Toni Kroos, mantan pemain bintang Real Madrid dan tim nasional Jerman, kembali melontarkan kritik tajam terhadap penghargaan individu paling bergengsi di dunia sepak bola, Ballon d’Or. Menurut Kroos, penghargaan ini dianggapnya tidak memiliki peran penting dalam dunia sepak bola yang ia pandang sebagai olahraga tim.
Kritik Kroos ini mencuat bersamaan dengan kemenangan Rodri dari Manchester City yang meraih Ballon d’Or 2024. Penghargaan ini diumumkan dalam acara meriah di Theatre du Chatelet, Paris, yang dihadiri oleh banyak tokoh sepak bola dunia. Meskipun penghargaan tersebut dianggap sebagai simbol pencapaian puncak bagi pemain, Kroos melihatnya dari perspektif yang berbeda.
Rodri Raih Ballon d’Or 2024: Mengalahkan Vinicius Junior dan Jude Bellingham
Rodri, gelandang Manchester City, berhasil memenangkan Ballon d’Or 2024 setelah melalui musim yang sangat gemilang bersama klubnya dan timnas Spanyol. Pemain berusia 28 tahun ini berhasil mengantarkan Manchester City meraih trofi Liga Champions musim lalu, berkat performa solidnya di lini tengah. Selain itu, kontribusinya untuk timnas Spanyol semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia.
Dalam perebutan Ballon d’Or kali ini, Rodri mengalahkan nama-nama besar seperti Vinicius Junior dari Real Madrid dan Jude Bellingham, pemain muda berbakat yang juga bersinar bersama Los Blancos. Kemenangan Rodri ini menunjukkan bahwa konsistensi dan kontribusi signifikan dalam berbagai kompetisi adalah kunci dalam memenangkan penghargaan individu.
Namun, di tengah sorotan dan pujian yang diterima Rodri, Toni Kroos justru memiliki pandangan berbeda. Ia menganggap penghargaan ini tidak relevan dengan esensi permainan sepak bola.
Kritik Kroos Terhadap Ballon d’Or: “Tidak Penting dalam Sepak Bola”
Dalam sebuah wawancara yang dilansir oleh Sportskeeda, Toni Kroos menyampaikan ketidakpuasannya terhadap penghargaan Ballon d’Or. Kroos menilai bahwa Ballon d’Or sebagai penghargaan individu seharusnya tidak menempati peran besar dalam sepak bola yang sejatinya adalah olahraga tim. Ia menganggap kemenangan Rodri adalah sesuatu yang pantas, namun Kroos tetap melihat penghargaan ini secara keseluruhan sebagai sesuatu yang berlebihan.
“Rodri akan memenangkan Ballon d’Or. Saya belum pernah melihat pentingnya penghargaan individu ini dalam sepak bola. Penghargaan ini tidak memiliki tempat,” ujar Kroos.
Bagi Kroos, penghargaan seperti Ballon d’Or tidak mencerminkan kontribusi kolektif dari seluruh anggota tim yang juga memiliki peran penting dalam setiap kemenangan. Sebagai seorang pemain yang selalu menekankan pentingnya kerja sama dan kontribusi dari setiap pemain, Kroos merasa bahwa penghargaan semacam ini justru mengalihkan perhatian dari esensi sebenarnya dari sepak bola.
Real Madrid Boikot Ballon d’Or 2024 sebagai Bentuk Protes
Sebagai bentuk solidaritas terhadap pandangan pemainnya, Real Madrid memilih untuk memboikot acara Ballon d’Or 2024. Meskipun beberapa pemain dan pelatih Real Madrid masuk dalam nominasi penghargaan tersebut. Klub raksasa Spanyol ini memutuskan untuk tidak mengirim perwakilannya ke acara tersebut di Paris. Boikot ini dikabarkan sebagai bentuk protes karena Vinicius Junior, pemain andalan mereka, tidak memenangkan Ballon d’Or 2024.
Sebagai klub yang dikenal dengan sejarah panjangnya di dunia sepak bola dan telah memenangkan berbagai penghargaan. Real Madrid tampaknya tidak setuju dengan hasil yang diumumkan pada acara tersebut. Mereka juga dinobatkan sebagai “Klub Sepak Bola Pria Terbaik,” namun tetap memilih untuk tidak menghadiri acara penghargaan sebagai bentuk ketidakpuasan mereka.
Keputusan boikot ini menjadi bukti bahwa tidak semua pihak sepakat dengan cara penghargaan ini diberikan. Dalam hal ini, Real Madrid seolah sejalan dengan pandangan Kroos yang menganggap penghargaan individu seperti Ballon d’Or tidak sepenuhnya mewakili kontribusi dan pencapaian pemain dalam konteks tim.
Pengaruh Kritik Toni Kroos pada Dunia Sepak Bola
Kritik Kroos terhadap Ballon d’Or mengundang perhatian luas dari penggemar sepak bola dan para pakar olahraga. Beberapa pihak mendukung pendapat Kroos, menganggap penghargaan individu ini terlalu berlebihan dalam konteks sepak bola yang mengedepankan kerja sama tim. Di sisi lain, ada juga yang melihat Ballon d’Or sebagai apresiasi yang layak untuk para pemain yang menunjukkan performa luar biasa dan inspirasi bagi pemain lain di seluruh dunia.
Komentar Kroos ini sebenarnya juga mencerminkan kritik terhadap bagaimana penghargaan ini dipilih. Seperti yang diketahui, Ballon d’Or tidak hanya mempertimbangkan pencapaian di lapangan, tetapi juga pengaruh pemain terhadap sepak bola secara umum. Meski demikian, Kroos dan beberapa pemain lain tetap berpendapat bahwa sepak bola adalah olahraga kolektif yang tidak seharusnya terlalu fokus pada pengakuan individu.
Masa Depan Ballon d’Or: Apakah Akan Tetap Relevan?
Dengan kritik yang disampaikan oleh Toni Kroos dan boikot yang dilakukan oleh Real Madrid. Masa depan Ballon d’Or mungkin akan menghadapi pertanyaan yang lebih serius tentang relevansinya dalam dunia sepak bola modern. Apakah penghargaan ini akan tetap menjadi simbol prestisius bagi para pemain atau justru mulai kehilangan daya tariknya di kalangan profesional?