Rekor tak terkalahkan Bayer Leverkusen, yang telah menjadi kebanggaan sepanjang musim ini, harus berakhir secara ironis di partai final Liga Europa. Dalam pertandingan yang digelar di Aviva Stadium, Dublin pada Kamis (23/5/2024) dini hari WIB, Leverkusen harus menyerah dengan skor telak 0-3 kepada Atalanta.
Leverkusen memasuki laga puncak ini dengan modal yang sangat meyakinkan dan kepercayaan diri yang tinggi. Tim asuhan Xabi Alonso baru saja merayakan gelar juara Bundesliga pertama dalam sejarah klub, sebuah pencapaian luar biasa yang menambah semangat mereka untuk menutup musim dengan dua trofi utama.
Selain keberhasilan di liga domestik, Leverkusen juga datang ke final Liga Europa dengan catatan impresif: mereka belum terkalahkan di semua kompetisi sepanjang musim ini. Keperkasaan mereka di berbagai ajang membuat banyak pihak menjagokan mereka sebagai pemenang dalam duel melawan Atalanta.
Namun, kenyataan di lapangan berbeda jauh dari harapan. Sejak awal pertandingan, Leverkusen terlihat bermain di bawah performa terbaik mereka. Florian Wirtz dan rekan-rekannya terus-menerus berada di bawah tekanan hebat dari Atalanta sepanjang 2×45 menit. Pertahanan rapat dan serangan efektif Atalanta membuat Leverkusen kesulitan mengembangkan permainan.
Ademola Lookman Menjadi Mimpi Buruk Leverkusen
Ademola Lookman menjadi mimpi buruk bagi pertahanan Leverkusen dengan mencetak hat-trick yang memastikan kemenangan Atalanta. Gol-gol Lookman tercipta di menit ke-12, ke-26, dan ke-75, menegaskan dominasi Atalanta di final ini.
Leverkusen mencoba berbagai cara untuk bangkit dan mengejar ketertinggalan, namun upaya mereka selalu kandas oleh pertahanan kokoh Atalanta. Dominasi penguasaan bola yang mencapai 58% tidak mampu diubah menjadi peluang efektif. Mereka hanya mampu mencatatkan 8 tembakan, dengan hanya 3 yang tepat sasaran, dan tidak ada yang berbuah gol.
Sebaliknya, Atalanta, meski hanya menguasai 42% ball possession, bermain lebih efisien dengan 9 tembakan dan 7 di antaranya tepat sasaran, yang berujung pada 3 gol. Pelanggaran keras dan permainan fisik juga mewarnai pertandingan, dengan Atalanta melakukan 21 pelanggaran dan menerima 4 kartu kuning, sementara Leverkusen melakukan 11 pelanggaran dengan 3 kartu kuning.
Terjadinya 3 Gol Ademola Lookman
Lookman menunjukkan kejelian dan ketajamannya sejak awal pertandingan. Gol pertama tercipta ketika ia muncul dari blind side di tiang jauh untuk menerima umpan tarik dari Davide Zappacosta. Dengan posisi yang tepat, Lookman melepaskan tembakan yang tak mampu dihentikan oleh kiper Leverkusen, Matej Kovar.
Gol kedua Lookman menunjukkan kualitas individualnya. Setelah menerima bola, ia berhasil mengelabui satu pemain Leverkusen sebelum melepaskan tembakan kaki kanan yang melengkung ke pojok kanan gawang. Tembakan tersebut begitu sempurna sehingga Kovar tak mampu menjangkaunya.
Pada gol ketiga, Lookman sekali lagi menunjukkan kemampuan teknisnya. Kali ini, ia menggunakan kaki kirinya untuk melepaskan tembakan keras yang kembali gagal dihalau oleh Kovar. Gol ini menegaskan performa luar biasa Lookman dalam pertandingan tersebut, melengkapi hat-trick yang tak terlupakan.