Liga Inggris dikenal luas sebagai kompetisi terbaik bagi para pemain sepak bola di seluruh dunia dengan tingkat persaingan yang sangat sengit. Tidak hanya klub-klub yang berlomba untuk menjadi juara, tetapi juga pemain-pemain yang berjuang untuk bertahan di liga ini. Banyak yang menganggap Liga Inggris sebagai kompetisi yang paling sulit untuk ditaklukkan. Sudah banyak pemain dengan reputasi besar yang mencoba untuk bersinar di sana. Namun, ada beberapa pemain yang gagal menunjukkan performa terbaiknya di Inggris tetapi berhasil bersinar di liga lain.
Berikut adalah daftar pemain yang sempat flop di Inggris namun meledak di negara lain.
Gerard Piqué
Gerard Piqué adalah sosok bek legendaris Barcelona dan Timnas Spanyol. Ia sempat berseragam klub Inggris, Manchester United, di awal kariernya. Namun, ketika dia masih berusia 21 tahun, Piqué meninggalkan MU karena dianggap kurang mampu beradaptasi dengan sepak bola Inggris. Banyak yang menyebutnya sebagai bek kasa, termasuk Sir Alex Ferguson yang menyebut Piqué tidak cocok dengan sepak bola Inggris.
Setelah kembali bergabung dengan klub masa kecilnya, Barcelona, Piqué telah memenangkan hampir semua penghargaan yang tersedia untuk klub dan negaranya. Ia juga sempat menyandang predikat sebagai bek terbaik dunia.
Mohamed Salah
Mohamed Salah hanya sanggup bertahan selama 12 bulan di bawah asuhan José Mourinho ketika dirinya masih bermain berseragam Chelsea. Ia hanya 6 kali bermain di Liga Inggris sebelum dipinjamkan ke Fiorentina pada Februari 2015. José Mourinho membantah bahwa dirinya menjual Salah ke klub Italia, namun pada dasarnya, Mourinho menilai bahwa Salah datang ke Stamford Bridge masih terlalu muda, secara fisik dan mental belum siap.
Pemain asal Mesir ini kemudian tampil ciamik saat berseragam Fiorentina dan juga AS Roma. Keberhasilannya membuat The Blues semakin menyesali keputusan mendepaknya, karena pada musim 2017, Mohamed Salah bergabung dengan Liverpool dan berhasil mencetak 44 gol di musim pertamanya di Anfield.
Memphis Depay
Memphis Depay diharapkan banyak orang ketika menandatangani kontrak dengan MU pada tahun 2015. Namun, musim pertama yang dijalaninya bersama pelatih Louis van Gaal sangat mengecewakan. Setelah Van Gaal dipecat dan digantikan oleh José Mourinho pada akhir musim itu, Memphis pindah ke Lyon pada Januari 2017 karena minimnya waktu bermain di Old Trafford.
Dalam 4 setengah musim di Prancis, ia berhasil membawa Lyon ke perempat final Liga Champions dan melakukan banyak hal untuk membuat dirinya pindah ke Barcelona, serta menjadi pemain tumpuan Blaugrana saat ini.
Diego Forlán
Diego Forlán adalah pemain asal Uruguay yang merupakan striker sangat mematikan pada masanya. Ia pernah menjadi bagian dari kejayaan The Red Devils meskipun Diego Forlán tidak setajam duetnya bersama Ruud van Nistelrooy. Semua berubah ketika ia pindah ke Spanyol bersama Villarreal, berbagi Sepatu Emas Eropa dengan Thierry Henry pada 2005. Forlán kemudian memenangkan Liga Europa dan Piala Super UEFA di Atlético Madrid, serta dinobatkan sebagai pemain terbaik pada edisi Piala Dunia 2010.
Juan Cuadrado
Pembelian Juan Cuadrado oleh Chelsea pada tahun 2015 dari Fiorentina membuat banyak orang bertanya-tanya apakah dia adalah tipe pemain yang dapat berkembang di bawah asuhan José Mourinho. Keraguan tersebut terbukti benar, bahkan Cuadrado tidak pernah diberikan kesempatan di bawah Antonio Conte. Akhirnya, pemain asal Kolombia ini lebih memilih untuk pindah dan bermain di Italia bersama Juventus.
Cuadrado kemudian memenangkan banyak gelar di Juventus, termasuk dua gelar Serie A dan Coppa Italia lainnya dalam tiga musim berikutnya. Dia juga membantu Juve mencapai final Liga Champions pada 2017.
Ángel Di María
Manchester United harus mengeluarkan dana yang sangat besar untuk menebus Ángel Di María dari Real Madrid pada tahun 2014. Dana yang dikeluarkan oleh The Red Devils mencapai 60 juta euro untuk menggaetnya. Meskipun awal kedatangannya cukup menjanjikan, masalah cedera dan rumahnya yang dirampok membuat transisinya tidak berjalan mulus.
Namun, kualitas pemain internasional Argentina ini tidak pernah diragukan. Ángel Di María membuktikan dirinya belum habis dengan menjadi pemain penting di PSG saat ini, membantu timnya meraih berbagai gelar domestik dan internasional.
Radamel Falcao
Radamel Falcao adalah salah satu striker paling mematikan di dunia pada masa puncaknya bersama Porto dan AS Monaco. Sayangnya, cedera parah seperti ACL mengganggu perkembangannya. Setelah pulih, ia menghabiskan dua tahun dengan status pinjaman di Liga Inggris, pertama dengan Manchester United dan kemudian di Chelsea. Falcao hanya mencetak lima gol dalam 36 pertandingan liga di kedua musim tersebut.
Namun, setelah kembali ke Prancis, Falcao kembali ke performa terbaiknya, khususnya dengan penampilan buas di kotak penalti lawan, dan terus berkontribusi di level tinggi.