Timnas Indonesia berhasil meraih hasil imbang tanpa gol melawan Australia dalam pertandingan kedua putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan tersebut berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada hari Selasa, 10 September 2024.
Hasil imbang ini memberikan pengalaman berharga bagi seluruh elemen tim, terutama setelah mereka juga berhasil mencuri satu poin dalam pertandingan pertama melawan Arab Saudi. Laga melawan Australia menunjukkan perbedaan kualitas yang signifikan dibandingkan dengan laga sebelumnya, mengingat Australia adalah salah satu tim yang kuat di Grup C, dan memiliki peringkat FIFA yang tinggi di posisi 18 dunia.
Pelatih Shin Tae-yong menurunkan semua pemainnya, baik yang memulai pertandingan maupun yang berada di bangku cadangan, untuk menghadapi tekanan dari tim Australia yang dikenal dengan gaya permainan ofensifnya. Meskipun seluruh pemain menunjukkan dedikasi dan kerja keras, pelatih Gusnul Yakin menilai bahwa hanya empat pemain yang mampu menunjukkan kualitas setara dengan para pemain Australia.
Maarten Paes: Sang Penjaga Gawang yang Menyita Perhatian
Tak ada keraguan bahwa Maarten Paes layak dinobatkan sebagai Man of the Match dalam laga antara Timnas Indonesia dan Australia yang berakhir tanpa gol. Sebagai penjaga gawang, Paes menunjukkan performa luar biasa dengan menjaga gawang Indonesia tetap perawan meskipun menghadapi serangan bertubi-tubi dari lawan.
Dalam pertandingan tersebut, Paes berhasil menepis lima serangan berbahaya dari pemain Australia, menunjukkan ketangguhan dan keterampilannya sebagai kiper. Aksinya yang sigap dalam menggagalkan peluang lawan membuktikan kemampuannya sebagai palang pintu terakhir yang solid.
Menurut Gusnul Yakin, “Paes memiliki semua kualitas yang dibutuhkan seorang kiper. Postur tubuhnya yang tinggi, refleks yang cepat, dan kemampuannya dalam membaca permainan sangat menonjol. Meski tubuhnya tinggi, Paes memiliki fleksibilitas dan refleks yang sangat baik.” Kelebihan Paes juga terletak pada kemampuannya dalam menangkap bola dengan sangat baik, yang menjadi faktor penting dalam mengatasi tendangan keras dari pemain Australia.
“Paes memiliki tangan yang kuat dan terbiasa menghadapi tendangan keras berkat pengalaman bermain di klub-klub Eropa dan Amerika,” tambah Gusnul Yakin.
Jay Idzes: Si Gladiator di Lapangan
Jay Idzes terbukti merupakan pilihan tepat sebagai kapten Timnas Indonesia. Pengalaman bermain di Liga Italia bersama Venezia menambah kredibilitasnya, tetapi kualitas kepemimpinan dan jiwa gladiatornya yang menonjol.
Idzes tidak hanya berfungsi sebagai pemimpin di lapangan, tetapi juga menunjukkan kemampuannya dalam memotivasi dan mengendalikan permainan. “Jay Idzes memiliki kualitas yang lengkap: kepemimpinan, keterampilan, kekuatan fisik, dan visi bermain yang cermat. Sebagai kapten, dia memberikan rasa tenang dan percaya diri bagi rekan-rekannya,” ujar Gusnul Yakin. Keberanian Idzes dalam bertarung melawan pemain Australia menambah nilai lebih dalam performanya, menjadikannya sebagai sosok kunci dalam tim.
Calvin Verdonk: Tenaga Kuda yang Tak Terbantahkan
Calvin Verdonk, sejak debutnya bersama Timnas Indonesia, telah menjadi perhatian khusus Gusnul Yakin. Versatilitasnya di sektor kiri, baik sebagai bek maupun penyerang sayap, menjadikannya pemain yang sangat berharga bagi tim.
“Permainan Verdonk selalu progresif, dengan gaya bermain yang sederhana namun efektif. Sebagai bek, dia sering membantu serangan, sementara sebagai penyerang sayap, dia rajin turun untuk membantu pertahanan,” jelas Gusnul Yakin. Verdonk dikenal memiliki stamina yang sangat baik, dengan napas dan tenaga yang mengesankan. “Saya kira Verdonk memiliki VO2Max tertinggi di antara pemain Indonesia lainnya,” tambahnya.
Ragnar Oratmangoen: Penjelajah di Lini Depan
Ragnar Oratmangoen, yang akrab dipanggil Wak Haji oleh penggemar Timnas Indonesia, memberikan kontribusi signifikan dalam pertandingan melawan Australia. Meskipun tugas utamanya adalah mencetak gol, Oratmangoen juga aktif dalam membantu pertahanan.
Oratmangoen menunjukkan kekuatan dan ketahanan yang mirip dengan Verdonk, meski tidak memiliki stamina yang sama. “Ragnar adalah pemain yang kuat dan tahan banting, tetapi dia belum memiliki tandem yang sepadan di lini depan. Ini membuatnya terlihat seolah sendirian saat menyerang,” kata Gusnul Yakin. Meskipun performanya mengesankan, Oratmangoen tampak kelelahan di akhir pertandingan dan kesulitan mengejar bola di pertahanan Australia.
Kesimpulan
Dalam pertandingan melawan Australia, beberapa pemain Timnas Indonesia menonjol dengan performa yang patut diacungi jempol. Maarten Paes tampil sebagai penjaga gawang yang sangat andal, Jay Idzes menunjukkan kepemimpinan dan keterampilan yang mengesankan, Calvin Verdonk menawarkan tenaga dan stamina yang luar biasa, sementara Ragnar Oratmangoen memberikan kontribusi signifikan meskipun dengan beberapa keterbatasan. Kinerja mereka akan menjadi aset berharga dalam pertandingan-pertandingan mendatang di Kualifikasi Piala Dunia 2026.