Manchester United kembali harus menelan pil pahit setelah tersingkir akibat kegagalan mereka di Piala FA musim 2024/2025. Bertanding di Old Trafford pada Minggu (2/3/2025), Setan Merah hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Fulham di waktu normal. Gol penyama kedudukan dari Bruno Fernandes sempat memberi harapan, tetapi dalam babak adu penalti, mereka harus mengakui keunggulan tim tamu dengan skor 3-4.
Hasil ini menjadi pukulan telak bagi tim asuhan Ruben Amorim yang masih berjuang mengembalikan kejayaan mereka. Kekalahan ini semakin memperlihatkan berbagai kelemahan yang belum terselesaikan sepanjang musim. Mulai dari masalah efektivitas serangan hingga ketidakstabilan lini belakang, semua tampak jelas dalam laga ini.
Apa yang sebenarnya menjadi penyebab utama kegagalan Manchester United? Berikut lima pelajaran penting yang bisa diambil dari tersingkirnya Setan Merah di ajang Piala FA musim ini.
1. Kebiasaan Buruk: Selalu Kebobolan Lebih Dulu
Manchester United kembali menunjukkan kelemahan mereka dalam mengantisipasi serangan lawan. Tim asuhan Ruben Amorim harus tertinggal lebih dulu akibat gol Calvin Bassey yang lahir dari situasi bola mati di akhir babak pertama. Ini bukan pertama kalinya United kebobolan lebih dulu dalam pertandingan penting.
Gol yang tercipta di penghujung babak pertama menjadi pukulan telak bagi mental tim. United sering kali kesulitan bangkit ketika harus mengejar ketertinggalan. Kondisi ini menunjukkan bahwa lini pertahanan mereka masih memiliki banyak celah yang perlu diperbaiki.
2. Rasmus Hojlund Kembali Tumpul
Penyerang andalan Manchester United, Rasmus Hojlund, masih belum mampu menunjukkan ketajamannya. Dalam laga melawan Fulham, striker asal Denmark itu gagal memberikan kontribusi berarti. Ia hanya melakukan satu tembakan ke gawang sepanjang 68 menit bermain dan tampak kesulitan mendapatkan peluang matang.
Hojlund kini telah melewati 18 pertandingan tanpa mencetak gol. Performa ini tentu menjadi perhatian serius bagi Amorim yang membutuhkan penyerang tajam untuk mengangkat daya serang tim. Menariknya, penggantinya dalam pertandingan ini, Chido Obi, justru mampu menunjukkan performa lebih menjanjikan.
3. Performa Buruk di Babak Pertama
Manchester United terus mengalami masalah dalam babak pertama pertandingan. Tim ini kesulitan mencetak gol sejak menit awal dan sering kali tampak kehilangan ritme permainan. Statistik mencatat bahwa United belum mencetak satu pun gol dari permainan terbuka dalam 19 pertandingan terakhir mereka di babak pertama.
Melawan Fulham, United kembali kesulitan menembus pertahanan lawan di paruh pertama. Serangan yang mereka bangun tidak efektif, sementara lini tengah gagal mengontrol permainan dengan baik. Jika kondisi ini terus berlanjut, peluang mereka untuk bersaing di kompetisi lain akan semakin menipis.
4. Alejandro Garnacho Mampu Mengubah Permainan
Keputusan Ruben Amorim untuk tidak memainkan Alejandro Garnacho sejak awal pertandingan menimbulkan tanda tanya besar. Pemain muda berbakat ini baru masuk di menit ke-51 menggantikan Manuel Ugarte, tetapi kehadirannya langsung memberikan dampak positif bagi serangan Manchester United.
Garnacho menghadirkan kecepatan dan agresivitas di sisi kiri serangan. Pergerakannya yang dinamis membuat pertahanan Fulham lebih tertekan. Ia beberapa kali menciptakan peluang berbahaya yang hampir membuahkan gol. Melihat performanya, Garnacho seharusnya mendapatkan lebih banyak menit bermain di laga-laga berikutnya.
5. Bruno Fernandes, Sang Penyelamat yang Tak Selalu Bisa Diandalkan
Di tengah inkonsistensi tim, Bruno Fernandes tetap menjadi pemain yang paling bisa diandalkan Manchester United. Gelandang asal Portugal ini mencetak gol penyama kedudukan dengan penyelesaian sempurna setelah menerima umpan Diogo Dalot. Golnya membuat United kembali memiliki harapan untuk memenangkan pertandingan.
Namun, terlalu bergantung pada satu pemain untuk mencetak gol dan menciptakan peluang bukanlah solusi jangka panjang. United harus menemukan cara agar pemain lain juga bisa berkontribusi lebih dalam mencetak gol. Fernandes memang penting, tetapi tim ini membutuhkan lebih dari sekadar satu pemain kunci untuk bersaing di level tertinggi.
Kekalahan dari Fulham menjadi bukti bahwa Manchester United masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Jika Amorim tidak segera menemukan solusi atas masalah-masalah yang terus berulang ini, maka perjalanan United di kompetisi lain pun bisa berakhir dengan kegagalan yang sama.
Akankah Setan Merah bisa berbenah di masa yang akan datang?