Wednesday, June 4, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Inggris5 Fakta Menarik Tentang Matheus Cunha: Dari Futsal Brasil Hingga Reuni dengan...

5 Fakta Menarik Tentang Matheus Cunha: Dari Futsal Brasil Hingga Reuni dengan Antony di Manchester United

Manchester United resmi mendapatkan tanda tangan Matheus Cunha dari Wolverhampton Wanderers menjelang musim 2025/2026. Transfer ini menjadi bagian dari proyek besar Setan Merah dalam membenahi skuad pasca hasil buruk di musim sebelumnya. Kedatangan Cunha juga menjadi langkah awal dari era baru di bawah asuhan pelatih Ruben Amorim.

Striker asal Brasil itu bukan nama asing di Premier League. Selama dua musim bersama Wolves, Cunha menunjukkan performa yang cukup solid. Namun, di balik itu, perjalanan kariernya di Eropa menyimpan banyak cerita menarik yang membuatnya layak disebut sebagai sosok inspiratif.

- Advertisement -
asia9QQ

Berikut ini adalah lima fakta menarik tentang Matheus Cunha, rekrutan anyar yang digadang-gadang akan menjadi senjata baru di lini serang Manchester United.


1. Mengasah Teknik Lewat Futsal Sejak Usia Muda

Matheus Cunha berasal dari Joao Pessoa, sebuah kota pesisir di Brasil yang lebih dikenal karena wisata pantainya. Karier sepak bolanya bermula bukan di lapangan rumput, melainkan dari futsal—sebuah cabang olahraga yang sangat populer di Brasil.

Ia bermain futsal bersama klub lokal di Recife, dan pengalaman ini membentuk gaya bermainnya yang lincah dan teknik tinggi. Kontrol bola yang presisi serta kemampuan dalam situasi satu lawan satu menjadi ciri khasnya. Kemampuan itu terbawa hingga ia meniti karier di Eropa.

Cunha kemudian bergabung dengan akademi Coritiba. Meskipun tak pernah tampil di tim utama, ia bersinar dalam Dallas Cup 2017. Pada turnamen tersebut, ia mencetak dua gol saat menghadapi tim muda Manchester United dan membantu Coritiba meraih hasil imbang.


2. Jejak Karier Bersama Federico Dimarco di FC Sion

Langkah besar pertama Cunha di Eropa terjadi saat ia direkrut oleh FC Sion pada usia 18 tahun. Di klub Swiss ini, ia sempat bermain bersama Federico Dimarco, yang kini menjadi andalan Inter Milan dan tim nasional Italia.

Kebersamaan mereka hanya berlangsung semusim, namun cukup membekas. Bagi Cunha, Sion menjadi batu loncatan yang membuka jalannya menuju liga top Eropa. Sementara itu, Dimarco juga melanjutkan kariernya ke level tertinggi bersama Inter Milan.

Meski kini bermain di klub besar, keduanya meniti jalan dari klub yang relatif kecil. Pertemuan mereka di masa lalu menjadi cerita menarik yang memperlihatkan bahwa banyak bintang Eropa lahir dari tempat-tempat yang tidak terduga.


3. Pernah Ditangani Ralf Rangnick di RB Leipzig

Cunha bergabung dengan RB Leipzig pada 2018 setelah tampil mengesankan di Swiss. Di klub Bundesliga ini, ia mendapat kesempatan langka: ditangani langsung oleh Ralf Rangnick. Sosok pelatih asal Jerman itu dikenal luas karena filosofi gegenpressing yang menekankan intensitas tinggi dan tekanan konstan.

Bersama Rangnick, Cunha belajar menjadi pemain yang tidak hanya mengandalkan teknik, tetapi juga stamina dan kerja keras. Filosofi tersebut membantu membentuknya menjadi penyerang modern yang serba bisa.

Menariknya, Rangnick sendiri sempat melatih Manchester United sebagai manajer interim. Meskipun masa kepemimpinannya tak terlalu sukses, pengaruhnya terhadap Cunha tetap menjadi bagian penting dari perkembangan sang striker.


4. Nilai Transfer yang Terus Meroket

Riwayat perpindahan klub Cunha mencerminkan perkembangan kualitas permainannya. Ia dibeli RB Leipzig dari FC Sion dengan harga sekitar €15 juta. Setelah itu, Hertha Berlin membayar €18 juta untuk membawanya, sebelum Atletico Madrid mengeluarkan €35 juta untuk jasanya.

Puncaknya terjadi ketika Wolverhampton membelinya seharga €50 juta, dan kini Manchester United harus mengeluarkan dana sebesar €74,2 juta. Harga fantastis itu menempatkan Cunha sebagai salah satu pembelian termahal MU dalam satu dekade terakhir.

Harga yang terus naik dari waktu ke waktu memperlihatkan bahwa Cunha selalu berhasil memberikan kontribusi penting bagi klub-klub yang ia bela. Ekspektasi tinggi pun tak bisa dihindari saat ia resmi berseragam merah Setan Merah.


5. Reuni dengan Antony, Rekan di Timnas Brasil U-23

Cunha tidak datang sendiri ke Old Trafford. Ia akan bereuni dengan rekannya di timnas Brasil U-23, Antony. Keduanya pernah bahu-membahu membawa Brasil meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.

Saat itu, Cunha menjadi salah satu pencetak gol penting di turnamen tersebut dan tampil sebagai top skor di Toulon Tournament 2019. Chemistry yang sudah terbangun antara Cunha dan Antony di level internasional junior diharapkan bisa muncul kembali di klub.

Jika keduanya bisa mengulang performa harmonis tersebut, lini serang Manchester United bisa menjadi lebih tajam dan berbahaya di musim mendatang. Kehadiran dua pemain Brasil muda ini juga memberikan variasi baru dalam pola serangan Ruben Amorim.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments