Arrigo Sacchi mengguncang perburuan gelar Serie A musim ini dengan menyebut AC Milan tidak blunder saat
memainkan sepak bola modern sementara Inter Milan bermain seperti tim di tahun 60an.
Milan dan Inter kembali bersaing merebut Scudetto untuk 2 musim beruntun.
Musim lalu Nerrazurri yang berhasil keluar sebagai pemenang.
Musim ini persaingan tampak lebih ketat dari sebelumnya. Sekarang ini Milan ada di pucuk klasemen dengan raihan
74 poin dari 34 laga. Mereka tidak membiarkan Inter Milan untuk mendapatkannya kembali.
Milan ingin membuktikan bahwa mereka layak mendapatkan gelar juara Serie A Italia.
Inter ada di posisi kedua dengan koleksi 72 angka. Akan tetapi Nerrazurri masih punya tabungan 1 laga.
AC Milan memang bisa bersaing meraih Scudetto. Akan tetapi performa mereka tak stabil dan skuat mereka tak
memiliki banyak pemain top. Meski demikian, Arrigo Sacchi memberikan pujian pada tim asuhan Stefano Pioli
tersebut. Ia mengatakan Milan merupakan sedikit tim di Serie A yang memainkan sepak bola modern.
Milan bukan skuat terkuat, tapi mereka yang paling dekat semangatnya dengan gaya sepak bola Eropa,
lebih internasional, bersama Atalanta. Mereka memiliki semangat tim yang hanya bisa diwujudkan oleh beberapa tim.
Di sisi lain, Inter Milan merupakan skuat yang lebih tangguh. Tim asuhan Simone Inzaghi itu punya banyak pemain
top di berbagai lini. Akan tetapi Arrigo Sacchi malah mengkritik permainan Inter. Ia menyebut Nerrazurri bermain
bak tim di era tahun 60an. Di sisi lain, Inter memiliki skuat yang jauh lebih kuat, namun sepak bola yang mereka
mainkan masih mentok di tahun 1960-an. Inter memainkan sepak bola itu dengan baik, tetapi itu adalah gaya kuno
yang tidak membantu mereka di tingkat internasional.
5 Pelajaran dari Kekalahan Inter
Inter Milan pulang dengan tangan kosong dari markas Bologna. Nerazzuri tumbang dengan skor 1-2 dalam duel
pekan ke-20Â Serie AÂ 2021/22, Kamis (28/4/2022). Bermain di Stadio Renato Dall’Ara, Inter unggul terlebih dahulu
di awal laga, sayangnya setelah itu pasukan Simone Inzaghi membuang banyak peluang dan membiarkan Bologna
melawan. Inter unggul cepat lewat gol Ivan Perisic di menit ke-3. Bologna lantas membalikkan kedudukan melalui
aksi Marko Arnautovic (28′) dan Nicola Sansone (81′). Kekalahan ini buruk bagi Inter yang tertahan di peringkat dua
klasemen sementara. Nerazzurri justru kehilangan poin dan gagal menggeser Milan di puncak klasemen.
Pertandingan kali ini juga membuat fans Inter kecewa dengan performa tim di lapangan.
Kiper kedua, Ionut Andrei 9Radu membuat blunder fatal yang membiarkan Bologna mencetak gol kedua.
Blunder Radu
Inter bermain tidak maksimal sebagai tim, tapi blunder Radu jadi faktor penentu pertandingan ini.
Kiper kedua Nerazzurri itu membuat kesalahan fatal. Lemparan ke dalam di wilayah bermain Inter.
Situasi relatif aman, Perisic lalu melempar bola ke Radu untuk menghindari ancaman Bologna.
Radu gagal membuang bola mudah. Bola kemudian disosor oleh Sansone yang tinggal mendorongnya ke gawang kosong.
Bologna di paruh kedua musim ini
Kemenangan ini membuktikan bahwa Bologna bukanlah tim yang bisa dipandang remeh. Di paruh kedua musim ini, Bologna bisa mengejutkan tim-tim kuat. Mereka tidak terkalahkan lawan Juventus, AC Milan, dan Inter Milan. Ini catatan yang sama seperti musim 2011/12 silam, alias 10 tahun lalu. Ketangguhan Bologna terletak pada disiplin lini belakang, kiper top, dan serangan yang efektif. Kali ini, Inter yang jadi korbannya.
Gol cepat Perisic
Perisic mencetak gol cepat untuk membawa Inter unggul di pertandingan ini. Dia menjebol gawang Bologna saat pertandingan belum genap mencapai tiga menit. Ini adalah gol tercepat Inter di Serie A musim ini, bahkan jadi yang tercepat sejak Romelu Lukaku menjebol gawang Genoa dalam 32 detik pada Februari 2021 lalu. Sayangnya, kali ini gol cepat Perisic tidak cukup untuk membantu Inter meraih kemenangan. Mereka justru kehilangan 3 poin penting.
Gagal salip Milan
Persaingan rival duo Milan di puncak klasemen jadi sajian seru Serie A musim 2021/22 ini. Inter dan Milan
bergantian menduduki puncak klasemen sementara. Jika menang, seharusnya Inter bisa menyalip Milan dan
menjaga jarak 1 poin. Namun, pasukan Simone Inzaghi justru menelan kekalahan.
Hasil ini bisa jadi menentukan nasib Inter musim ini. Mereka gagal menyalip Milan dengan 4 pertandingan tersisa,
Milan diunggulkan untuk juara.
Pemain under-perform
Inter bisa dibilang hanya main apik di awal pertandingan, dilengkapi dengan gol cepat Perisic.
Setelahnya, begitu 15 menit berlalu, level permainan Inter menurun. Simone Inzaghi punya tugas besar untuk
mengembangkan skuadnya musim depan. Inter mudah membuat kesalahan-kesalahan sendiri,
aliran umpan juga tidak akurat. Di laga ini, hampir semua pemain Inter bermain di bawah level mereka.
Sehingga Bologna mendapatkan celah untuk melawan.