Sandy Walsh, pemain Timnas Indonesia yang memiliki akar kegemaran akan hidangan Indonesia, dengan senang hati berbagi beberapa insight mengenai makanan favoritnya. Salah satu makanan yang sangat disukainya adalah gado-gado, yang sering menjadi pilihan makanannya.
Dalam wawancara di saluran Sport77 Official, Walsh dengan penuh semangat menjelaskan mengapa gado-gado begitu disukainya. Menurutnya, bumbu kacang yang khas dari gado-gado memberikan cita rasa yang unik dan segar, hampir seperti sebuah salad. Ia juga menyoroti aspek kesehatan dari hidangan ini, memandangnya sebagai makanan yang sehat dan cocok untuk seorang atlet profesional seperti dirinya.
Namun, gado-gado bukan satu-satunya hidangan Indonesia yang membuat Walsh merasa terkesan. Ia juga berbicara tentang kesukaannya terhadap lemper, makanan yang sangat populer di Indonesia. Dengan antusiasme, Walsh berbagi bahwa ibunya seringkali membuat lemper untuknya, menambahkan sentuhan pribadi dan rasa yang khas pada hidangan tersebut.
Tidak hanya itu, Walsh dan keluarganya juga sering menciptakan hidangan-hidangan lezat lainnya dari bahan-bahan seperti tempe dan tahu, yang merupakan komponen penting dalam kuliner Indonesia. Dengan demikian, ia merasakan kedekatan dengan budaya kuliner Indonesia dan menikmati variasi hidangan yang ditawarkannya.
“Saya sering makan gado-gado karena bumbu kacangnya. Seperti salad,” ucap Walsh, dalam siniar di kanal Sport77 Official.
“Makanan sehat kan? Profesional,” sambungnya sembari tersenyum.
Selain gado-gado, menurut Walsh, ada lagi makanan yang menjadi kesukaannya. Pesepak bola berdarah Belanda tersebut mengaku sangat suka dengan lemper.
“Selain itu, saya juga suka lemper. Lemper sangat enak. Ibu saya sering buat,” tutur Walsh.
“Selain itu, kami juga sering buat masakan lain dari tempe dan tahu,” ia menambahkan.
Sudah Tak Asing
Sandy Walsh, seorang pesepak bola berusia 28 tahun yang merupakan bagian dari Timnas Indonesia, bukan hanya mencintai makanan Indonesia, tetapi juga memiliki pengalaman yang kaya dalam menjelajahi dan menikmati hidangan-hidangan khas Indonesia. Salah satu kebiasaan yang dia nikmati bersama ibunya adalah memasak hidangan-hidangan Indonesia sendiri.
Namun, tidak hanya itu, Walsh juga telah merasakan kelezatan makanan Indonesia di pasar malam yang ada di Belanda. Dalam pernyataannya, dia berbagi tentang pengalamannya berkunjung ke pasar malam di kota-kota seperti Rotterdam atau Den Haag bersama ibunya. Di sana, mereka menemukan beragam hidangan Indonesia yang memanjakan lidah mereka.
Pada pasar malam tersebut, Walsh dan ibunya menikmati hidangan seperti gado-gado, sate ayam, dan berbagai makanan Indonesia lainnya. Ini adalah momen yang menjadi pengalaman kuliner yang kaya dan berkesan bagi mereka. Dengan cara ini, Walsh tidak hanya menghargai rasa hidangan Indonesia tetapi juga mengambil bagian dalam mengeksplorasi dan merayakan kekayaan kuliner Indonesia yang terdapat di pasar malam di Belanda.
“Di Belanda ada pasar malam, kadang-kadang di Rotterdam atau Den Haag. Saya pergi ke sana bersama ibu,” kata Walsh.
“Di pasar malam, kami makan gado-gado, sate ayam, dan makanan Indonesia lainnya,” sambungnya
Sempat Jadi Korban Warteg
Sandy Walsh, yang telah menjadi akrab dengan makanan Indonesia, merasa nyaman menghadapi banyak aspek kuliner selama tinggal di Indonesia. Namun, seperti pengalaman yang seringkali terjadi pada wisatawan dan pendatang, ada momen ketika dia menghadapi tantangan kuliner yang tak terduga.
Salah satu pengalaman kurang menyenangkan yang diungkapkan oleh Walsh adalah ketika ia mencoba makanan dari warteg, warung makanan khas Indonesia yang populer di berbagai sudut negara. Sayangnya, dalam pengalamannya, ada saat di mana dia dan pacarnya mengalami masalah kesehatan setelah mengonsumsi hidangan dari warteg.
Walsh mengungkapkan bahwa mereka berdua bahkan sakit selama empat hingga lima hari setelah makan di warteg tertentu. Alasan pasti untuk kejadian ini belum jelas, tetapi dia menduga bahwa cara memasak di warteg tersebut mungkin kurang memenuhi standar kebersihan yang dibutuhkan untuk makanan yang sehat.
Dalam konteks ini, Walsh memberikan preferensi pribadi dengan mengatakan bahwa dia lebih memilih warung-warung makanan lain di Indonesia. Baginya, warung-warung lain memberikan jaminan kualitas makanan yang lebih baik dan kenyamanan bagi kesehatan.
“Saya dan pacar saya sempat sakit selama empat sampai lima hari. Sayapun tidak tahu mengapa, mungkin cara mereka memasak kurang sehat,” paparnya.
“Saya lebih suka warung-warung lainnya. Menurut saya, warung-warung lain lebih baik bagi saya,” Walsh menandaskan.