Saturday, April 19, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot News7 Pemain Bintang yang Hengkang dari Klub Masa Kecil Secara Gratis

7 Pemain Bintang yang Hengkang dari Klub Masa Kecil Secara Gratis

Dalam dunia sepak bola, perpisahan antara pemain dan klub masa kecil seringkali menjadi momen emosional. Terlebih lagi jika kepergian tersebut terjadi secara gratis, tanpa kompensasi transfer. Beberapa pemain bintang dunia telah memilih jalan ini, meninggalkan klub yang membesarkan mereka karena kontrak yang tidak diperpanjang atau keputusan pribadi untuk mencari tantangan baru.

Fenomena ini bukanlah hal asing, namun tetap menyisakan perdebatan. Penggemar merasa dikhianati, sementara pemain merasa sudah saatnya melangkah ke depan. Berikut tujuh pemain terkenal yang meninggalkan klub masa kecil mereka secara gratis.

- Advertisement -
asia9QQ

1. Lionel Messi – Barcelona ke PSG (2021)

Lionel Messi merupakan simbol dari FC Barcelona selama lebih dari dua dekade. Ia bergabung dengan akademi La Masia sejak usia belia dan menjelma menjadi salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub, bahkan dunia. Namun, pada musim panas 2021, kabar mengejutkan datang: Messi harus angkat kaki dari Camp Nou.

Penyebab kepergian Messi bukan karena keinginannya, melainkan karena krisis finansial yang membelit Barcelona. Meski ia bersedia memotong gaji hingga 50%, aturan finansial La Liga menghalangi registrasi kontrak barunya. Akhirnya, Messi memilih PSG sebagai pelabuhan berikutnya.

Walaupun ia sempat menunjukkan performa apik di Paris, suasana dan atmosfer berbeda membuatnya tidak bisa mengulang kedekatan emosional seperti yang ia miliki di Barcelona.

2. Steve McManaman – Liverpool ke Real Madrid (1999)

Steve McManaman adalah produk asli akademi Liverpool yang bersinar sejak awal kariernya. Gaya bermainnya yang elegan dan teknik tinggi membuatnya jadi andalan The Reds. Namun pada tahun 1999, McManaman memutuskan tidak memperpanjang kontraknya dan memilih pindah ke Real Madrid secara cuma-cuma.

Di Spanyol, McManaman meraih kesuksesan besar. Ia memenangkan dua gelar Liga Champions dan berbagai trofi domestik bersama Los Blancos. Meski begitu, ia mengaku tidak pernah merasa benar-benar “di rumah” seperti saat bermain untuk Liverpool.

Perpindahannya ke luar negeri membuatnya kehilangan koneksi emosional yang biasanya didapatkan saat meraih trofi bersama klub masa kecil.

3. Sol Campbell – Tottenham Hotspur ke Arsenal (2001)

Perpindahan Sol Campbell dari Tottenham Hotspur ke Arsenal pada tahun 2001 adalah salah satu transfer paling kontroversial dalam sejarah Premier League. Sebagai kapten Spurs dan pemain utama selama bertahun-tahun, Campbell sempat diyakini akan pindah ke klub luar negeri. Namun, ia justru bergabung dengan rival sekota, Arsenal, secara gratis.

Langkah ini memicu kemarahan besar dari suporter Tottenham, yang merasa dikhianati oleh sang bek. Di sisi lain, Campbell menikmati kesuksesan di Arsenal, termasuk menjadi bagian dari skuad “Invincibles” musim 2003/2004.

Bagi fans Spurs, ia tetap menjadi figur yang tak akan pernah mereka maafkan. Bagi Arsenal, ia adalah bagian penting dari era emas klub.

4. Gianluigi Donnarumma – AC Milan ke PSG (2021)

Gianluigi Donnarumma dikenal sebagai talenta istimewa sejak debutnya di AC Milan pada usia 16 tahun. Ia disebut-sebut sebagai penerus Gianluigi Buffon dan menjadi andalan Rossoneri selama bertahun-tahun. Namun, setelah negosiasi kontrak yang panjang dan penuh drama, Donnarumma akhirnya meninggalkan Milan pada 2021 tanpa biaya transfer.

Paris Saint-Germain menjadi tujuannya, dan di sana ia langsung mendapatkan posisi sebagai penjaga gawang utama. Meski kepergiannya disayangkan banyak fans Milan, Donnarumma tetap tampil gemilang dan membuktikan bahwa ia layak berada di level tertinggi sepak bola Eropa.

5. Juninho Pernambucano – Vasco da Gama ke Lyon (2001)

Juninho Pernambucano memulai karier profesionalnya di Vasco da Gama dan menjadi sosok penting dalam kesuksesan klub Brasil tersebut. Pada 2001, ia mengambil keputusan untuk bergabung dengan Olympique Lyon secara gratis.

Di Prancis, Juninho menjelma menjadi legenda klub. Ia memimpin Lyon meraih tujuh gelar Ligue 1 secara beruntun, sebuah pencapaian luar biasa. Selain itu, ia dikenal luas sebagai salah satu eksekutor tendangan bebas terbaik sepanjang masa.

Kehadirannya di Lyon mengubah nasib klub dan memperkenalkan mereka ke panggung elite sepak bola Eropa.

6. Kingsley Coman – PSG ke Juventus (2014)

Kingsley Coman adalah produk akademi PSG yang hanya mendapat sedikit kesempatan bermain di tim utama. Pada usia 18 tahun, ia memutuskan meninggalkan Paris untuk bergabung dengan Juventus secara cuma-cuma pada 2014.

Meski sempat bersinar di Italia, karier terbaiknya terjadi setelah pindah ke Bayern Munchen. Di klub Bundesliga tersebut, Coman sukses meraih berbagai trofi, termasuk mencetak gol kemenangan di final Liga Champions 2020 melawan mantan klubnya, PSG.

Langkah berani meninggalkan klub masa kecil justru membuka jalan bagi kesuksesan kariernya.

7. Adrien Rabiot – PSG ke Juventus (2019)

Adrien Rabiot menjadi bagian penting dari skuad PSG selama beberapa musim. Namun, masalah internal dan ketegangan dengan manajemen membuatnya enggan memperpanjang kontrak. Pada 2019, ia pun hengkang ke Juventus secara gratis.

Bersama Bianconeri, Rabiot berkembang menjadi gelandang serba bisa. Ia tampil konsisten dan bahkan menjadi pilar di lini tengah tim nasional Prancis. Penampilan impresifnya di ajang UEFA Nations League dan Piala Dunia semakin mengukuhkan reputasinya.

Meninggalkan PSG membuka peluang besar bagi Rabiot untuk menjadi pemain utama di tim yang lebih menghargai kontribusinya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments