Wednesday, November 27, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Europa6 Comeback Terbaik Liverpool di Kompetisi Eropa, Apakah Bisa Hadapi Atalanta?

6 Comeback Terbaik Liverpool di Kompetisi Eropa, Apakah Bisa Hadapi Atalanta?

Liverpool dihadapkan pada sebuah tantangan besar ketika mereka memasuki Gewiss Stadium untuk melawan Atalanta, mengharuskan mereka comeback jika ingin melaju ke babak selanjutnya. Dengan defisit tiga gol dari leg pertama, misi untuk melaju ke semifinal Liga Europa menjadi semakin berat bagi The Reds.

Pertarungan sengit antara Liverpool dan Atalanta akan berlangsung pada leg kedua perempat final Liga Europa, yang dijadwalkan berlangsung di Gewiss Stadium pada Jumat (19/4/2024) dini hari WIB. Tim tuan rumah, Atalanta, datang ke pertandingan ini dengan keunggulan yang signifikan setelah kemenangan telak 3-0 di leg pertama.

- Advertisement -
asia9QQ

Dalam pertandingan sebelumnya di Anfield, Liverpool benar-benar terkejut dengan performa dominan Atalanta. Tim asuhan Jurgen Klopp itu terpaksa menelan kekalahan telak tanpa bisa mencetak gol balasan. Gianluca Scamacca menjadi mimpi buruk bagi pertahanan Liverpool dengan mencetak dua gol, sementara Mario Pasalic menambahkan satu gol lagi untuk mengukuhkan keunggulan timnya.

Meskipun keunggulan tiga gol membuat Atalanta menjadi favorit, namun mereka tidak boleh lengah terhadap potensi kebangkitan Liverpool. The Reds telah terbukti mampu bangkit dari keadaan sulit dalam kompetisi Eropa sebelumnya, mengukir sejarah dengan comeback yang mengesankan.

Inilah enam comeback terbaik Liverpool dalam sejarah kompetisi Eropa:

1. Comeback Epik Melawan Barcelona (2019)

Pada tahun 2019, Liverpool menorehkan salah satu comeback terbaik dalam sejarah Liga Champions saat melawan Barcelona. Setelah kekalahan memilukan 0-3 pada leg pertama semifinal, The Reds menunjukkan keberanian dan ketangguhan yang luar biasa.

Liverpool harus bermain tanpa bintang-bintang utama seperti Mohamed Salah dan Roberto Firmino dalam pertemuan di Anfield melawan Barcelona. Namun, kehadiran Divock Origi menjadi kunci kemenangan, dengan striker ini mencetak dua gol penting untuk membalikkan keadaan.

Tidak hanya Origi yang menjadi sorotan, Georginio Wijnaldum juga menyumbangkan dua gol yang mengguncang Barcelona. Dengan agregat menjadi 4-3, Liverpool mengamankan tempat di final setelah mengalahkan Barcelona dengan keunggulan gol tandang. Kemenangan dramatis ini membuktikan ketangguhan mental dan semangat juang The Reds.

2. Melawan Borussia Dortmund (2016)

Pertemuan antara Liverpool dan Borussia Dortmund pada perempat final Liga Europa 2016 tidak akan terlupakan dalam sejarah klub. Setelah bermain imbang 1-1 di kandang lawan, Liverpool berkomitmen untuk meraih kemenangan saat bermain di Anfield.

Namun, mimpi Liverpool hampir hancur ketika mereka tertinggal 0-2 dalam waktu sepuluh menit pertama leg kedua. Dengan agregat 3-1 untuk Dortmund, situasinya tampak suram bagi The Reds.

Namun, semangat juang Liverpool tidak pernah padam. Divock Origi, Phillipe Coutinho, Mamadou Sakho, dan Dejan Lovren adalah para pahlawan yang mampu menjebol pertahanan Dortmund dan mengubah nasib. Dalam pertarungan sengit, Liverpool akhirnya meraih kemenangan 4-3 yang epik. Kemenangan ini menjadi salah satu momen paling berkesan dalam sejarah klub, menunjukkan karakter dan kegigihan yang luar biasa.

3. Comeback Menentang AC Milan

Pertandingan legendaris antara Liverpool dan AC Milan di final Liga Champions dikenal sebagai “Keajaiban Istanbul”. Liverpool menampilkan comeback yang tak terlupakan meski tertinggal 0-3 di babak pertama.

Steven Gerrard, Xabi Alonso, dan Vladimir Smicer menjadi pahlawan yang menyelamatkan Liverpool dari kekalahan yang memalukan. Mereka berhasil mengubah skor menjadi imbang 3-3, memaksa pertandingan dilanjutkan dengan adu penalti.

Liverpool akhirnya keluar sebagai pemenang dalam adu penalti, meraih trofi Liga Champions kelima mereka. Kemenangan ini menjadi salah satu momen paling bersejarah dalam sejarah klub, menandai keberanian dan ketangguhan yang luar biasa.

4. Kebangkitan Melawan Olympiacos (2004)

Pada musim 2004/2005, Liverpool membutuhkan kemenangan dengan selisih dua gol saat melawan Olympiacos untuk melaju ke babak sistem gugur Liga Champions. Tantangan itu tidak mudah, namun The Reds berhasil memperlihatkan ketangguhan mereka.

Setelah kebobolan gol oleh Rivaldo di babak pertama, Liverpool, yang dipimpin oleh Rafael Benitez, mampu membalikkan keadaan. Sinama Pongolle dan Neil Mellor berhasil mencetak gol yang mengubah skor menjadi keunggulan bagi Liverpool.

Namun, keajaiban sesungguhnya terjadi saat Steven Gerrard mencetak gol penentu empat menit menjelang akhir pertandingan. Kekuatan mental dan semangat juang Liverpool untuk bangkit dari posisi tertinggal menjadi kunci kesuksesan mereka, seperti yang terlihat dalam final Liga Champions di Istanbul.

5. Kemenangan Dramatis atas Saint-Etienne (1977)

Pada tahun 1977, Liverpool menjalani pertarungan sengit melawan Saint-Etienne di perempat final Piala Champions. Dalam pertandingan yang mempertaruhkan segalanya, The Reds harus menunjukkan kekuatan mental dan ketahanan untuk meraih kemenangan.

Setelah mengalami kekalahan tipis 0-1 pada leg pertama di Prancis, Liverpool kembali ke Anfield dengan tekad yang membara. Kevin Keegan membuka keunggulan untuk tuan rumah, namun Saint-Etienne dengan cepat menyamakan kedudukan melalui aksi Dominique Bathenay, membuat agregat menjadi 1-2.

Dengan aturan gol tandang yang berlaku, Liverpool harus mencetak dua gol lagi untuk melaju ke babak berikutnya. Namun, semangat juang The Reds tidak tergoyahkan. Alan Kennedy dan David Fairclough menjadi pahlawan yang berhasil mencetak gol, membawa Liverpool meraih kemenangan 3-1 secara dramatis.

6. Melawan Club Bruges (1976)

Final Piala UEFA tahun 1976 antara Liverpool dan Club Brugge menjadi panggung bagi comeback yang tak terlupakan. Pertandingan ini berlangsung dalam dua leg yang penuh dengan tensi dan drama.

Di leg pertama di Anfield, Liverpool mendapati diri mereka tertinggal 0-2 hanya dalam waktu 15 menit pertama. Namun, semangat juang The Reds tak pernah padam. Ray Kennedy dan Jimmy Case berhasil menyamakan kedudukan, menunjukkan karakter tim yang tak kenal menyerah. Kevin Keegan kemudian mencetak gol lewat penalti, membawa Liverpool meraih kemenangan.

Tiga minggu kemudian, Liverpool bermain imbang 1-1 melawan Club Brugge. Dengan agregat 4-3, Liverpool berhasil mengangkat trofi Piala UEFA untuk kedua kalinya, menandai momen gemilang dalam sejarah klub.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments