Jose Mourinho dikenal sebagai salah satu pelatih paling berpengaruh dalam dunia sepak bola modern. Selain pencapaian gemilang di berbagai klub, “The Special One” juga telah melahirkan generasi baru pelatih yang menerapkan gaya dan filosofi kepelatihannya. Musim 2024/2025 menjadi saksi bagaimana beberapa mantan anak buahnya kini memimpin klub-klub besar dengan pendekatan yang inovatif, sering kali terinspirasi dari Mourinho.
Melalui kombinasi strategi bertahan yang solid, kepemimpinan karismatik, dan penyesuaian dengan tren sepak bola modern, lima pelatih berikut berhasil mencuri perhatian dunia sepak bola. Siapa saja mereka? Simak ulasannya di bawah ini.
1. Nuno EspÃrito Santo
Nuno EspÃrito Santo telah membuktikan dirinya sebagai pelatih yang tangguh. Kini memimpin Nottingham Forest, Nuno membawa filosofi Mourinho dalam menjaga keseimbangan antara serangan dan pertahanan. Timnya tampil dengan pola permainan yang sangat mirip dengan Chelsea era pertama Mourinho.
Nuno mengandalkan lini belakang yang kokoh serta peran vital penyerang fisik seperti Chris Wood. Gaya permainan ini mencerminkan pelajaran yang ia serap saat menjadi bagian dari skuad Porto yang meraih Liga Champions 2003/2004 di bawah Mourinho. Perjalanan Nuno bersama Nottingham Forest musim ini membuktikan bahwa ia mampu menerjemahkan filosofi gurunya ke dalam prestasi nyata di Premier League.
2. Damien Duff
Sebagai pemain, Damien Duff adalah andalan di sayap Chelsea di era Mourinho. Kini, Duff bertransformasi menjadi pelatih yang sukses. Menukangi Shelbourne FC, klub asal Irlandia, ia membawa timnya meraih gelar Liga Irlandia 2024.
Kemenangan ini tidak datang tanpa tantangan. Duff kerap berkonsultasi dengan Mourinho, bahkan memintanya untuk berbagi strategi saat tim berada di bawah tekanan. Pendekatan yang ia pelajari dari Mourinho, dikombinasikan dengan visinya sendiri, telah menjadikannya salah satu pelatih paling diperhitungkan di kompetisi lokal.
3. Xabi Alonso
Xabi Alonso, legenda sepak bola Spanyol, kini menjadi pelatih Bayer Leverkusen. Meski filosofi kepelatihannya lebih menyerupai pelatih modern lainnya, seperti Pep Guardiola, Alonso tetap mengadopsi karisma dan kepemimpinan yang ia pelajari dari Mourinho selama berada di Real Madrid.
Di musim 2023/2024, Alonso mencatatkan sejarah bersama Leverkusen dengan meraih gelar Bundesliga dan DFB Pokal tanpa terkalahkan di kompetisi domestik. Meski musim 2024/2025 belum dimulai dengan sempurna. Kemampuan Alonso dalam memotivasi tim tetap membuatnya menjadi salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa.
4. Thiago Motta
Thiago Motta, yang pernah menjadi bagian dari skuad Mourinho di Inter Milan saat meraih treble musim 2009/2010, kini memimpin raksasa Serie A, Juventus. Sebagai pelatih, Motta dikenal dengan pendekatan taktik yang lebih menyerang dibanding Mourinho.
Namun, pengaruh Mourinho terlihat dari fokusnya pada pertahanan yang solid. Juventus mencatatkan delapan clean sheet dalam 11 laga pertama di Serie A musim ini. Prestasi ini membuktikan bahwa Motta tidak hanya mengandalkan warisan taktik Mourinho tetapi juga berinovasi sesuai kebutuhan tim modern.
5. Cesc FÃ bregas
Cesc FÃ bregas, salah satu gelandang kreatif terbaik yang pernah bermain di bawah Mourinho di Chelsea. Kini memulai perjalanan kepelatihannya bersama FC Como. Meski hasil awalnya di Serie A belum memuaskan, dengan hanya dua kemenangan dari 13 pertandingan, Fabregas menunjukkan potensi besar dalam membangun tim.
Sebagai bagian dari staf pelatih musim lalu, Fabregas membantu Como meraih promosi dari Serie B. Meskipun tantangan di kasta tertinggi sepak bola Italia tidak mudah, Fabregas terus mengembangkan filosofi kepelatihannya, yang sedikit banyak dipengaruhi oleh pengalaman bekerja dengan Mourinho.
Jose Mourinho tidak hanya meninggalkan jejak dalam pencapaian trofi dan taktik, tetapi juga dalam membentuk generasi baru pelatih yang menginspirasi. Nuno EspÃrito Santo, Damien Duff, Xabi Alonso, Thiago Motta, dan Cesc FÃ bregas adalah bukti nyata bagaimana pengaruh seorang mentor besar dapat membawa perubahan signifikan dalam karier mantan pemainnya.
Kesuksesan mereka di musim 2024/2025 tidak hanya membuktikan kehebatan individu masing-masing tetapi juga menjadi penghargaan bagi Mourinho sebagai sosok yang membangun warisan tak hanya dalam permainan, tetapi juga dalam dunia kepelatihan. Dengan inovasi dan determinasi, mereka melanjutkan tradisi kepelatihan yang kuat dan kompetitif di era sepak bola modern. Mereka menjadi bagian yang akan menghiasi bangku kepelatihan berikutnya.