Arsenal, dalam upaya untuk memperkuat skuad mereka, dikabarkan akan segera mendatangkan Declan Rice dari West Ham United. Rice, yang berposisi sebagai gelandang, akan menjadi pemain kedua yang direkrut oleh The Gunners pada bursa transfer musim panas 2023. Sebelumnya, Arsenal sudah berhasil merekrut Kai Havertz dari Chelsea dengan biaya transfer yang mencapai 65 juta Paun.
West Ham United diketahui telah bersedia melepas Declan Rice jika mendapatkan tawaran yang memuaskan. Klub London tersebut telah menetapkan harga di atas 100 juta Paun untuk pemain berusia 24 tahun tersebut. Harga transfer yang tinggi ini membuat Manchester City dan Chelsea mundur dari persaingan untuk memboyong Rice.
Akhirnya, Arsenal berhasil mencapai kesepakatan dengan West Ham United mengenai transfer Declan Rice. Pemain Timnas Inggris itu akan didatangkan dengan nilai transfer yang bisa mencapai 105 juta Paun. Namun, terdapat hambatan dalam proses negosiasi antara kedua klub terkait struktur pembayaran yang akan digunakan.
Arsenal berkeinginan untuk membayar transfer Declan Rice dalam jangka waktu empat tahun. Sementara itu, West Ham United menginginkan pembayaran dilakukan dalam waktu 18 bulan. Kata “cicilan” dan “struktur pembayaran” telah menjadi istilah umum dalam transfer pemain sepak bola belakangan ini.
Mengapa penggunaan cicilan dalam transfer pemain bukanlah hal yang mengejutkan?
Amortisasi dan pembukuan memiliki peran penting dalam pembelian dan penjualan pemain sepak bola. Istilah amortisasi bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia sepak bola, namun aktivitas transfer Chelsea pada musim 2022/2023, terutama pada Januari 2023, membuat istilah ini semakin mendapat sorotan. Amortisasi adalah bagian dari metode pencatatan nilai aset dalam pembukuan klub sepak bola.
Misalnya, jika seorang pemain dibeli dengan nilai transfer 100 juta Paun dan memiliki kontrak selama lima tahun, klub pembeli akan mencatatkan pengeluaran sebesar 20 juta Paun setiap tahunnya (nilai tersebut dapat berubah jika pemain tersebut dijual sebelum kontrak berakhir atau terjadi perpanjangan kontrak).
Metode pembukuan ini digunakan untuk menghitung nilai buku aset yang dapat disusutkan, berbeda dengan aset tetap seperti kendaraan atau bangunan. Amortisasi berbeda dengan biaya transfer yang dikeluarkan oleh klub untuk membeli pemain, di mana biaya tersebut dapat disebar dalam pembukuan selama durasi kontrak yang disepakati. Sementara klub yang menjual pemain tersebut akan mencatatkan pendapatan secara keseluruhan.
Mengapa pembayaran dengan cicilan semakin populer dalam dunia sepak bola?
Penggunaan metode pembayaran dengan cicilan bukanlah hal baru dalam sepak bola. Tidak perlu melihat terlalu jauh ke belakang untuk menemukan contohnya. FC Barcelona, yang menghadapi krisis keuangan pada masa itu, melakukan beberapa transfer pemain pada bursa transfer musim panas 2022.
Salah satu pemain yang dibeli oleh Barcelona adalah Raphinha, penyerang sayap yang datang dari Leeds United dengan nilai transfer 50 juta Paun. Namun, krisis keuangan yang dialami oleh Barcelona membuat mereka tidak dapat membayar langsung sesuai dengan struktur pembayaran yang disepakati.
Dalam wawancara dengan The Athletic, Andrea Radrizzani, pemilik Leeds United saat itu, bahkan mengancam akan menuntut Barcelona jika mereka tidak memenuhi struktur pembayaran cicilan yang telah disepakati. Namun, ancaman tersebut tidak pernah terealisasi, menunjukkan bahwa Barcelona telah memenuhi kewajiban mereka.
Selain kondisi keuangan klub, faktor kondisi ekonomi negara atau global juga memainkan peran penting. Klub-klub di Liga Inggris memiliki kekuatan keuangan yang lebih besar dibandingkan dengan klub dari negara lain. Namun, hal ini juga berarti bahwa mereka harus membayar biaya yang lebih tinggi saat mendatangkan pemain, terutama jika pemain tersebut juga berasal dari Inggris.
Selain itu, Inggris saat ini sedang mengalami inflasi dan krisis biaya hidup yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Biaya dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk operasional klub sepak bola, juga mengalami peningkatan signifikan.
Selain faktor-faktor tersebut, tingkat suku bunga negara juga menjadi faktor penentu yang penting. Klub membutuhkan bantuan bank untuk mendapatkan dana yang cukup. Kenaikan suku bunga membuat klub semakin sulit mendapatkan pinjaman besar dengan jangka waktu yang pendek (tanpa pembayaran dengan cicilan).
Klub yang membeli pemain cenderung ingin membayar dengan cicilan dalam jangka waktu yang lebih lama, sementara klub yang menjual pemain ingin mendapatkan pendapatan secara cepat dari penjualan pemain tersebut.