Mencetak gol di Liga Champions adalah pencapaian luar biasa bagi setiap pesepakbola. Namun, melakukannya di fase gugur sebelum mencapai usia 18 tahun merupakan sesuatu yang lebih spesial. Tidak banyak pemain yang mampu mencatatkan namanya di papan skor pada tahap krusial ini dalam usia yang masih sangat muda.
Baru-baru ini, seorang pemain muda Arsenal bergabung dalam daftar eksklusif ini setelah mencetak gol penting dalam kemenangan timnya. Ia menyusul jejak beberapa pemain muda berbakat lainnya yang sebelumnya telah menunjukkan potensinya di panggung tertinggi Eropa. Keempat pemain ini bukan hanya mencetak sejarah, tetapi juga membuktikan diri sebagai talenta besar yang siap bersinar di dunia sepak bola.
Berikut ini adalah empat pemain berusia 17 tahun yang sukses mencetak gol di fase gugur Liga Champions:
1. Bojan Krkic
Bojan Krkic merupakan salah satu lulusan akademi La Masia yang mendapat kepercayaan besar saat masih sangat muda. Setahun sebelum Pep Guardiola membawa Barcelona meraih treble, pelatih saat itu, Frank Rijkaard, memberikan kesempatan kepada Bojan untuk membuktikan kemampuannya di tim utama.
Sebagai winger muda berbakat, Bojan sukses memecahkan rekor Lionel Messi sebagai debutan termuda Barcelona di La Liga. Pada musim perdananya bersama tim utama, ia tampil impresif dengan mencetak 12 gol. Salah satu gol paling bersejarah dalam kariernya terjadi di perempat final Liga Champions melawan Schalke. Gol tersebut membawa Barcelona meraih kemenangan penting dan memastikan langkah mereka ke semifinal.
Meski memiliki bakat besar, Bojan tidak mampu mempertahankan konsistensinya dalam jangka panjang. Ia akhirnya meninggalkan Barcelona dan bermain untuk beberapa klub seperti AS Roma, AC Milan, Ajax, hingga Stoke City. Kariernya berakhir lebih cepat dari yang diharapkan, dan ia memilih pensiun pada usia 32 tahun. Saat ini, Bojan bekerja sebagai koordinator sepak bola di akademi La Masia, membantu generasi muda Barcelona berkembang.
2. Jamal Musiala
Jamal Musiala memulai perjalanannya di dunia sepak bola bersama akademi Chelsea sebelum pindah ke Bayern Munchen pada 2019. Keputusan ini terbukti tepat, karena ia berkembang pesat di Jerman dan berhasil menembus tim utama Bayern dalam waktu singkat.
Pada musim 2020/21, Musiala mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai salah satu pemain termuda yang mencetak gol di fase gugur Liga Champions. Golnya terjadi saat Bayern menghadapi Lazio di babak 16 besar. Dalam pertandingan tersebut, Bayern meraih kemenangan meyakinkan dengan skor 4-1, dan Musiala berkontribusi dengan mencetak satu gol.
Sejak saat itu, ia terus berkembang dan menjadi bagian penting dari skuat Bayern Munchen. Hingga kini, di usia 22 tahun, Musiala telah mencatatkan hampir 200 penampilan untuk klubnya. Ia dikenal sebagai salah satu gelandang serang muda terbaik di Eropa, dengan kemampuan dribel, visi permainan, dan penyelesaian akhir yang luar biasa.
3. Jude Bellingham
Jude Bellingham adalah salah satu talenta muda terbaik yang pernah muncul dalam sepak bola modern. Setelah bergabung dengan Borussia Dortmund dari Birmingham City, ia langsung menunjukkan kualitasnya dan berkembang menjadi pemain kunci bagi klub Jerman tersebut.
Pada April 2021, Bellingham mencetak gol penting dalam pertandingan perempat final Liga Champions melawan Manchester City. Gol tersebut tidak hanya menjadikannya sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah Dortmund di kompetisi ini, tetapi juga menegaskan bahwa ia adalah pemain dengan masa depan cerah.
Setelah bersinar di Bundesliga, Bellingham melangkah ke level yang lebih tinggi dengan bergabung ke Real Madrid. Di sana, ia semakin berkembang dan berhasil membawa timnya meraih trofi Liga Champions. Penampilannya yang luar biasa juga membuatnya masuk dalam nominasi Ballon d’Or, menegaskan statusnya sebagai salah satu pemain terbaik dunia saat ini.
4. Ethan Nwaneri
Ethan Nwaneri menjadi nama terbaru yang bergabung dalam daftar eksklusif pencetak gol termuda di fase gugur Liga Champions. Pemain muda Arsenal ini mencetak gol saat timnya mengalahkan PSV Eindhoven dengan skor mencolok 7-1.
Pada saat mencetak gol tersebut, Nwaneri baru berusia 17 tahun dan 348 hari. Meskipun bukan yang termuda dalam sejarah Liga Champions secara keseluruhan, pencapaiannya tetap luar biasa. Ia menunjukkan potensi besar yang dimilikinya dan membuktikan bahwa ia layak mendapat perhatian lebih dari dunia sepak bola.
Keberhasilan ini semakin mengukuhkan Nwaneri sebagai salah satu prospek paling menjanjikan dalam skuat Arsenal. Klub asal London Utara tersebut bisa merasa bangga memiliki pemain muda berbakat yang berpotensi menjadi bintang besar di masa depan. Jika terus berkembang dengan baik, bukan tidak mungkin ia akan mengikuti jejak para pendahulunya yang sukses di level tertinggi.