Thursday, November 21, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot NewsEvaluasi Timnas Indonesia U20 setelah Gagal di Piala Asia

Evaluasi Timnas Indonesia U20 setelah Gagal di Piala Asia

Evaluasi Timnas Indonesia U20 akan mendorong perbaikan untuk skuad asuhan Shin Tae-yong. Seperti diketahui, jalan Skuad Garuda hanya terhenti di babak penyisihan grup, usai meraih satu kemenangan, satu hasil kalah, dan sekali seri.

Tergabung di Grup A bersama Irak U20, Suriah U20, dan Uzbekistan U20, Indonesia cuma bisa mendapat 4 poin dan bertengger di nomor ketiga. Mereka kalah dari tuan rumah Uzbekistan (7 poin – 3 laga) dan Irak (4 poin – 3 laga), meski unggul dari Suriah (1 poin – 3 laga). Lalu, apa saja yang sebaiknya menjadi evaluasi?

- Advertisement -
asia9QQ

Evaluasi Timnas Indonesia U20

Kegagalan bibit muda Indonesia menembus babak penyisihan menjadi PR bagi pelatih Shin Tae-yong. Sebab, pelatih asal Korea Selatan itu juga akan mengomandoi Timnas Indonesia U20 di turnamen Piala Dunia U20 yang akan berlangsung di Indonesia. Berikut evaluasi yang sebaiknya menjadi perhatian pelatih.

1. Ketajaman Serangan

Tak dipungkiri, Garuda Nusantara hampir selalu mendominasi pertandingan sejak awal. Sayangnya, kemenangan tak selalu berpihak pada mereka karena kurang tajamnya lini depan. Misalnya, ketika melawan Irak U20, Indonesia bahkan unggul jumlah pemain. Menghadapi 10 pemain Irak – alih-alih menang atau paling tidak menyamakan kedudukan – Timnas Indonesia U20 justru kalah dengan skor cukup telak, 2-0.

Kegagalan untuk mencetak gol tersebut juga semestinya menjadi perhatian. Apa lagi, sepanjang turnamen, Skuad Garuda Muda hanya mencetak satu gol. Satu-satunya lesakan yang berhasil berbuah skor itu datang dari penyerang Persija Jakarta, Hokky Caraka. Bintang muda Indonesia itu mencetak gol saat melawan Suriah U20 di menit 35′ dalam laga yang berakhir 1-0.

Ada pun ketika melawan Irak dan tuan rumah Uzbekistan, Rabbani Tasnim dan kolega gagal membuahkan gol. Jika melawan Irak U20 kalah 2-0, Indonesia punya hasil lebih baik saat menghadapi tuan rumah yang berakhir dengan skor 0-0.

Sejatinya, kekuatan yang dimiliki Skuad Garuda di lini depan sudah cukup mumpuni. Pemain pilihan Coach Shin juga rata-rata punya kecepatan yang menjadi nilai plus. Namun, efektivitas mereka dalam menyerang belum sepenuhnya sesuai harapan.

Oleh karena itu, pasca-Piala Asia U20 dan menjelang Piala Dunia U20 2023, ada baiknya Coach Shin melakukan pembenahan, terutama di lini serang. Tujuannya, tidak lain agar tidak banyak peluang Indonesia yang terbuang sia-sia guna membukukan pundi-pundi gol yang banyak.

Baca Juga: Tottenham Finis 4 Besar Sudah Serasa Juara Liga Inggris

Baca Juga: Inter Milan Dikalahkan Spezia, Simone Inzaghi sampai Frustrasi

2. Passing

Lini tengah Indonesia cukup sering menjadi masalah, terutama tampak ketika melawan Irak. Dengan 11 orang lengkap, Indonesia gagal untuk mendominasi pertandingan, juga mencetak gol. Ruang di lini tengah Indonesia juga acap mudah dilewati dengan pressing yang bisa terbilang longgar. Imbasnya, barisan pertahanan Garuda harus keteteran menghadapi serangan.

Selain kurangnya menutup ruang sejak lini tengah, kesalahan umpan juga acap menjadi masalah di kubu Timnas Indonesia U20. Untuk taktik serangan, kondisi ini bisa berdampak pada aliran bola yang tak lancar ke depan alias menghambat build up serangan, sebab lini tengah menjadi mesin. Sementara untuk bertahan, kesalahan passing juga bisa berakibat fatal, menjadi blunder.

Pembenahan sektor tengah ini juga semestinya menjadi evaluasi Timnas Indonesia U20. Padahal, Shin Tae-yong punya beberapa pemain berbakat di tengah, yang punya akurasi umpan yang terbilang baik. Bukan itu saja, karena ada juga yang punya kemampuan tembakan jarak jauh yang akan sangat berguna sewaktu-waktu ketika lini depan mentok.

Lihat persiapan timnas Indonesia di sini!

3. Pertahanan

Kesalahan umpan yang dilakukan pemain sepak bola – khususnya di lini tengah – tak hanya memberi dampak pada mentoknya penyerangan, dalam hal ini build up. Lebih dari itu, kesalahan umpan bisa sangat berbahaya, terhadap pertahanan. Gol-gol yang terjadi ke gawang Indonesia – saat itu dijaga Cahya Supriadi – juga tidak terlepas adanya kelengahan di lini pertahanan, terutama di sektor bek.

Apa lagi, Indonesia U20 saat itu unggul jumlah pemain, 11 melawan 10 orang. Kondisi itu, sudah semestinya, bisa dimanfaatkan, untuk menang, atau paling tidak bisa menyamakan kedudukan.

Dalam tiga laga Piala Asia U20 kemarin, beberapa miskomunikasi yang terjadi berdampak pada ancaman ke gawang, bahkan ada juga yang berakibat gol. Insiden akan menjadi evaluasi timnas Indonesia U20 dan tentu tak boleh lagi terulangi di ajang Piala Dunia U20 2023 saat menjadi tuan rumah.

Simak berita bola lainnya di asia9sports

RELATED ARTICLES

2 COMMENTS

Comments are closed.

- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments