Home Liga Indonesia 5 Fakta Menarik Tentang Boaz Solossa: Legenda Sepak Bola Indonesia

5 Fakta Menarik Tentang Boaz Solossa: Legenda Sepak Bola Indonesia

0
15
Boaz Solossa Indonesia

Boaz Solossa adalah sosok yang akan selalu dikenang sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak bola Indonesia. Sepanjang kariernya, Boaz tampil gemilang, baik di level klub bersama Persipura Jayapura maupun di kancah internasional bersama Tim Nasional Indonesia. Performa konsistennya, terutama saat berada di puncak karier, menjadikannya pemain yang sulit ditandingi oleh generasi berikutnya. Dengan tiga gelar top skor dan pemain terbaik liga Indonesia, ia telah mencatatkan dirinya sebagai ikon di dunia sepak bola tanah air.

Lebih dari sekadar pencapaian di lapangan, Boaz juga memberikan kontribusi besar bagi Persipura, klub yang telah memberikannya empat gelar Liga Indonesia. Pada level Asia, kiprahnya juga patut diacungi jempol. Prestasinya tak hanya diukur dari jumlah gol dan kemenangan, tetapi juga dari komitmen dan dedikasinya terhadap sepak bola. Pada 2020, Boaz mencapai prestasi akademik dengan mendapatkan gelar magister di Universitas Cenderawasih, menunjukkan bahwa prestasinya tidak hanya terbatas di lapangan hijau.

Berikut adalah lima fakta menarik tentang Boaz Solossa, yang semakin memperkaya citra dirinya sebagai salah satu legenda besar sepak bola Indonesia.

1. Asal Usul Nama Boaz Solossa

Boaz Solossa lahir dari pasangan Christopher Solossa dan Merry Solossa, dan nama “Boaz” yang ia bawa ternyata memiliki makna mendalam. Nama tersebut diwariskan dari kakeknya, Boaz Boehrit Solossa, yang juga merupakan seorang penggemar sepak bola sejati. Sang kakek dikenal sebagai pendukung setia Persipura Jayapura. Bahkan, Boehrit pernah melakukan perjalanan jauh dengan sepeda dari Sorong ke Jayapura hanya untuk menonton tim kesayangannya bertanding.

Tidak hanya sekadar mewariskan nama, Boaz juga melanjutkan warisan tersebut kepada generasi berikutnya. Ia memberi nama anak laki-lakinya Bohrit Solossa, sebagai bentuk penghormatan kepada kakeknya. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah Bohrit kecil akan mengikuti jejak sang ayah dan kakeknya di dunia sepak bola? Hanya waktu yang akan menjawab.

2. Keluarga yang Berkecimpung di Sepak Bola

Boaz Solossa bukan satu-satunya anggota keluarga Solossa yang berkiprah di dunia sepak bola. Sebelum Boaz, ada nama Ortizan Solossa yang terlebih dahulu memperkuat Timnas Indonesia. Ortizan merupakan kakak kandung Boaz, yang juga sukses berkarier sebagai pesepak bola profesional. Selain itu, dua saudara lainnya, Joice dan Nehemia, juga terlibat dalam sepak bola meskipun tidak setenar Boaz dan Ortizan.

Ayah mereka, Christopher Solossa, adalah pemain sepak bola lokal di Jayapura, sehingga bakat sepak bola yang mengalir dalam keluarga ini memang tidak bisa dipungkiri. Selain itu, generasi berikutnya dari keluarga ini juga terus berkontribusi. Tobias Solossa, anak Ortizan, saat ini bermain untuk Persewar Waropen di Liga 2, memperlihatkan bahwa keluarga Solossa masih kuat di kancah sepak bola nasional.

3. Boaz Bangkit dari Cedera Horor

Karier Boaz di sepak bola tidak selalu berjalan mulus. Sepanjang kariernya, ia pernah mengalami beberapa cedera serius yang hampir mengakhiri karier sepak bolanya. Salah satu cedera paling parah terjadi di Piala AFF 2004, ketika Boaz mengalami cedera engkel setelah ditekel keras oleh Baihaki Khaizan. Ini adalah momen yang sangat sulit baginya, terutama karena ia sedang berada di puncak performa saat itu.

Namun, cobaan tidak berhenti di sana. Pada 2007, jelang Piala Asia, Boaz kembali mengalami cedera parah ketika patah kaki dalam pertandingan uji coba melawan Hong Kong. Cedera ini membuatnya absen di beberapa turnamen besar. Selain itu, di level klub, Boaz juga mengalami cedera saat bermain untuk Persipura pada 2005 dan 2012 setelah diterjang keras oleh lawan.

Namun, kehebatan Boaz tidak hanya terletak pada kemampuannya bermain bola, tetapi juga pada kemampuannya bangkit dari cedera-cedera berat tersebut dan kembali menjadi pemain top.

4. Jasa Peter Withe dalam Karier Boaz

Nama Peter Withe mungkin tidak asing bagi penggemar sepak bola Indonesia, terutama yang mengikuti perjalanan Tim Nasional. Peter Withe bukanlah orang yang pertama kali menemukan Boaz, tetapi peran pria asal Inggris ini sangat besar dalam perjalanan karier Boaz, terutama di awal kariernya.

Peter Withe melihat potensi besar dalam diri Boaz ketika ia bermain di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004. Meskipun saat itu Boaz belum memiliki klub profesional, Peter Withe tidak ragu membawanya ke Timnas Indonesia. Pada usia 18 tahun, Boaz langsung tampil memukau di Piala AFF 2004, menjadi salah satu pemain kunci bersama kakaknya, Ortizan Solossa.

Aksinya di turnamen tersebut membuka mata banyak pihak, dan itulah awal mula kebangkitan Boaz sebagai pemain bintang.

5. Jenderal Bintang Empat di Persipura

Boaz Solossa bukan hanya bintang di level nasional, tetapi juga sosok legendaris di Persipura Jayapura. Sepanjang kariernya, ia berhasil membawa Persipura meraih empat gelar Liga Indonesia. Gelar-gelar tersebut diraih pada musim 2005, 2008–09, 2010–11, dan 2013, menjadikan Boaz sebagai ‘jenderal bintang empat’ di klub.

Tak hanya membawa gelar tim, Boaz juga meraih penghargaan individu yang mengesankan. Ia berhasil meraih tiga kali gelar top skor dan pemain terbaik Liga Indonesia. Penghargaan ini ia dapatkan pada musim 2008–09, 2010–11, dan 2013. Tidak banyak pemain yang bisa mencapai prestasi selevel dengan Boaz, yang terus menunjukkan konsistensinya di lapangan hingga akhir kariernya.