Manchester United merupakan salah satu klub sepak bola dengan reputasi paling legendaris di dunia. Berbasis di Old Trafford, klub ini memiliki sejarah panjang penuh prestasi dan dihiasi oleh deretan pemain ikonik. Dari generasi ke generasi, para bintang hadir untuk membangun warisan yang membanggakan.
Namun, tidak semua pemain berhasil menjaga hubungan baik dengan klub. Sejumlah nama justru merusak citra mereka sendiri selama atau setelah membela Setan Merah. Entah karena keputusan kontroversial, konflik internal, hingga performa yang menurun drastis, para pemain ini akhirnya tidak dikenang dengan manis oleh fans.
Berikut ini adalah lima nama besar yang gagal mempertahankan reputasi positif mereka di Manchester United.
1. Carlos Tevez
Carlos Tevez pernah menjadi bagian penting dari lini serang Manchester United yang mematikan. Bersama Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney, ia membentuk trio ofensif yang membantu klub menjuarai Liga Champions dan Premier League.
Meski kontribusinya di lapangan sangat besar, hubungan Tevez dengan klub mulai renggang saat ia merasa kehilangan tempat setelah kedatangan Dimitar Berbatov. Alih-alih memperjuangkan tempatnya, Tevez membuat keputusan mengejutkan. Ia menyeberang ke rival sekota, Manchester City.
Keputusannya itu menjadi titik balik reputasinya di Old Trafford. Para penggemar merasa dikhianati. Spanduk bertuliskan “Welcome to Hell” menyambut kembalinya Tevez ke Old Trafford, bukan sebagai pemain United, tetapi sebagai lawan.
2. Paul Pogba
Ketika Paul Pogba kembali ke Manchester United pada 2016, ia disambut sebagai superstar. Dengan banderol transfer lebih dari €100 juta, ekspektasi sangat tinggi. Ia diharapkan menjadi motor lini tengah dan simbol kebangkitan era baru United.
Namun, kenyataannya tidak seindah yang diimpikan. Pogba menunjukkan performa yang inkonsisten. Meski memiliki kemampuan luar biasa, ia kerap gagal menunjukkan dominasi di laga-laga penting. Cedera yang terus-menerus menghampiri juga membuat kontribusinya terbatas.
Lebih parah lagi, Pogba terlibat konflik dengan manajemen dan pelatih. Komentar-komentar agennya pun sering memicu kontroversi. Ia disebut-sebut ingin pergi hanya dua tahun setelah kembali. Akhirnya, ia meninggalkan klub secara gratis dan meninggalkan jejak yang lebih banyak berisi kontroversi daripada prestasi.
3. Cristiano Ronaldo
Kembalinya Cristiano Ronaldo ke Manchester United pada 2021 dianggap sebagai momen emosional. Para fans menyambutnya dengan antusias. Dalam musim pertamanya kembali, ia langsung menjadi top skor klub dan mencetak banyak gol penting.
Namun, hubungan Ronaldo dengan pelatih Erik ten Hag memburuk. Ia kerap dicadangkan dan tidak senang dengan taktik yang diterapkan. Ketegangan mencapai puncaknya saat Ronaldo keluar dari lapangan sebelum laga usai karena tidak dimainkan.
Wawancaranya bersama Piers Morgan menjadi puncak konflik. Dalam sesi tersebut, ia secara terbuka mengkritik klub, pelatih, dan manajemen. Tak sedikit fans yang kecewa dan menganggap Ronaldo telah mengotori warisan indahnya bersama klub. Tak lama kemudian, kontraknya diputus sepihak.
4. Owen Hargreaves
Owen Hargreaves bergabung dengan Manchester United pada 2007 dan tampil cukup solid di musim pertamanya. Ia mencetak gol penting dan menjadi bagian dari skuad yang meraih Liga Champions 2008. Ia juga dikenal sebagai gelandang bertahan yang cerdas dan pekerja keras.
Sayangnya, cedera lutut yang berkepanjangan menghancurkan kariernya di United. Ia hanya bermain sangat sedikit dalam tiga musim terakhirnya di klub. Sir Alex Ferguson bahkan menyebut Hargreaves sebagai salah satu perekrutan yang paling mengecewakan.
Namun yang paling mengejutkan adalah keputusannya bergabung dengan Manchester City setelah kontraknya di MU habis. Langkah ini membuat fans marah dan mempertanyakan loyalitasnya. Ia pun dikenang bukan sebagai pemain yang sial karena cedera, tetapi sebagai sosok yang memperburuk reputasinya di akhir masa baktinya.
5. Marcus Rashford
Marcus Rashford dulunya adalah simbol harapan bagi Manchester United. Lulusan akademi ini mencetak gol di debutnya dan langsung menjadi idola. Ia dikenal bukan hanya karena kemampuan mencetak gol, tetapi juga karena dedikasinya di dalam dan luar lapangan.
Namun setelah musim cemerlang di 2022/2023 dengan 30 gol, performanya menurun drastis. Di musim berikutnya, Rashford hanya mencetak delapan gol. Ia juga menjadi sorotan karena kurang disiplin, termasuk terlambat datang latihan dan absen tanpa izin.
Banyak pendukung merasa kecewa. Bahkan ketika Aston Villa tertarik merekrutnya, tidak sedikit fans yang merasa lebih baik melepasnya. Reputasinya sebagai anak emas klub pun mulai memudar, tergantikan oleh bayangan kontroversi dan performa yang mengecewakan.