Peringkat Liga 1 2022 – 2023 pada minggu ke – 9 telah diumumkan. Setelah satu kemenangan lagi pekan ini, Madura United masih bisa Tetap Kokoh dan memimpin klasemen dengan nyaman. Ya, pertandingan seru sudah selesai di Pekan 9 Liga 1 2022 – 2023. Salah satunya adalah pertandingan Madura United melawan Bhayangkara FC.
Duel yang berlangsung pada Kamis, 8 September 2022 di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelangan Pamekasan berlangsung sengit. Madura United hanya bisa menang tipis dengan skor 1 – 0. Itu adalah Jia Jia di menit ke – 29. Namun, kemenangan yang diraih dengan susah payah itu sangat berarti bagi Madura United. Tim seperti Beto Goncalves tetap kokoh di puncak klasemen dengan 22 poin.
Setelah Madura United di klasemen Liga 1 2022 – 2023, ada juga Bali United yang sangat konsisten. Mereka memiliki 21 poin saat ini setelah memenangkan Pekan 9 Liga 1 2022 – 2023. Melawan Deva United, armada Stefano Cuggura menggila. Laga yang dimainkan di Stadion Kapten I Wayan Dipta WIB pada Sabtu sore, 10 September 2022 itu berakhir dengan kemenangan 6 – 0 untuk Bali United.
Madura United Tetap Kokoh Di Puncak Klasemen
PSM Makassar mengisi posisi ketiga di Liga 1 2022 – 2023 sebelum Pekan 9. Mereka kini mengumpulkan 20 poin. Persaingan klasemen Liga 1 2022 – 2023 semakin ketat karena Persija Jakarta yang berada di posisi keempat juga hanya terpaut sedikit dari tiga tim di atas. Macan Kemayoran – sapaan akrab Persija – kini mengoleksi 20 poin.
Persija Jakarta berhasil mencetak 3 poin di Pekan 9. WIB bertandang ke markas Barito Putera pada Minggu (11/9/2022) malam dan Persija menang 1 – 0 berkat gol Michael Krmencik (69′). Lima besar klasemen sementara Liga 1 2022 – 2023 juga direbut oleh Borneo FC. Mereka hanya tertinggal 1 poin dari Persija Jakarta.
Sementara itu, Persib Bandung sendiri tetap berada di peringkat delapan klasemen sementara Liga 1 2022 – 2023 dengan 13 poin. Kemudian, dia baru saja mengalahkan Arema FC 2 – 1 di Pekan 9 Liga 1 2022 – 2023 dan mereka berada di urutan ke – 10.
Presiden Madura United terkejut PSSI mengatakan JIS tidak cocok untuk matchdays FIFA
Presiden Madura United Achsanul Qosasi terkejut dengan pernyataan PSSI bahwa Jakarta International Stadium (JIS) tidak layak untuk menjadi tuan rumah pertandingan FIFA Matchday. Qosasi menilai JIS harus direncanakan dengan matang dan tidak sembarangan dibangun. Perdebatan terkait JIS memanas setelah PSSI menyatakan tidak layak menggelar pertandingan FIFA Matchday antara Timnas Indonesia melawan Curacao pada 27 September 2022.
Stadion megah berkapasitas 82.000 penonton yang dijuluki PSSI itu belum memenuhi kelayakan infrastruktur 100%. Tim nasional Indonesia memainkan dua pertandingan pada hari pertandingan FIFA melawan Curaçao. Pertandingan pertama akan digelar pada 24 September, dan pertandingan kedua akan digelar pada 27 September 2022.
Laga kedua, atau 27 September, PSSI semula berencana bermain di JIS. Sementara itu, laga pertama akan digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Namun, rencana berubah dan Stadion Pakansari Bogor akan menjadi tempat pertandingan pada 27 September. PSSI menilai JIS dinilai tidak layak menggelar pertandingan di level FIFA Matchday karena faktor keamanan infrastruktur.
Dan maraknya aktivitas terkait pertandingan perimeter yang menumpuk di North West Stand. Selain itu, perimeter tribun perlu diperiksa kembali hingga infrastruktur pendukung seperti tempat parkir dan akses ke stadion kurang lancar. Alasan ini jelas menarik. Jakpro juga mengeluarkan tanggapan, dengan rilis yang mengonfirmasi bahwa JIS memiliki standar FIFA.
Presiden Madura United terkejut PSSI mengatakan JIS tidak cocok untuk matchdays FIFA
Bahkan dalam rilisnya, Jakpro menyebut 10 poin untuk menandingi klaim PSSI. Perdebatan tersebut menjadi perbincangan di kalangan pecinta sepak bola, dan Aksanur adalah salah satunya. Ketua Madura United itu kaget menanyakan kepada PSSI atas dasar apa tidak layak mengajukan JIS. Karena menurutnya, JIS tidak dibangun secara sembarangan.
Menurutnya, pengumuman PSSI akan mematahkan hati pihak – pihak yang terlibat dalam pembangunan stadion megah bertaraf internasional itu. Di satu sisi, Achsanul membandingkan JIS dengan Stadion Patriot Candrabhaga di Bekasi. JIS pakai dana masyarakat. Pasti tidak asal – asalan. Ada konsultan perencanaan, konsultan pengawas, dan tim pelaksana, dan mereka pasti tersinggung dengan komentar yang tidak tepat.
Apakah Persemakmuran telah melakukan analisis dan penelitian kelayakan. Apakah JIS benar-benar kurang berharga daripada Patriot? Achsanul menambahkan, banyak distraksi dari para profesional yang membangun stadion megah di Tanjung Priuk. Jika JIS tidak layak, maka dana masyarakat terbuang percuma. (*)