Panpel Persik Kediri mengusulkan PT LIB dan PSSI untuk meningkatkan persyaratan medis di stadion Indonesia sebagai tempat kompetisi. PSSI dan PT LIB mengatur semua aspek persaingan di Indonesia. Salah satunya adalah medis. Baik itu terkait dengan ambulans, peralatan, atau staf medis di lokasi sebelum dan selama pertandingan.
Selama Dia terlibat di departemen medis Panpel Persik Kediri, SOP – nya sudah diatur oleh PSSI dan PT LIB. Bahkan sebelum musim baru liga, pelatihan dilakukan oleh kedua institusi sepakbola itu. Materi pelatihan, lanjut Tri Cahyono, selalu mendapat update medis terkini. Kini dalam pelaksanaan pertandingan nasional, ide Mini ICU mulai muncul di setiap stadion.
Ide yang bagus. Menurut Dia, itu harus segera terjadi, karena pertandingan sepak bola melibatkan keselamatan banyak orang. Karena itu, Panpel harus memastikan kenyamanan semua orang di stadion.
Fasilitas Persik Kediri
Namun, staf Puskesmas Pesantren di Kediri tetap memiliki fasilitas yang memadai di stadion. Setiap stadion harus memiliki ruang medis yang cukup besar, jika ada penderita gangguan kesehatan, harus ada tempat yang cukup luas untuk peralatan dan pengobatan. Baik itu karena penyakit bawaan atau karena gangguan di lapangan.
Soal peralatan dan tenaga medis, Tri Cahyono menjelaskan sebenarnya tidak terlalu sulit. Karena masing – masing klub bisa bekerja sama dengan rumah sakit rujukan di daerah. Akan lebih baik jika masing – masing klub memiliki peralatan medis sendiri. Tapi masalahnya bisa sangat mahal. Solusinya klub bisa bekerja sama dengan rumah sakit.
Unit Perawatan Intensif Mini
Namun, lanjut Tri Cahyono, setidaknya jika setiap stadion memiliki Mini ICU, bisa memberikan pertolongan pertama kepada penonton yang mengalami gangguan kesehatan. Setiap orang yang datang ke stadion memiliki riwayat kesehatannya masing – masing. Mungkin ada masalah jantung, dan kegugupan permainan bisa memicu penyakit jantung kambuh.
Nah, kalau ada ICU Mini, kita bisa memberikan pertolongan pertama. Kalau memang begitu, tidak membantu, Mereka akan segera ke rumah sakit terdekat. Begitu juga jika ada korban huru – hara di laga Persik Kediri.
Panpel Persik: Saat Ini Belum Ada SOP Penanganan Penonton!
Sejak bergabung dengan Persik Kediri pada 2001, Tri Cahyono mengungkapkan, kerja tim medis hanya fokus menangani unsur tim yang bertanding. Selama ini standar operasional prosedur tim medis hanya untuk tim bermain, yang membutuhkan 15 tenaga medis per pertandingan. Jadi tidak ada prosedur operasi standar untuk menangani penonton.
Jika terjadi kerusuhan dan pemain cedera, Mereka fokus pada mereka. Bahkan dalam situasi kacau, penonton juga bisa terluka. Jadi tenaga medis pasti tidak cukup untuk menangani situasi ini.
Panpel Persik dan Pengalaman Kerusuhan
Beberapa kali kerusuhan terjadi di Stadion Brawijaya Kediri. Misalnya, anarki partai Persik Kediri vs Arema tahun 2003, Persiwa vs Arema tahun 2006 dan anarki Persik Kediri vs PSIM. Dua kerusuhan besar yang melibatkan Arema tidak menimbulkan banyak kerusakan. Tapi uniknya, saat Persik Kediri menjamu PSIM, banyak yang terluka.
Artinya, kita harus siap dengan potensi kerusuhan. Dan, tidak selalu kerusuhan besar yang memimpin. korbannya banyak. Kerusuhan, tiba – tiba anarkis dan banyak korban.
Jokowi Sebut Sepakbola Indonesia Tidak Ada Sanksi dari FIFA: Alhamdulillah!
Kekhawatiran publik tentang penjatuhan sanksi FIFA terhadap sepak bola Indonesia atas tragedi Kanjuluhan tentu tidak terjadi. Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo usai menerima surat dari otoritas di dunia sepakbola. Berdasarkan surat ini, alhamdulillah sepak bola Indonesia tidak diakui FIFA.
Selain itu, pemerintah Indonesia, FIFA dan AFC akan bersama – sama membentuk Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia. Dalam kerja sama ini, pemerintah, FIFA, dan AFC akan menetapkan standar keamanan stadion di seluruh Indonesia. Kemudian, berdasarkan standar keamanan internasional, protokol standar dan prosedur keamanan yang harus ditegakkan oleh polisi dikembangkan.
Tidak hanya itu, pemerintah Indonesia, FIFA dan AFC juga akan mengatur jadwal kompetisi. Saat merencanakan jadwal kompetisi, potensi risiko perlu diperhitungkan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai FIFA serius membantu kemajuan sepak bola Indonesia. Hal ini terlihat dari rencana kedatangan Presiden FIFA Gianni Infantino ke Indonesia.
Rencananya presiden FIFA akan datang ke Indonesia pada Oktober atau November untuk berdiskusi dengan pemerintah. Wakil Presiden PSSI Ivan Budianto senang dengan fokus FIFA di Indonesia. Ia optimistis tragedi Kanjuluhan bisa menjadi titik awal perubahan manajemen sepakbola Indonesia. (*)