Sandro Tonali menyebut Ismail Bennacer sebagai pemain penting yang menginginkan rekannya itu bertahan di AC Milan meski banyak klub elite Eropa saat ini tertarik. Ben Nasser kini menjadi salah satu pilar utama Milan. Dalam dua musim terakhir, dia membantu Rossoneri bangkit. Termasuk saat Milan meraih gelar juara liga. Namun kini Rossoneri berisiko kehilangan pemain asal Aljazair tersebut.
Kontraknya di Milan kini hanya berlaku hingga 2024. Rossoneri sejauh ini gagal untuk memperpanjang masa tinggalnya di San Siro. Situasi kontrak Ismail Bennasser di AC Milan akhirnya menarik perhatian sejumlah klub. Meski begitu, satu klub dikabarkan serius untuk memboyongnya. Sebut saja bekas klub Ben Nasser Arsenal. The Gunners juga punya rival di kota yang sama, yaitu Chelsea.
Masih di Premier League, dan namanya Liverpool. Mereka dikabarkan telah membuat jadwal pertemuan dengan agen Ben Nasser. Dan kemudian ada Manchester United. Mereka mencari tambahan amunisi, meski sudah merekrut Casemiro dan Christian Eriksen. Sandro Tonali adalah partner Ismail Bennacer di lini tengah AC Milan. Jadi dia tahu kualitas rekan – rekannya dengan baik.
Tonali Ingin Bennacer Tak Tinggalkan AC Milan
Tonali menyebut Bennacer adalah pemain yang sangat penting bagi Milan dengan kekuatannya. Ia juga mengatakan bahwa bermain dengan pemain berusia 25 tahun itu sangat membantu meringankan beban kerjanya. Ismail sangat penting bagi mereka, dia tidak bisa menggambarkannya secara berbeda.
Dia ada di mana – mana, dia berlari untuk semua orang dan memiliki kualitas. Bermain dekat dengannya membuat segalanya lebih mudah. Sandro Tonali pun memahami bahwa Ismail Bennacer saat ini sedang diincar oleh beberapa klub elite Eropa. Ia pun berharap Ben Nasser bisa mengabaikan godaan klub – klub tersebut dan bertahan di AC Milan.
Dia ingin dia bertahan. Dia tahu apa artinya bermain untuk Milan, bahkan lebih baik dari dia karena dia bergabung dengan klub lebih awal. Tahu jalan kita dan apa yang bisa kita lakukan bersama di masa depan.
Januari 2023 menjadi momen krusial bagi AC Milan dalam mengejar Napoli
Perburuan gelar juara klasemen Liga Italia 2022/2023 akan segera dimulai. AC Milan disebut berpeluang mengejar Napoli pada Januari 2023. Napoli saat ini berada di puncak klasemen. Setelah 15 pertandingan, Paternope tidak pernah kalah, hanya dua kali seri dan sisanya menang. 41 poin berhasil dikumpulkan.
Milan tepat di bawah. Juara bertahan yang baru memiliki 33 poin atau tertinggal delapan poin. Kesenjangan sejauh ini tak membuat Carlos Passerini merasa perburuan gelar sudah usai. Sebaliknya, dia melihat awal tahun 2023 sebagai dorongan bagi Rossoneri untuk menutup selisih poin. Milan harus bisa menemukan cara untuk memanfaatkan momentum ini.
Pasalnya, kondisi tim pasca Piala Dunia 2022 tidak terlalu bagus. Sejumlah pemain masih cedera. Beberapa pemain lainnya sudah lama absen di Piala Dunia 2022, yang akan berdampak pada kekuatan fisik para pemain saat kembali ke klub. Tim ini seharusnya berada dalam kondisi yang lebih baik di babak kedua. sayangnya, beberapa tim berada dalam kondisi yang lebih baik.
Passerini dari Corriere dello Sport mengatakan kedalaman skuad akan memainkan peran besar dalam perburuan gelar. Milan merasakannya musim lalu. Sekarang Napoli memiliki lebih banyak pemain yang tersingkir lebih awal di Piala Dunia, tidak seperti Milan. Ingat musim lalu, Milan harus membayar mahal karena cedera para pemain.
Setelah semuanya pulih, Milan mendapatkan akselerasi yang bagus dalam permainan. Passerini yakin Januari 2023 akan menjadi momen yang sangat menentukan bagi Milan untuk memperkecil jarak yang ada. Milan sebenarnya membangun skuat yang dalam. Mereka bisa menggantikan siapa saja. Namun, Januari masih akan menentukan.
Mengingat formasi pohon Natal Carlo Ancelotti di kejayaan AC Milan
Ancelotti pernah memimpin AC Milan mendominasi Eropa dengan formasi pohon Natal. Lini tengah kreatif Rossoneri memberi Ancelotti ide untuk proyek legendaris ini. Carlo Ancelotti melatih AC Milan selama delapan musim dari 2001 hingga 2009. Bersama Ancelotti, Rossoneri meraih kejayaan di dalam negeri dan di Eropa.
Milan berhasil meraih berbagai gelar bergengsi di bawah asuhan Don Carlo, antara lain satu gelar Serie A dan dua Liga Champions. Selain trofi, salah satu hal yang selalu diingat oleh fans Milan adalah ide cemerlang membuat pohon Natal. Ancelotti memimpin AC Milan dengan formasi 4 – 3 – 1 – 2 untuk menjuarai Liga Champions UEFA 2002 – 2003.
Manuel Rui Costa tampil sebagai penyerang di belakang duet Filippo Inzaghi dan Andriy Shevchenko. Musim itu, Ancelotti juga mulai bereksperimen dengan beralih ke formasi 4 – 3 – 2 – 1. Pola ini dikenal sebagai pola pohon natal. Pasalnya, jika dilihat dari atas, posisi para pemain dalam formasi ini menyerupai pohon cemara yang identik dengan Natal.
Dalam otobiografinya yang berjudul Preferisco La Coppa, Ancelotti menjelaskan bahwa dirinya memiliki ide bermain dalam formasi pohon natal untuk menampung gelandang – gelandang papan atas AC Milan. Musim penuh pertama dia di Milan, 2002 – 2003, adalah tentang pembentukan pohon Natal. Itu terjadi karena sebuah peluang.
Di bursa transfer mereka mendatangkan dua pemain, Clarence Seedorf dan Rival Much. Tugas dia adalah menemukan cara agar keduanya bermain bersama dan mereka sudah memiliki Andrea Pirlo dan Rui Costa. Keempat pemain ini harus bermain sesuai dengan filosofi klub, menyenangkan dan indah. Sepak bola harus ada. (*)