Chelsea dan Arsenal akan bertemu di Stamford Bridge pada Minggu, 30 November 2025 pukul 23.30 WIB dalam laga pekan ke-13 Premier League 2025/2026. Laga ini tidak hanya menarik karena status dua tim besar, tetapi juga karena selisih enam poin di papan klasemen dapat berubah secara signifikan. Oleh sebab itu, duel ini berpotensi mengubah arah persaingan gelar musim ini.
Chelsea datang dengan rasa percaya diri setelah menang 2-0 atas Burnley. Selain itu, kekalahan Manchester City dari Newcastle membuat The Blues naik ke posisi kedua. Mereka juga baru menumbangkan Barcelona di Liga Champions, sebuah hasil yang menunjukkan kematangan skuad muda Enzo Maresca.
Di sisi lain, Arsenal berada dalam kondisi sama positifnya. Kemenangan meyakinkan atas Bayern Munchen membuat Mikel Arteta menyebut timnya baru saja mengalahkan “klub terbaik di Eropa”. Pernyataan itu jelas menggambarkan betapa tingginya standar permainan Arsenal musim ini.
Dari dua sisi yang sama-sama kuat, ada empat faktor utama yang diprediksi menjadi penentu jalannya pertandingan. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Arsenal Unggul dalam Duel Bola Mati
Arsenal tampil sebagai salah satu tim paling efektif dalam situasi bola mati musim ini. Mereka sudah mencetak 10 gol dari situasi tersebut, tidak termasuk penalti. Meskipun kehilangan Gabriel Magalhaes pada pertandingan Liga Champions sebelumnya, Arsenal tetap mencetak gol dari sepak pojok lewat Jurrien Timber. Konsistensi inilah yang membuat bola mati menjadi ancaman terbesar Chelsea.
Chelsea memang mencetak delapan gol bola mati dan memiliki catatan expected goals yang cukup tinggi. Namun, pertahanan mereka dalam mengantisipasi bola mati masih menjadi titik lemah. Data menunjukkan bahwa mereka seharusnya kebobolan lebih banyak dari situasi itu. Karena itu, bola mati bisa menjadi senjata utama Arsenal jika eksekusi mereka berjalan dengan baik.
Sementara itu, Chelsea harus lebih fokus pada penempatan posisi saat set-piece. Apabila pertahanan mereka kembali rapuh, Arsenal akan mudah mencuri momentum.
2. Duel Gelandang: Caicedo vs Rice
Pertarungan di lini tengah juga sangat menentukan. Moises Caicedo dan Declan Rice adalah dua gelandang bernilai lebih dari 100 juta pounds. Keduanya berperan besar dalam ritme permainan tim masing-masing.
Caicedo memimpin daftar intersep Premier League dengan 26 catatan. Keunggulan ini makin terasa karena ia bermain dalam tim yang sering menguasai bola. Ia bukan hanya merebut bola, tetapi juga menjaga tempo transisi tim.
Rice, di sisi lain, berkembang menjadi gelandang komplet. Ia sudah terlibat dalam tujuh gol musim ini di semua kompetisi. Selain itu, Rice mampu menjaga stabilitas pertahanan dan memulai serangan dari lini tengah.
Duel ini dapat menjadi penentu siapa yang mengontrol aliran bola. Jika Caicedo menang dalam duel perebutan bola, maka Chelsea bisa memotong ritme Arsenal. Namun, jika Rice menguasai permainan, Arsenal akan mendikte tempo sejak awal.
3. Kedalaman Skuad Arsenal dan Peran Para Finisher
Arsenal musim ini memiliki kedalaman skuad jauh lebih baik dibanding musim sebelumnya. Tujuh pemain baru mereka memberi dampak signifikan. Tiga di antaranya bahkan langsung menjadi bagian penting dalam pilihan utama Arteta.
Cedera pemain sudah tidak lagi menjadi masalah besar. Cristhian Mosquera, Piero Hincapie, hingga Noni Madueke tampil solid saat menggantikan pemain inti. Selain itu, para pemain pengganti Arsenal juga berperan sebagai finisher yang mampu mengubah jalannya laga.
Statistik mencatat rata-rata 0.79 kontribusi gol per laga dari para pemain cadangan Arsenal. Angka ini menunjukkan bahwa Arteta punya senjata tambahan ketika pertandingan buntu. Karena itu, jika ritme permainan mandek, Arsenal tetap memiliki opsi untuk menciptakan gol melalui tenaga baru dari bangku cadangan.
4. Bisakah Cucurella Menghentikan Bukayo Saka?
Faktor terakhir adalah duel Marc Cucurella vs Bukayo Saka. Tantangan menghentikan Saka selalu berat bagi tim mana pun. Winger Inggris itu menjadi pemain paling berpengaruh di lini serang Arsenal.
Meski begitu, Cucurella menunjukkan peningkatan besar musim ini. Ia tampil jauh lebih stabil dibanding musim lalu. Dalam 24 pertandingan di semua kompetisi, ia tidak membuat kesalahan yang berujung gol. Performanya saat menghadapi Lamine Yamal dalam kemenangan 3-0 atas Barcelona juga patut dicatat.
Pendekatan agresif Cucurella dapat menekan pergerakan Saka. Jika ia mampu menjaga intensitas dan tidak memberi ruang, Saka akan lebih sulit menembus area berbahaya. Oleh karena itu, keberhasilan Cucurella dalam duel satu lawan satu bisa menjadi salah satu faktor penting bagi Chelsea untuk mengontrol permainan.
