Real Madrid selalu menjadi destinasi impian bagi banyak pemain bintang di dunia. Klub berjuluk Los Blancos ini memiliki sejarah panjang sebagai tim tersukses di Eropa, dengan deretan trofi Liga Champions serta kompetisi domestik lainnya. Tak heran, banyak pemain ingin bergabung dengan mereka. Namun, tidak semua pemain yang diincar Madrid akhirnya berlabuh di Santiago Bernabéu.
Beberapa pemain memilih bertahan di klub lamanya karena loyalitas, sementara yang lain lebih tergiur oleh proyek klub lain. Ada pula yang batal bergabung karena kendala administrasi atau alasan pribadi. Berikut lima pemain bintang yang sempat menjadi target Real Madrid, tetapi akhirnya gagal berseragam putih khas Los Blancos.
1. Francesco Totti
Francesco Totti adalah legenda AS Roma yang sepanjang kariernya hanya membela satu klub. Ia mencatatkan 786 penampilan serta mencetak 307 gol untuk I Giallorossi, menjadikannya ikon sepak bola Italia.
Pada tahun 2001, Real Madrid mencoba membawanya ke Spanyol dengan tawaran kontrak menggiurkan. Presiden Madrid saat itu, Florentino Pérez, bahkan siap membayar gaji 10 juta poundsterling per tahun, yang bisa menjadikannya pemain dengan bayaran tertinggi di dunia. Namun, meskipun sempat tergoda, Totti akhirnya menolak tawaran tersebut.
Ia mengakui bahwa keputusan itu tidak mudah. Ada sedikit keraguan dalam hatinya, tetapi kecintaannya kepada AS Roma lebih besar daripada keinginan untuk bergabung dengan Madrid. Keputusan ini membuatnya menjadi salah satu simbol loyalitas dalam dunia sepak bola.
2. Steven Gerrard
Steven Gerrard adalah pemain yang tak tergantikan di lini tengah Liverpool selama bertahun-tahun. Gelandang asal Inggris itu dikenal karena kepemimpinan serta kemampuannya mengendalikan tempo permainan. Selama kariernya, ia berulang kali mendapat tawaran dari klub besar Eropa, termasuk Real Madrid.
Jose Mourinho, yang kala itu melatih Chelsea, Inter Milan, dan kemudian Madrid, tiga kali mencoba merekrutnya. Namun, Gerrard tetap setia kepada Liverpool. Ia merasa bahwa meninggalkan Anfield bukanlah keputusan yang tepat, meskipun tawaran Madrid sangat menggiurkan.
Bersama Liverpool, Gerrard meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk Liga Champions 2004/05 yang dikenang karena comeback ikonik melawan AC Milan. Meskipun ia tak pernah memenangkan trofi Premier League, Gerrard tak menyesali keputusannya untuk bertahan di Liverpool.
3. Neymar
Neymar sempat berada di radar Real Madrid sebelum akhirnya memilih bergabung dengan Barcelona pada tahun 2013. Saat masih bermain untuk Santos, Madrid bahkan menawarkan kontrak yang lebih menggiurkan dibandingkan Barcelona. Namun, Neymar memilih Camp Nou karena beberapa alasan.
Salah satunya adalah keinginannya mengikuti jejak idolanya, Ronaldinho, yang juga pernah bermain untuk Barcelona. Selain itu, kesempatan bermain bersama Lionel Messi menjadi faktor lain yang membuatnya menolak Real Madrid.
Keputusan tersebut terbukti tepat. Neymar sukses memenangkan banyak gelar bersama Barcelona, termasuk treble winner pada musim 2014/15. Ia mencetak 105 gol sebelum akhirnya pindah ke Paris Saint-Germain pada tahun 2017 dengan rekor transfer yang memecahkan sejarah sepak bola dunia.
4. David de Gea
David de Gea hampir menjadi bagian dari Real Madrid pada tahun 2015. Kesepakatan antara Manchester United dan Madrid sudah hampir rampung, dan sang kiper sudah siap untuk pindah ke Spanyol. Namun, transfer ini gagal terjadi karena masalah administratif yang cukup unik.
Dokumen yang diperlukan untuk menyelesaikan transfer De Gea tidak sampai ke kantor La Liga sebelum tenggat waktu. Akibatnya, kepindahannya ke Madrid resmi dibatalkan. Alhasil, De Gea tetap bertahan di Manchester United dan terus menjadi salah satu kiper terbaik di Premier League.
Meskipun sempat kecewa, De Gea akhirnya menerima kenyataan dan terus menjadi pilar utama di bawah mistar gawang United selama bertahun-tahun. Ia bahkan memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Manchester United beberapa kali.
5. Roy Keane
Roy Keane adalah salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Manchester United. Pemain asal Irlandia ini terkenal karena kepemimpinannya di lapangan serta agresivitasnya dalam bermain. Pada tahun 2005, setelah meninggalkan Manchester United, ia hampir bergabung dengan Real Madrid.
Namun, Keane ragu akan kemampuannya untuk beradaptasi di Spanyol. Ia merasa bahwa kepindahannya ke Madrid mungkin bukan keputusan terbaik dalam fase akhir kariernya. Akhirnya, ia memilih bergabung dengan Celtic, klub asal Skotlandia yang juga memiliki sejarah besar.
Keputusan ini kemudian disesali oleh Keane. Ia mengakui bahwa dirinya terlalu pesimis dan melewatkan kesempatan besar untuk bermain di salah satu klub terbesar di dunia. Di Celtic, ia hanya bertahan sebentar sebelum akhirnya pensiun dari sepak bola profesional.
