Jadwal Serie A pekan ke – 13 penuh dengan keseruan, menghadirkan laga Big Match antara Juventus vs Inter Milan, Dusan Vlahovic dan Lautaro Martinez. Laga Big Match Juventus – Inter Milan di Pekan 13 akan menjadi laga pamungkas Serie A, Senin 7 November pukul 02:45 WIB. Di pekan ke – 13 Serie A, tidak hanya Juventus vs Inter Milan, tetapi juga 2 pertandingan mempertemukan 2 tim besar.
Dua pertandingan besar lainnya adalah Atalanta vs Napoli dan Roma vs Lazio. Juventus vs Inter dipastikan akan seru, melihat Dusan Vlahovic berhadapan langsung dengan pemain timnas Argentina Lautaro Martinez. Dusan Vlahovic dan Lautaro Martinez keduanya saat ini berada di daftar pencetak gol terbanyak di Serie A.
Keduanya telah mencetak enam gol dalam 12 pekan. Selain itu, Juventus dan Inter Milan dipastikan akan saling sikut untuk memperebutkan tiga poin di klasemen Serie A. Saat ini, Inter Milan unggul 1 poin dari Juventus dan unggul 2 poin dari Juventus. Dilihat dari 5 pertemuan sebelumnya antara Juventus dan Inter Milan, Nerazzurri memiliki 3 kemenangan atas Inter Milan.
Dua pertandingan tersisa berakhir dengan kemenangan dan hasil imbang bagi Inter. Sebanyak 10 pertandingan di Pekan 13 akan dimainkan mulai 5 – 7 November, dimulai dengan Udinese vs Lecce. Persaingan sengit dari tim papan atas Serie A akan terasa di Pekan 13. Meski begitu, hanya juara bertahan Serie A, AC Milan, satu – satunya tim papan atas di Serie A dengan lawan yang mudah.
Abai Big Match, Massimiliano Allegri Justru masih Kaget Dengan Kegagalan Juventus Lolos dari Fase Grup Liga Champions
Bos Juventus Massimiliano Allegri mengaku tidak asing dengan fakta bahwa timnya tidak akan lolos ke babak 16 besar Liga Champions 2022 – 2023. Jika Juventus kalah dari Paris Saint – Germain dalam pertandingan terakhir Grup H pada merekas 3 November 2022, mereka harus menerima tempat di babak 16 besar Liga Europa atau berisiko tersingkir.
Juventus akan semakin terpuruk jika Maccabi Haifa seri atau kalahkan Benfica. Sebelum laga melawan Paris Saint – Germain, Allegri mengatakan meski nantinya Juventus harus bermain di Liga Europa, Juventus tetap berambisi untuk berlari jarak jauh di kompetisi Eropa. Rabu, 2 November 2022, Football Italia seperti dikutip: “Hari ini adalah konferensi pers yang aneh, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun mereka bermain tanpa pertandingan Liga Champions yang menentukan.”
Sekarang di Liga Europa, mereka berusaha untuk sampai ke sana, ini masih Eropa, mereka harus memainkan permainan yang adil dan mereka akan menghadapi salah satu tim terkuat di Eropa. Pelatih asal Italia itu geram atas kegagalan Juventus lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Ia berharap kegagalan ibu tua itu menjadi motivasi bagi timnya untuk menjadi lebih baik.
Dia kesal karena tidak membandingkan diri mereka dengan yang terbaik mulai Maret akan menyebabkan kemarahan mereka. Itu harus memberi mereka momentum, itu harus menimbulkan reaksi, tetapi mereka akan marah dengan Inter, Verona dan Lazio. Pikirkan tentang liga setelah pertandingan.
Tentu saja, hasil Liga Champions sangat buruk, yang membuat mereka melihat hasil liga dengan cara yang lebih negatif. Tapi mereka akan memikirkan liga mulai lusa. Saat ini, Juventus berada di urutan ketiga klasemen Grup H Liga Champions dengan tiga poin dari lima pertandingan. Skor mereka sama dengan Maccabi Haifa yang menempati posisi keempat.
Allegri Kaget Gagalnya Juventus Lolos dari Fase Grup Liga Champions
Dalam duel terakhir, Juventus akan menghadapi Paris Saint – Germain pada merekas 2 November 2022 pukul 3 pagi di Allianz Arena. Paris Saint – Germain mencoba menghibur Juventus. Bos Paris Saint – Germain Christophe Galtier mengungkapkan mengapa Juventus gagal mencapai babak 16 besar Liga Champions.
Dia hanya berpikir mereka kekurangan formasi yang dibutuhkan permainan jenis ini dari awal hingga akhir. Absennya Paul Pogba dan Federico Chiesa adalah fundamental dan segala macam situasi telah melemahkan Juventus, baik secara teknis maupun mental. Liga Champions membutuhkan 110% dan sejak awal musim, Juventus selalu memiliki masalah ini.
Dia pikir itulah masalahnya. alasan utama. Paris Saint – Germain memulai musim dengan ekspektasi yang sangat tinggi, tetapi sejarah sering mengecewakan mereka dalam pertandingan ini. Meski begitu, Galtier ingin musim ini menjadi tahunnya Paris Saint – Germain. Ada harapan besar tahun ini, tim juara yang hebat dengan banyak pengalaman.
Sayangnya, mereka tidak pernah memenangkan trofi bergengsi ini, sulit untuk menang, dan terkadang Anda melihat permainan gila yang dapat dibalik dalam sekejap. Paris Saint – Germain pernah hampir memenangkannya dan mereka berharap ini adalah tahun mereka. (*)