Suporter Persis Solo turut berduka cita atas meninggalnya ratusan korban pasca Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Sabtu malam (2/9). Sikapi Tragedi Kanjuruhan, Mereka setuju untuk mundur dari permainan tanpa batas waktu. Kejadian ini sangat menyakitkan dan menyedihkan bagi para penggemar.
Tidak ada kemenangan dan kebahagiaan yang dapat menggantikan (kehidupan). Lebih buruk lagi, tragedi Kanjuruhan menjadi pertandingan paling banyak memakan korban kedua di dunia, mengalahkan bencana Stadion Accra 9 Mei 2001 di Accra, Ghana, yang menewaskan 126 korban. Ivan berharap acara tersebut menjadi pelajaran penting bagi semua instrumen sepakbola.
Termasuk PSSI, panitia pelaksana (grup), polisi dan pendukung di seluruh Indonesia. Untuk belajar, khususnya di Kota Solo, Mereka sudah berdiskusi dengan pihak kepolisian. Bisa saling berpelukan dan berkomunikasi dengan baik. Padahal, banyak hal yang harus dibenahi terkait Standar Operasional Prosedur (SOP). Terutama yang berhubungan dengan keramaian.
Padahal, banyak faktor yang memicu terjadinya tragedi Kanjuruhan. Faktor utama, bagaimanapun, adalah kecerobohan keputusan polisi untuk menembakkan gas air mata ke tribun. Pemrosesan seperti itu masih acak. Oleh karena itu, dalam setiap pertandingan, Mereka mengeluarkan surat perlindungan hukum untuk menghindari tindakan represif oleh pihak berwenang.
Sikapi Tragedi Kanjuruhan, Suporter Persis Solo Sepakat Mundur
Ketua Garis Keras (GK) Sambernyawa Bayu Raharja juga mengungkapkan kekecewaannya. Dia menyoroti aturan FIFA terhadap gas air mata dan senjata api di stadion. Dia sering bertanya kepada satpam. Rutinitasnya seperti apa? Mengapa gas air mata ditembakkan untuk menindaklanjuti kerusuhan? Padahal tidak hanya suporter tapi juga perempuan dan anak – anak di stadion.
Masuk dan keluar stadion juga menjadi sorotan acara tersebut. Akses yang terbatas dapat menyebabkan peristiwa yang saling bertentangan, atau bahkan tumpang tindih. Setelah Piala Presiden lalu, Mereka juga memberikan saran kepada manajemen untuk memberikan akses tambahan. Sehingga mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Karena, sekarang aksesnya sempit. Memang tidak ada masalah masuk karena ada cek. Jadi, bagaimana mau keluar? Pihak GK merasa kehilangan. Tragedi tersebut dijadikan bahan introspeksi untuk mendidik anggotanya tentang kompetisi buta. Selain itu, mereka akan selalu berkomunikasi dengan elemen lain seperti pendukung, pendukung Solo, manajemen dan keamanan.
Mereka akan berkumpul di forum secepatnya untuk membahas agenda Mereka. Namun, Mereka tetap sepakat untuk mundur dari kompetisi Persis Solo tanpa batas waktu.
Tragedi Kanjuruhan, Suporter Persis Solo: Kesedihan di Malang, Kita Semua
Kejadian di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB kembali membuat miris sepak bola Indonesia. Tercatat 127 orang usai pertandingan Arema FC vs Surabaya. Sekelompok suporter Persis Solo, Surakatan juga menyampaikan solidaritas atas peristiwa memilukan di Stadion Kanjuruhan.
Surakatans mengajak seluruh anggotanya untuk berkumpul pada hari Minggu (2/10/2022) pukul 19.23 WIB di Alun – Alun Stadion Manahan untuk berdoa bersama dan menyalakan lilin sebagai aksi solidaritas. Dalam sebuah pernyataan, Suragans mengatakan sepak bola seharusnya menjadi kegiatan rekreasi bagi orang – orang untuk dinikmati, tetapi sebenarnya menimbulkan korban.
Sedih di Malang, duka untuk kita semua. Turut berduka cita yang sedalam – dalamnya atas tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Bogdanov, salah satu perwakilan Surakatan, mengatakan dia tidak pernah mengira tragedi itu akan begitu mengerikan. Sepak bola sebagai hiburan sebenarnya bisa memakan korban, bahkan di kalangan anak – anak.
Maka malam ini mari kita bersama – sama berdoa agar kejadian seperti ini tidak membuat setiap orang tua resah. Malam ini kawan – kawan mari bersatu padu, apapun golongan kita, kemanusiaan harus menyatukan kita semua.
Belasungkawa dari PSS
PSS Sleman Club juga menyampaikan belasungkawa yang sedalam – dalamnya atas peristiwa mengerikan di Malang. Demikian disampaikan Andywardhana, Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PT PSS). Pertama – tama, Mereka keluarga besar PSS Sleman menyampaikan belasungkawa kepada para korban yang meninggal tadi malam setelah tragedi Kanjuruhan. Mereka sangat menyayangkan kejadian ini dan tentu saja kita semua harus belajar darinya. Dia juga berharap ini tidak akan terjadi di mana pun lagi. (*)