Sunday, September 29, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Indonesia7 Pelatih Asing di Liga Sepak Bola Indonesia

7 Pelatih Asing di Liga Sepak Bola Indonesia

Kompetisi sepak bola profesional Indonesia sudah berusia 29 tahun, tepatnya sejak penggabungan kompetisi Galatama dan Perserikatan pada tahun 1994. Selama itu pula, puluhan atau bahkan sudah ratusan pelatih asing yang telah datang ke Nusantara untuk menguji ilmunya. Mereka terbang ke Indonesia dari berbagai belahan negara yang ada di bumi ini.

Namun dari jumlah itu, hanya dalam hitungan jari ekspatriat profesional yang sukses meraih gelar juara bersama dengan tim yang di tanganinya di Indonesia.

- Advertisement -
asia9QQ

Meski pada awal pentas profesional, klub-klub Indonesia akrab dengan masalah kemacetan finansial, ternyata negara ini tetap menjadi lahan subur dan menantang untuk para juru taktik impor.

Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan ilmu sepak bila, tiap negara pun muncul para pelatih berbakat hebat yang mewarnai panggung sepak bola kita.

Bojan Hodak, yang dimana baru saja memberikan sebuah gelar juara untuk klub Persib Bandung. Ini menjadi gelar ke-3 Maung Bandung selama berkiprah di Liga Indonesia, merupakan salah satu talenta yang memiliki kualitas mentereng.

Dari data yang telah dirangkum, tercatat hanya 10 pelatih asing yang berhasil mengangkat trofi juara sejak kompetisi kasta tertinggi Divisi utama, ISL, hingga Liga 1 sekarang ini.

Namun ada 7 pelatih asing terbaik yang ada di kompetisi Sepak Bola Indonesia.

1. Henk Wullems

Meneer Belanda ini menjadi pelatih asing pertama yang berhasil meraih gelar juara di era penyatuan kompetisi Perserikata dan Galatama dengan Divisi Utama sebagai level tertinggi saat itu.

Henk Wullems telah mengantarkan Bandung Raya menjadi kampiun pada tahun 1995. Keberhasilan ini telah memikat PSSI dan menunjuk Henk Wullems sebagai kepala pelatih Timnas Indonesia pada 1996-1998.

Sosok kelahiran Haarlem, Belanda, 21 Januari 1936 ini, telah berhasil mempersembahakan medali perek untuk Timnas Indonesia di Asia Gemas 1997. Prestasi ini telah membuat nama Henk Wullems sangat berkesan di hati pencinta sepak bola Nasional.

Karier Henk pun terus melesat. Berikutnya PSM yang dimana juga kepincut untuk memakai jasanya. Juku Eja, Julukan dari PSM, pun mendapatkan sebuah gelar Jawara pada musim 1999/2008.

Namun, kisah sukses yang telah tutup usia pada 15/7/2020 ini tidak bisa diulanginya kembali saat membesut Arema (2003) dan Persegi Gianyar (2007-2008).

2. Serghei Dubrovin

Pelatih asal Moldova memulai debutnya di Indonesia dengan membawa tim PKT Bontang sebagai finalis dan bahkan meraih posisi runner-up Divisi Utama 1999-2000.

Namun, bintang Serghei Dubrovin baru benar-benar bersinar ketika membawa klub Petrokimia Putra mendapatkan mahkota jaura 2001/2002.

Seperti garis takdri Henk Wullems, pelatih pendiam dan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur bila tidak ada kesibukan melatih ini menjadi pelatih Timnas Indonesia U-23.

Seperti putaran roda, Serghei Dubrovin tidak begitu sukses ketika dirinya menangani Persija (2004-2005), Manado Bersatu di LPI (2010-2011), dan Persidafon Dafonsoro (2011-2012).

Saat ini, di usia 72 tahun, Serghei Dubrovin tengah sibuk dalam mengelola klub  Milsami Orhei di Divisi Nasional Moldova.

3. Jacksen F. Tiago

Pelatih yang paling sukses berkarier di sepak bola Indonesia, baik itu sebagai pemain maupun sebagai pelatih.

Jacksen F. Tiago merupakan pencetak gol terbanyak dengan torehan 26 butir, saat dirinya membawa Persebaya Juara musim 1996/1997 di bawah asuhan almarhum pelatih Rusdy Bahalwan.

Setelah ia memutuskan untuk gantung sepatu dan beralih profesi sebagai pelatih, Jacksen langsung menambahkan koleksi piala di lemari Persebaya ketika berhasil menjuarai Divisi Utama 2004.

Meski namanya besar di Persebaya. tetapi prestasi spektakuler yang telah diukir bersama Persipura dengan 3 kali menjadi juara di era ISL pada musim 2008, 2010, dan 2013.

Jadi total pria asal Brasil ini telah mengoleksi 4 gelar juara selama kariernya sebagai pelatih. Prestasi ini masih belum bisa dipecahkan oleh pelatih lokal maupun pelatih asing di kompetisi Indonesia.

4. Stefano Cugurra

Stefano Cugurra pertama kali merasakan atmosfer sepak bola Indonesia sebagai pelatih fisik di Persebaya. Adalah Jacksen Tiago yang telah mengajak pria asal Brasil yang akrab disapa Teco ini.

Setelah benar-benar memahami karakter sepak bola Nusantra, Teco kemudian naik pangkat menjadi kepala pelatih.

Pria yang menurut Jacksen Tiago sebagai sosok yang cerdas, karena keluarga yang berlatar belakang akademisi ini telah mengukir prestasi 3 kali menjuarai Liga 1. Masing-masing bersama dengan Persija pada 2018 dan Bali United pada tahun 2019 dan 2021.

5. Rena Alberts

Meskipun memiliki jumlah koleksi juara masih dikuasai oleh Pelatih asal Brasil, seperti Jacksen Tiago dan Stefano Cugurra. Tetapi ada beberapa pelatih asal  Eropa yang dimana juga sukses di Indonesia.

Selain Henk Wullems dna Serghei Dubrovin, ada beberapa nama lain, termasuk  Robert Rene Alberts dari Belanda. Ia pernah sukses bersama Arema FC saat menjadi juara ISL 2010 dan runner-up Copa Indonesia pada tahun yang sama.

6. Simon McMenemy

Pelatih kelahiran Aberdeen, Skotlandia, itu kali pertama dikenal oleh public sepak bola Indonesia ketika menangani Timnas Filipina dan mengantarnya sampai semifinal Piala AFF 2010. The Azkals kalah dari Timnas Indonesia di babak 4 besar.

Kemudian Simon McMenemy juga sempat menjadi pelatih Mitra Kukar dan Bhayangkara FC. Bersama dengan The Guardians, nama Simon makin berkibar karena berhasil menjadi juara Liga 1 2017.

Kesuksesan itu membuat Simon McMenemy dipercaya untuk menjadi kepala pelatih Timnas Indonesia pada awal 2019. Namun, Simon gagal untuk bisa memberikan prestasi bagi Tim Garuda dengan rentetan kekalahan beruntun di kualfikasi Piala Dunia 2022.

7. Bernardo Tavares

Bernardo Tavares merupakan pelatih yang sukses bersama dengan PSM Makassar. Pelatih asal Portugal itu telah mempersembahkan trofi juara Liga 1 2022/2023.

Bahkan pelatih satu ini bisa dibilang cukup struggle di PSM, baik hingga akhirnya menjadi juara Liga 1. Atau, kemudian merosot di musim 2023/2024.

Dengan segala macam permasalahan internal yang ada di PSM, Bernardo Tavares telah berusaha untuk membawa PSM tetap mampu bersaing dan bertahan di Liga 1.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments