Saturday, June 29, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomePiala Eropa5 Fakta dari Hasil Imbang Inggris Kontra Slovenia di Grup C Euro...

5 Fakta dari Hasil Imbang Inggris Kontra Slovenia di Grup C Euro 2024

Timnas Inggris telah mengakhiri Grup C Euro 2024 dengan menjadi juara grup setelah berakhir imbang dengan Slovenia. Namun, Inggris tercatat juga mencetak 2 gol dalam 3 pertandingan yang kemudian mendatangkan begitu banyak kritik.

Dalam laga terakhirnya di Grup C Euro 2024, tanggal 26/6/2024 dini hari WIB, Inggris harus merasa puas dengan skor imbang tanpa gol. Dalam 2 laga sebelumnya, Inggris juga hanya bisa menang 1-0 atas Serbia dan bermain dengan imbang 1-1 saat melawan Denmark.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Situasi itulah yang membuat Timnas Inggris kini mulai diragukan untuk menjadi favorit juara. Bahkan untuk bisa mengulang Euro 2020, dimana mereka menjadi runner-up pun, telah banyak orang mulai pesimistis.

Berkaca dari pertandingan terakhir Inggris di Euro 2024, yaitu saat bermain dengan imbang melawan Slovenia, berikut adalah 5 fakta penting dari pertandingan tersebut.

Phil Foden Bersinar dalam Penampilan yang Suram

Saat timnya terlihat bermain kurang bersemangat, Phil Foden tampil sangat menonjol sebagai pemain Inggris yang terlihat sangat efektif.

Pemain Manchester City itu sangat lincah sepanjang pertandingan, memberikan sebuah umpan silang yang sangat berkualitas. Dan nyaris mencetak sebuah gol dari tendangan bebas.

Kemampuan untuk bisa melewati pemain bertahan dan menciptakan peluang adalah salah satu dari sedikit hal positif dalam penampilan Inggris yang sangat membosankan.

Interaksi antara Foden dan Bellingham, terutama ketika sang gelandang Real Madrid turun lebih ke dalam demi bisa memberikan sebuah ruang yang lebih besar untuk Foden. Memberikan sekilas gambaran tentang apa yang bisa diraih oleh Inggris jika lebih banyak pemain yang memiliki semangat yang sama.

Namun, upaya Foden tidak cukup untuk dapat menutupi yang menjadi kekurangan tim secara keseluruhan, dan ia membutuhkan lebih banyak dukungan dari rekan satu timnya jika Inggris ingin melangkah lebih jauh dalam turnamen ini.

Ball Possession Tanpa tujuan yang Jelas

Performa Inggris ditandai dengan penguasaan bola yang mencengangkan, mencapai 74 persen. Namun, mereka sangat kesulitan untuk dapat menciptakan peluang yang jelas ketika menghadapi pertahanan Slovenia yang terorganisasi dengan sangat baik.

The Three Lions sering kali melakukan terlalu banyak umpan menyamping dan mundur ke belakang, membuat Slovenia bisa mempertahankan bentuk permainan mereka dan kompak dan menggagalkan upaya serangan Inggris.

Penggemar di tribune stadion pun sangat frustasi, di mana banyak sekali ejekan terdengar di babak pertama dan ke-2. Mencerminkan kekecewaan karena ketidakmampuan tim mengubah ball possession menjadi peluang.

Awal Cemerlang Kobbie Mainoo Memperlihatkan Masalah di Lini Tengah

Timnas Inggris sekali lagi mengungkapkan masalah yang ada di lini tengah yang sangat mencolok dan perlu segera mendapatkan pembenahan.

Conor Gallagher diberikan sebuah peran sebagai pemain inti, tetapi gagal untuk bisa membuktikan keterlibatan, sehingga digantikan oleh sangat wonderkid Manchester United. Kobbie Mainoo, di babak pertama.

Kontribusinya Mainoo memberikan sebuah chemistry yang selama ini hilang, membawa urgensi dan kreativitas ke dalam permainan Timnas Inggris.

Namun, pergantian tandem Declan Rice yang ada di lini tengah memperlihatkan upaya Southgate untuk dapat menemukan sebuah keseimbangan. Kegagalan Trent Alexander-Arnold dan Gallagher dalam peran ini membuat Inggris tampak kurang menyatu.

Pergantian Pemain terlambat Mengubah Situasi

Pergantian pemain yang dilakukan oleh Pelatih Inggris Southgate berdampak nyata kepada permainan inggris, tetapi terlambat untuk bisa mengubah hasilnya.

Masuknya Cole Palmer menyuntikkan kecepatan dan energi yang sangat dibutuhkan, di mana Palmer telah menciptakan sebuah peluang pada akhir pertandingan bagai Declan Rice yang melambat.

Bagitu pula dengan masuknya Anthony Gordon memberikan sebuah ancaman baru, tetapi perubahan tersebut gagal dan tidak membuahkan hasil yang diinginkan.

Keputusan Southgate untuk tetap menggunakan pendekatan yang hati-hati dan hanya melakukan pergantian pemain yang berani ketika Inggris kesulitan. Menimbulkan sesuatu yang berulang mengenai reaktif ketimbang proaktif.

Bermain di fase knockout, Southgate perlu memperlihatkan ketegasan yang lebih besar. Dan kemauan untuk bisa memanfaatkan potensi penuh skuad sejak awal.

Pertahanan Slovenia yang Disiplin Bikin Inggris Gagal Menang

Apresiasi juga harus diberikan kepada Timnas Slovenia untuk sebuah penampilan yang sangat disiplin dan terorganisasi. Bermain dengan formasi 4-4-2, mereka tetap kompak dan membiarkan inggris menguasai bola, tetapi membatasi pergerakan mereka di sepertiga tengah lapangan.

Taktik manajemen permainan Slovenia, terutama di babak ke-2, patut untuk di contoh, karena mereka mengganggu ritme permainan inggris dan meniadakan serangan mereka.

Solidaritas pertahanan Slovenia, ditambah dengan sebuah ancaman sesekali lewat serangan balik. Memberikan sebuah cetak biru tentang cara bagaimana membuat lawan frustrasi.

Pendekatan yang disiplin ini akhirnya memberikan mereka poin yang sangat berharga dan tempat di babak 16 besar sebagai salah satu tim peringkat ke-3 yang terbaik.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments