikan peluang. Amorim perlu mengintegrasikan peran Rashford dalam sistem barunya agar lebih efektif, mengingat Rashford sebelumnya lebih sering bermain sebagai winger di era Erik ten Hag.
4. Ipswich Town Berjuang untuk Bertahan di Premier League
Sebagai salah satu tim promosi di Premier League musim ini, Ipswich Town menunjukkan bahwa mereka tidak mudah menyerah. Meski saat ini berada di zona degradasi, permainan melawan Manchester United membuktikan bahwa mereka memiliki potensi untuk bersaing.
Dari 12 pertandingan, Ipswich baru mencatatkan satu kemenangan dan saat ini berada di posisi ke-18. Namun, determinasi yang mereka tunjukkan menghadapi tim sebesar Manchester United memberi harapan bahwa mereka dapat memperbaiki performa untuk keluar dari ancaman degradasi.
5. Ruben Amorim Membutuhkan Tambahan Pemain
Sistem tiga bek yang diterapkan Amorim membutuhkan kedalaman skuad yang lebih baik. Dalam laga ini, Amad Diallo bermain sebagai wingback kanan, posisi yang bukan spesialisasinya. Meski tampil cukup baik, masih ada pertanyaan apakah ia dapat konsisten di posisi tersebut.
Selain itu, dengan Luke Shaw yang kini lebih sering dimainkan sebagai bek tengah kiri, Amorim membutuhkan seorang wingback kiri baru untuk memberikan opsi tambahan di lini pertahanan. Persaingan di posisi tersebut dengan Diogo Dalot di sisi kanan juga menjadi salah satu kebutuhan yang perlu segera dipenuhi.
Tantangan Besar Ruben Amorim di Manchester United
Debut Ruben Amorim bersama Manchester United menunjukkan bahwa transformasi besar tidak terjadi dalam semalam. Filosofi dan taktik yang ia bawa membutuhkan waktu untuk dipahami dan diadaptasi oleh para pemain. Premier League, sebagai liga dengan intensitas tinggi, tidak memberikan ruang untuk banyak kesalahan, terutama bagi tim sebesar Manchester United.
Hasil imbang melawan Ipswich Town ini menjadi pengingat bahwa Amorim memiliki pekerjaan besar untuk membangun kembali konsistensi dan performa tim. Dengan jadwal yang padat, termasuk laga Liga Europa melawan Bodo/Glimt, Amorim harus segera menemukan solusi agar timnya tidak kehilangan momentum.