Piala Asia memang menjadi panggung prestisius bagi para pemain Timnas Indonesia, meskipun perjalanan mereka selalu terhenti di fase grup. Keikutsertaan mereka pada edisi 2023 akan menjadi yang kelima, mengukuhkan posisi Indonesia sebagai peserta tetap dalam ajang bergengsi ini.
Meskipun belum mencapai puncak kesuksesan, Skuad Garuda telah meninggalkan jejak-jejak berharga di Piala Asia. Salah satu capaian paling mencolok adalah total 10 gol yang berhasil mereka ciptakan sepanjang keikutsertaan di turnamen ini. Ini adalah prestasi yang patut diperhitungkan, mengingat tingkat persaingan yang ketat.
Enam pemain Indonesia memiliki kehormatan menjadi pencetak gol dalam Piala Asia. Dari Widodo Cahyono Putro hingga Bambang Pamungkas, setiap nama membawa kenangan tersendiri bagi para penggemar sepak bola Tanah Air. Keberhasilan mencetak gol di panggung internasional seperti Piala Asia tidak hanya memperkaya statistik pribadi mereka tetapi juga meningkatkan reputasi sepak bola Indonesia secara keseluruhan.
Widodo Cahyono Putro, Ronny Wabia, Budi Sudarsono, Ponaryo Astaman, Elie Aiboy, dan Bambang Pamungkas, masing-masing memiliki cerita unik di balik gol-gol mereka. Bagaimana mereka melewati tekanan, momen epik, dan dampak yang dihasilkan oleh setiap gol adalah bagian dari kisah menarik yang terus membangun warisan Timnas Indonesia di Piala Asia.
Baca selengkapnya di bawah ini.
Widodo Cahyono Putro
Pada panggung Piala Asia 1996, nama Widodo Cahyono Putro bersinar terang dengan dua gol spektakulernya. Meskipun hasilnya tak membawa kemenangan untuk Indonesia, kehadiran Widodo di lapangan mengukir sejarah yang tak terlupakan.
Dua gol yang dicetak oleh Widodo datang dalam pertandingan melawan Kuwait dan Korea Selatan. Meski pertandingan melawan Kuwait berakhir imbang 2-2, gol gemilang Widodo diakui sebagai yang terbaik versi AFC. Sebuah penghargaan yang memperkaya prestasinya di panggung internasional.
Meskipun kini telah memasuki usia 53 tahun, Widodo Cahyono Putro tidak hanya meninggalkan jejaknya sebagai pencetak gol terbaik, tetapi juga melanjutkan dedikasinya dalam dunia sepak bola sebagai pelatih. Saat ini, dia terus mengabdi di dunia kepelatihan, memimpin dengan pengalaman dan kebijaksanaan yang dia peroleh selama karirnya.
Ronny Wabia
Pada Piala Asia 1996, Ronny Wabia menjadi bintang cemerlang yang menghiasi langit-langit sepak bola Indonesia. Terlibat dalam tiga dari empat gol Timnas Indonesia, Wabia meninggalkan jejaknya yang tak terhapuskan di turnamen bergengsi ini.
Pada laga kontra Kuwait, Wabia tidak hanya mencetak gol yang memukau, tetapi juga memberikan assist penting. Kontribusinya yang gemilang membantu Widodo Cahyono Putro mencetak gol spektakuler. Gol Wabia sendiri, dengan sepakan keras dari luar kotak penalti, menjadi sorotan utama.
Prestasi Wabia tak berhenti di situ, karena pada pertandingan berikutnya melawan Korea Selatan, ia kembali mencetak gol yang memukau melalui sepak pojok yang tak terhentikan. Meskipun kini telah berpuluh-puluh tahun berlalu sejak gemilangnya di Piala Asia, Ronny Wabia tetap menghiasi memorabilia sepak bola Indonesia.
Meski telah meninggalkan lapangan hijau, Wabia menjelma menjadi pekerja kantoran terkemuka, mengejar sukses di luar dunia sepak bola. Sebagai salah satu kepala kantor cabang Bank Papua, Wabia terus menjadi inspirasi bagi generasi yang mengikuti jejaknya.
Budi Sudarsono
Budi Sudarsono, dengan karirnya di Timnas Indonesia, mencatatkan namanya dalam sejarah Piala Asia dengan dua gol bersejarah. Keberhasilannya mencetak gol terbagi dalam dua edisi berbeda, yakni 2004 dan 2007, membuktikan kontribusi berkelanjutan dalam kompetisi tingkat Asia ini. Pada tahun 2004, golnya melawan Qatar mengukuhkan kemenangan 2-1, sementara pada tahun 2007, kontribusinya melalui gol ke gawang Bahrain menjadi bagian dari kemenangan pertama Indonesia di Piala Asia.
Kini, Budi Sudarsono membawa pengalamannya ke dunia kepelatihan, mengarahkan klub Liga 3, Raga Putra Menoreh.
Ponaryo Astaman
Ponaryo Astaman, dengan satu golnya di Piala Asia 2004, telah memukau penggemar sepak bola Indonesia. Melalui sepakan keras dari luar kotak penalti, ia menyumbangkan gol kedua pada kemenangan 2-1 melawan Qatar. Saat ini, Ponaryo terus berkecimpung di dunia sepak bola, menjabat sebagai Direktur Utama Borneo FC.
Elie Aiboy
Elie Aiboy mencatat namanya sebagai pencetak gol di dua edisi berbeda Piala Asia, yaitu 2004 dan 2007. Meskipun golnya pada tahun 2004 melawan Bahrain tidak cukup untuk meraih poin, kontribusinya terhadap tim Indonesia tetap diingat. Saat ini, Elie telah beralih ke dunia kepelatihan, melatih tim seperti Persewar Waropen.
Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas, dikenal dengan sebutan Bepe, menciptakan momen bersejarah di Piala Asia 2007 dengan satu golnya ke gawang Bahrain. Gol ini menjadi bukti kelasnya sebagai predator di kotak penalti. Meskipun kini berperan sebagai CEO PSJ TV, kenangan akan golnya tetap hidup di ingatan penggemar sepak bola Indonesia.