Laga antara Manchester United dan Chelsea di pekan ke-10 Premier League berlangsung sengit, meski hasil akhirnya hanya 1-1. Pertandingan di Old Trafford, Minggu (3/11), memperlihatkan kedua tim berbagi angka setelah Bruno Fernandes mencetak gol melalui penalti di menit ke-70, yang segera disamakan oleh Moises Caicedo empat menit kemudian dengan gol cantiknya.
Dalam pertandingan ini, statistik menunjukkan keseimbangan antara kedua tim. Manchester United mencatat 46 persen penguasaan bola, sementara Chelsea unggul sedikit dengan 54 persen. MU mencatatkan 11 tembakan, satu lebih sedikit dari Chelsea yang memiliki 12. Kedua tim bermain berimbang, tetapi hasil ini tidak memberikan kepuasan penuh bagi MU, yang sangat berharap menang di kandang sendiri. Di sisi lain, Chelsea juga tak lepas dari tekanan setelah tersingkir dari Carabao Cup sebelumnya. Berikut adalah lima pelajaran yang bisa dipetik dari laga ini:
1. Moises Caicedo Menjadi Bukti Keputusan Tepat
Keputusan Enzo Maresca untuk menurunkan Moises Caicedo bersama Romeo Lavia di lini tengah Chelsea mulai membuahkan hasil positif. Caicedo, yang masih baru bergabung musim ini, tampil impresif melawan Manchester United. Gol indahnya ke gawang Andre Onana bukan hanya menunjukkan ketajamannya, tetapi juga kesigapannya di lini tengah.
Tidak hanya itu, Caicedo menjadi sosok kunci dalam mengatur ritme permainan Chelsea. Dengan 37 umpan sukses dari 44 percobaan, pemain asal Ekuador ini membuktikan kemampuannya dalam penguasaan bola dan kepercayaan dirinya untuk memutus serangan balik cepat dari MU. Performa Caicedo di laga ini bisa menjadi pertanda cerah bagi Chelsea untuk pertandingan-pertandingan selanjutnya, terutama dalam menghadapi tim-tim kuat.
2. Finishing Manchester United yang Masih Bermasalah
Manchester United kembali menghadapi masalah lama: penyelesaian akhir yang kurang efektif. Berdasarkan data dari Fotmob, MU berhasil mencatatkan 11 tembakan, dengan empat di antaranya tepat sasaran. Meski memiliki empat peluang emas, tim besutan Ruud van Nistelrooy ini hanya mampu mencetak satu gol melalui penalti.
Rasmus Hojlund, Alejandro Garnacho, Marcus Rashford, dan Bruno Fernandes memiliki beberapa peluang yang seharusnya dapat dikonversi menjadi gol. Statistik menunjukkan bahwa MU melewatkan 24 peluang besar dalam beberapa laga terakhir, terbanyak dibandingkan klub lain di Premier League musim ini. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun MU mampu menciptakan peluang, ketajaman mereka di depan gawang masih jauh dari optimal.
3. Tantangan Chelsea Menghadapi Tim ‘Big Six’
Mengamankan satu poin di Old Trafford memang menjadi pencapaian positif bagi Chelsea, yang berhasil menembus empat besar klasemen sementara Premier League. Namun, ada tantangan besar yang harus dihadapi Chelsea, yakni memperbaiki performa saat menghadapi tim-tim besar atau yang dikenal sebagai ‘Big Six.’
Sejauh ini, Chelsea sudah bertemu dengan tiga tim dari Big Six, yaitu Manchester City, Liverpool, dan Manchester United. Namun, mereka hanya berhasil meraih satu poin dari ketiga laga tersebut. Kekalahan melawan City dan Liverpool serta hasil imbang melawan MU menunjukkan bahwa Chelsea masih perlu mengasah ketajaman strategi dan performa ketika menghadapi tim-tim besar lainnya. Konsistensi dalam pertandingan besar ini menjadi kunci penting jika Chelsea ingin mempertahankan posisinya di papan atas klasemen.
4. Manchester United Sedang Mengalami Masa Sulit
Para pemain Manchester United tampak kecewa saat meninggalkan lapangan, meski mereka tidak mengalami kekalahan. Statistik menunjukkan bahwa performa MU musim ini termasuk yang terburuk dalam sejarah klub. Dengan hanya meraih 12 poin dari 10 laga awal, ini adalah start terburuk MU sejak musim 1986-87, saat mereka mengoleksi hanya delapan poin.
Selain itu, MU hanya mampu mencetak sembilan gol dari sepuluh pertandingan, mencatatkan rekor buruk yang menyamai musim 1973-74. Para pendukung tentu berharap banyak pada perbaikan performa tim seiring berjalannya musim. Namun, hasil-hasil ini memperlihatkan bahwa MU masih butuh banyak pembenahan di berbagai lini agar dapat bersaing dengan klub-klub papan atas di Premier League.
5. Ruud van Nistelrooy dalam ‘Audisi’ Manajerial
Pertandingan melawan Chelsea juga bisa disebut sebagai ajang audisi bagi Ruud van Nistelrooy. Sebagai manajer interim, Van Nistelrooy diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi tim. Posisi pelatih kepala sendiri akan segera diisi oleh Ruben Amorim, yang didatangkan dari Sporting CP.
Van Nistelrooy punya kesempatan besar untuk membuktikan dirinya di mata Amorim, yang dikabarkan akan membawa staf baru ke Old Trafford. Ini berarti setiap pertandingan yang dilalui oleh Van Nistelrooy adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa ia layak mendapat tempat dalam tim kepelatihan permanen. Ia menyatakan, “Kami akan fokus pada laga-laga mendatang dan berusaha membuat MU kembali ke performa terbaiknya.” Semangat juang Van Nistelrooy ini menjadi nilai tambah, meskipun performa tim masih belum konsisten.