Friday, November 22, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomePiala Dunia5 Momen Krusial yang Terjadi di Laga Maroko vs Indonesia pada Piala...

5 Momen Krusial yang Terjadi di Laga Maroko vs Indonesia pada Piala Dunia U-17

Pada malam Kamis (16/11/2023), Stadion Gelora Bung Tomo menjadi saksi perjuangan sengit antara Timnas Indonesia U-17 dan Timnas Maroko U-17 pada matchday ketiga Grup A Piala Dunia U-17 2023. Dalam pertarungan yang sarat gairah, Garuda Muda harus mengakui keunggulan Maroko dengan skor akhir 1-3.

Babak pertama menjadi panggung bagi Maroko yang mencetak dua gol terlebih dahulu, melalui eksekusi penalti yang tenang dari Anas Alaoui dan gol memikat Abdelhamid Ait Boudlal. Namun, semangat Timnas Indonesia U-17 tak lantas padam, dengan Nabil Asyura menyumbangkan gol melalui tendangan bebas yang brilian.

- Advertisement -
asia9QQ

Sayangnya, di babak kedua, Maroko kembali mencetak gol melalui aksi gemilang Mohammed Zine El Abdidine Hamony. Meskipun terdapat usaha keras dan semangat juang dari Garuda Muda, Maroko mempertahankan keunggulan hingga peluit akhir.

Dengan hasil ini, Maroko memuncaki klasemen Grup A dan memastikan diri melangkah ke babak 16 Besar Piala Dunia U-17 2023. Sementara itu, Indonesia berada di posisi ketiga klasemen dengan dua poin. Meski peluang lolos masih ada, tantangan yang dihadapi sangat besar.

5 Pelajaran yang Bisa Dipetik Usai Laga Maroko vs Indonesia

Jangan Menjadi Hujatan

Kekalahan yang dialami oleh Timnas Indonesia U-17 dalam pertandingan melawan Timnas Maroko U-17 pada matchday ketiga Grup A Piala Dunia U-17 2023 telah menciptakan situasi yang sulit. Meski peluang untuk melangkah ke babak 16 Besar semakin tipis, fans diingatkan untuk tidak menjadikan para pemain sasaran hujatan. Penting untuk diingat bahwa mereka masih berusia di bawah 17 tahun dan sedang belajar dan berkembang sebagai pemain sepakbola.

Fakhri Husaini, pelatih Timnas Indonesia U-17, menyoroti beban yang tidak adil jika para pemain muda ini dibebani dengan kritik berlebihan. Beliau membagikan pengalamannya ketika menangani Timnas U-16 dan U-19, di mana pemain yang telah berjuang kadang tidak mendapatkan penghargaan yang seharusnya. Kritik yang terlalu berat dapat mempengaruhi mental dan perkembangan pemain muda ini.

Respek terhadap Keputusan Wasit

Selain dari aspek hasil, perlu diapresiasi sikap sportif dan etika bermain Timnas Indonesia U-17, terutama dalam menghadapi keputusan wasit. Pada menit ke-56, Indonesia mengklaim penalti setelah insiden kontroversial di mana bola mengenai tangan pemain Maroko. Meskipun wasit memutuskan untuk tidak memberikan penalti setelah melihat VAR, pemain Indonesia tidak melakukan protes berlebihan.

Sikap positif ditunjukkan oleh kapten Iqbal Gwijangge yang menghalau rekan-rekannya yang ingin melakukan protes berlebihan. Ini adalah contoh sikap yang patut diacungi jempol, menunjukkan kematangan dan penghargaan terhadap keputusan wasit.

Potensi Gemilang

Meskipun hasil pertandingan tidak menguntungkan, perlu diakui bahwa kiper Timnas Indonesia U-17, Ikram Al Giffari, tampil luar biasa. Performa gemilangnya tidak hanya terlihat dalam pertandingan melawan Maroko tetapi juga dalam dua laga sebelumnya. Penampilannya di bawah mistar menjadi poin terang dari skuad Garuda Muda.

Arkhan Kaka menunjukkan kelasnya dengan mencetak dua gol, menegaskan kontribusinya sebagai salah satu penyerang andal Timnas Indonesia U-17. Welber Jardim juga tampil konsisten, memberikan kestabilan di lini tengah. Keduanya menjadi aset berharga untuk dikembangkan di masa depan.

Tidak kalah pentingnya adalah kontribusi dari Riski Afrisal dan Sulthan Zaky. Keduanya tampil cukup bagus di Piala Dunia U-17 2023, menunjukkan konsistensi dan kemampuan yang dapat diandalkan di lapangan.

Proyek Jangka Panjang

Langkah Tepat untuk Pengembangan: PSSI memiliki tanggung jawab besar untuk mengambil langkah yang tepat dalam mengembangkan masa depan pemain Timnas Indonesia U-17. Potensi besar yang dimiliki oleh tim ini dapat menjadi pondasi yang kuat untuk sepakbola Indonesia di masa depan.

Belajar dari Pengalaman: PSSI harus belajar dari pengalaman tim-tim sebelumnya, seperti kegagalan Timnas Indonesia U-19 era Evan Dimas dan tantangan eksistensi yang dihadapi oleh Timnas Indonesia U-16 generasi Bagus Kahfi. Dengan mengevaluasi kegagalan dan keberhasilan masa lalu, PSSI dapat merancang proyek jangka panjang yang lebih matang.

Pentingnya Pengarahan dan Persiapan: Tanpa pengarahan yang tepat dan persiapan proyek jangka panjang, potensi gemilang generasi ini bisa terbuang sia-sia. Penting bagi PSSI untuk memastikan bahwa pemain-pemain muda ini tidak hanya berkembang secara individu tetapi juga sebagai tim yang solid.

Maroko U-17 Sangat Dominan

Bermain di depan 26.454 penonton yang mendukung Timnas Indonesia di Stadion Gelora Bung Tomo, Maroko tidak terpengaruh dan justru tampil sangat bagus di bawah tekanan. Mereka menunjukkan ketenangan dan kemampuan untuk mengendalikan ritme permainan, mengesankan penonton dengan sikap tenang dan profesionalisme di lapangan.

Tidak hanya sebatas mentalitas, kualitas individu pemain Maroko juga menjadi faktor kunci. Mohammed Hamony, yang kini membela Le Havre, menunjukkan penampilan menonjol dengan kemampuan individu yang luar biasa. Pemain ini secara konsisten berhasil menembus pertahanan Timnas Indonesia U-17, menciptakan ancaman berulang kali.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments