Timnas Indonesia U-17 berhasil meraih kemenangan penting dalam laga perdana Kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Meski kemenangan 1-0 atas Kuwait memberikan tiga poin berharga, Garuda Muda masih memiliki beberapa pekerjaan rumah yang perlu diperbaiki. Pertandingan ini menjadi momentum penting untuk evaluasi sebelum menghadapi tantangan selanjutnya di babak kualifikasi. Berikut adalah lima pelajaran yang bisa diambil dari kemenangan ini.
1. Minimnya Kreativitas di Lini Tengah
Salah satu masalah utama yang terlihat dalam pertandingan melawan Kuwait adalah kurangnya kreativitas di lini tengah. Gelandang Timnas Indonesia U-17 sering kali kesulitan untuk membangun serangan yang efektif. Aliran bola dari tengah ke depan terasa terhambat, karena para pemain terlalu sering menggiring bola sendiri tanpa memberikan umpan yang baik ke para penyerang.
Ketiadaan playmaker yang mampu mengatur tempo permainan dan membuka ruang di lini pertahanan lawan menjadi faktor yang membuat serangan Garuda Muda terlihat monoton. Di babak kedua, terlihat jelas bahwa aliran bola ke depan semakin terhambat, sehingga permainan Timnas Indonesia cenderung stagnan dan mudah dibaca oleh pertahanan Kuwait.
Perbaikan dalam hal ini sangat diperlukan agar lini tengah lebih dinamis dan dapat mengontrol permainan, terutama saat menghadapi tim-tim yang lebih kuat di babak kualifikasi berikutnya.
2. Kurangnya Chemistry Antar Pemain
Selain masalah kreativitas, kurangnya chemistry antar pemain, terutama di lini serang, juga menjadi salah satu kendala yang terlihat dalam laga ini. Para penyerang Timnas U-17 kerap kali terkesan bermain individualistis, terlalu memaksakan diri untuk menembus pertahanan lawan secara mandiri. Padahal, ada beberapa momen ketika rekan setim berada dalam posisi yang lebih baik untuk mencetak gol.
Kurangnya kerjasama dan komunikasi antar pemain di lini depan menyebabkan banyak peluang yang terbuang sia-sia. Padahal, dengan penyelesaian yang lebih baik, hasil akhir pertandingan bisa jauh lebih meyakinkan. Ke depannya, pelatih Nova Arianto perlu memberikan perhatian lebih pada aspek kerjasama tim, khususnya di lini serang, agar pemain lebih kompak dan saling mendukung dalam mencetak gol.
3. Penurunan Konsentrasi di Akhir Pertandingan
Salah satu kelemahan yang sangat kentara di pertandingan ini adalah penurunan konsentrasi para pemain menjelang akhir laga. Mendekati menit-menit akhir pertandingan, para pemain terlihat mulai kelelahan, dan akibatnya konsentrasi mereka pun menurun. Ini menjadi celah yang hampir dimanfaatkan oleh Kuwait untuk menyamakan kedudukan.
Satu menit sebelum peluit akhir dibunyikan, Kuwait hampir mencetak gol setelah pemain-pemain Timnas Indonesia U-17 lengah dalam menjaga pertahanan. Hal ini tentu menjadi catatan penting bagi Nova Arianto dan tim pelatih, karena menjaga konsentrasi selama 90 menit penuh sangatlah penting, terutama di pertandingan internasional dengan tekanan tinggi.
4. Pengendalian Emosi yang Baik
Meski masih banyak kekurangan, ada satu aspek positif yang patut diapresiasi dari Timnas Indonesia U-17 dalam laga ini, yaitu kemampuan mereka dalam mengendalikan emosi. Kuwait bermain dengan agresif dan kerap kali melakukan pelanggaran keras, terutama setelah mereka kebobolan. Namun, para pemain Timnas Indonesia mampu menahan diri dan tidak terpancing oleh provokasi lawan.
Hal ini menunjukkan kematangan mental dari para pemain muda Indonesia, yang tidak terprovokasi meski mendapat tekanan fisik dari lawan. Kendali emosi yang baik ini menjadi salah satu kunci kemenangan. Karena fokus tetap terjaga hingga akhir pertandingan, meski dihadapkan dengan permainan keras dari Kuwait.
5. Kemenangan Krusial di Tengah Persaingan Ketat
Meskipun kemenangan 1-0 atas Kuwait mungkin bukan hasil yang paling meyakinkan, tiga poin yang diraih dalam laga ini sangat krusial. Di babak kualifikasi Piala Asia U-17 2025, hanya 15 tim yang berhak lolos ke putaran final. Terdiri dari 10 juara grup dan 5 runner-up terbaik. Mengingat Kuwait merupakan salah satu lawan terberat di grup G, kemenangan ini memperbesar peluang Timnas Indonesia U-17 untuk lolos ke putaran final.
Dengan hasil ini, Indonesia memiliki modal penting untuk bersaing sebagai juara grup atau setidaknya mendapatkan tiket sebagai salah satu runner-up terbaik. Namun, pekerjaan rumah yang masih banyak harus segera diperbaiki agar tim dapat tampil lebih solid dan konsisten di pertandingan-pertandingan berikutnya.