Wednesday, January 22, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot News4 Pemain Top yang Terlalu Bagus untuk Bermain di Liga Super Malaysia

4 Pemain Top yang Terlalu Bagus untuk Bermain di Liga Super Malaysia

Liga Super Malaysia mungkin tidak dianggap sebagai liga utama di Asia, tetapi beberapa nama besar telah memilih berkarier di sana. Meskipun kualitas mereka seharusnya memungkinkan bermain di liga yang lebih kompetitif, mereka justru memutuskan untuk merumput di Malaysia. Keputusan ini sering dianggap sebagai langkah akhir dalam perjalanan karier mereka, tetapi tidak mengurangi nilai dari kontribusi mereka.

Berikut ini adalah empat pemain top yang dianggap terlalu berbakat untuk Liga Super Malaysia, termasuk salah satu pemain naturalisasi kebanggaan Indonesia, Jordi Amat.

- Advertisement -
asia9QQ

1. Jordi Amat

Jordi Amat, bek tangguh Timnas Indonesia, adalah salah satu pemain dengan rekam jejak mengesankan di Eropa sebelum pindah ke Johor Darul Ta’zim (JDT). Amat memulai karier profesionalnya di Spanyol bersama Espanyol sebelum melanjutkan perjalanan di Premier League bersama Swansea City. Di Inggris, ia mencatat 52 penampilan yang memperlihatkan kualitasnya sebagai bek tengah handal.

Setelah meninggalkan Inggris, Amat bermain di Belgia dan kembali ke Spanyol sebelum akhirnya memilih Liga Super Malaysia pada 2022. Bersama JDT, Jordi telah memenangkan enam trofi dalam dua tahun terakhir dan kini dipercaya sebagai kapten tim. Kepemimpinannya di lapangan menjadi faktor kunci dalam kesuksesan JDT di kompetisi domestik dan regional.

Selain membela klub, Jordi juga menjadi pilar penting bagi Timnas Indonesia. Kehadirannya meningkatkan stabilitas lini pertahanan dan memberikan pengalaman berharga bagi para pemain muda di skuad Garuda. Meski bermain di Malaysia, kontribusinya tetap luar biasa dan membuatnya layak disebut sebagai pemain yang terlalu bagus untuk liga tersebut.

2. Jese Rodriguez

Jese Rodriguez pernah dianggap sebagai calon penerus Cristiano Ronaldo di Real Madrid. Pemain asal Spanyol ini memulai kariernya di akademi Real Madrid dan berhasil masuk ke tim utama, mencatatkan 94 penampilan. Namun, perjalanan kariernya mulai meredup setelah bergabung dengan Paris Saint-Germain pada 2016.

Setelah meninggalkan PSG, Jese kesulitan menemukan stabilitas dalam kariernya. Ia sempat bermain di beberapa klub Eropa dan Brasil sebelum akhirnya memilih Johor Darul Ta’zim pada 2023. Keputusannya untuk pindah ke Malaysia terjadi setelah hampir satu tahun tanpa klub, tetapi ia tetap menunjukkan kualitasnya sebagai pemain berkelas.

Kini berusia 31 tahun, Jese menjadi bagian penting dari JDT. Dengan pengalaman di liga-liga besar seperti La Liga dan Ligue 1, kemampuannya di atas rata-rata banyak pemain lain di Liga Super Malaysia. Keputusan bermain di Malaysia mungkin mengejutkan, tetapi tidak mengurangi reputasinya sebagai mantan pemain elit.

3. Iker Undabarrena

Iker Undabarrena adalah gelandang bertahan berbakat yang memulai karier di akademi Athletic Bilbao. Setelah tujuh tahun di sana, ia debut di tim senior pada 2012 dalam pertandingan Liga Europa. Sayangnya, kariernya di Bilbao tidak berkembang seperti yang diharapkan.

Setelah meninggalkan Bilbao, Iker menghabiskan beberapa tahun bermain untuk klub-klub di Spanyol dan Portugal. Pada musim panas 2024, ia memutuskan untuk mencoba peruntungan di Asia dengan bergabung bersama Johor Darul Ta’zim. Di usia 29 tahun, Iker masih berada di puncak kariernya dan menjadi salah satu gelandang terbaik di liga tersebut.

Dengan kemampuan membaca permainan dan kualitas umpan yang presisi, Undabarrena menghadirkan dimensi baru bagi lini tengah JDT. Meski bermain di Liga Super Malaysia, kualitasnya sejatinya lebih cocok untuk liga yang lebih menantang seperti Liga Jepang atau Korea Selatan.

4. Fernando Forestieri

Fernando Forestieri adalah nama yang tidak asing bagi pecinta sepak bola Inggris. Penyerang asal Italia ini terkenal dengan aksinya di Championship bersama Sheffield Wednesday dan Watford. Dengan kemampuan teknis luar biasa dan kreativitas di lapangan, Forestieri selalu menjadi ancaman bagi lawan.

Setelah menikmati masa kejayaan di Inggris, Forestieri kembali ke Italia sebelum akhirnya memilih Liga Super Malaysia sebagai destinasi berikutnya. Pada 2022, ia bergabung dengan Johor Darul Ta’zim dan langsung menjadi pemain kunci.

Di usia 35 tahun, Forestieri masih menunjukkan produktivitas tinggi. Dalam 72 penampilan, ia mencatatkan 75 gol dan assist, angka yang membuktikan bahwa ia masih memiliki kemampuan kelas dunia. Meski bermain di liga yang tidak terlalu kompetitif, kontribusinya tetap luar biasa dan membuatnya menjadi salah satu bintang besar di Malaysia.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments