Pertandingan antara Nottingham Forest dan Manchester United pada pekan ke-10 Premier League 2025/2026 menghadirkan drama yang sulit dilupakan. Laga yang digelar di The City Ground, Sabtu (1/11/2025) malam WIB, berakhir imbang 2-2 dengan berbagai cerita menarik di balik skor tersebut.
Manchester United sempat memimpin lebih dulu melalui sundulan Casemiro di babak pertama. Namun, dua gol cepat dari Morgan Gibbs-White dan Nicolo Savona di awal babak kedua membuat tuan rumah berbalik unggul. Beruntung bagi United, Amad Diallo kembali menjadi penyelamat berkat gol indahnya di menit ke-81.
Selain hasil yang dramatis, laga ini menyimpan beberapa fakta unik yang memperlihatkan dinamika menarik dari kedua tim. Berikut empat catatan penting dari duel penuh tensi tersebut.
1. Casemiro Kembali Jadi Ancaman di Udara
Casemiro menunjukkan bahwa naluri mencetak golnya masih tajam, terutama lewat sundulan. Gelandang asal Brasil itu membuka keunggulan Manchester United setelah menuntaskan umpan sepak pojok dari Bruno Fernandes dengan tandukan keras yang tak mampu dibendung kiper lawan.
Gol tersebut menjadi yang ke-15 bagi Casemiro lewat sundulan di lima liga top Eropa sejak musim 2015/2016. Catatan ini membuatnya hanya kalah dari Sergej Milinkovic-Savic (17 gol) dalam daftar gelandang tengah paling produktif lewat kepala.
Lebih penting lagi, torehan itu menunjukkan bahwa Casemiro tetap menjadi sosok berbahaya dalam situasi bola mati. Meskipun usianya tak muda lagi, ia tetap tampil dominan dalam duel udara dan memberi kontribusi vital bagi lini serang Setan Merah. Karena itu, performa seperti ini menjadi bukti mengapa Amorim terus mempercayainya sebagai motor permainan di lini tengah.
2. Nottingham Ciptakan Rekor Baru untuk Manchester United
Selain permainan ofensif yang menarik, laga ini juga mencatatkan momen kurang menyenangkan bagi Manchester United. Dua gol cepat Nottingham Forest di awal babak kedua — masing-masing lewat Gibbs-White dan Savona — tercipta hanya dalam rentang waktu empat menit 33 detik.
Itu adalah rekor tercepat United kebobolan dua gol sejak awal babak kedua dalam satu laga Premier League. Fakta ini memperlihatkan bahwa pertahanan United masih rentan terhadap tekanan tinggi dan serangan transisi cepat.
Ruben Amorim perlu mencermati kelemahan ini. Karena, meskipun United tampil dominan dalam penguasaan bola, mereka sering kehilangan fokus saat menghadapi pressing cepat. Oleh karena itu, peningkatan koordinasi antara bek tengah dan gelandang bertahan menjadi hal yang wajib dilakukan dalam laga-laga berikutnya.
3. Forest Masih Lemah dalam Mengantisipasi Bola Mati
Satu hal yang kembali terlihat dari pertandingan ini adalah buruknya pertahanan Nottingham Forest dalam menghadapi situasi bola mati. Gol penyama kedudukan dari Amad Diallo menambah panjang daftar kebobolan Forest melalui skema set piece. Hingga kini, mereka sudah kebobolan 16 gol dari bola mati di Premier League sepanjang tahun 2025 — tertinggi di antara seluruh tim liga.
Masalah ini jelas menjadi pekerjaan rumah besar bagi manajer Sean Dyche. Dalam sepak bola modern, detail seperti posisi pemain, komunikasi, dan marking saat bola mati menjadi faktor penting yang bisa menentukan hasil akhir. Karena itu, jika Forest ingin keluar dari tekanan dan memperbaiki posisi di klasemen, sektor ini harus segera dibenahi.
Selain itu, gol-gol semacam ini juga menunjukkan pentingnya keseimbangan antara agresivitas dan kewaspadaan di area pertahanan. Terlalu fokus menyerang bisa membuat ruang kosong yang mudah dieksploitasi oleh lawan.
4. Manchester United Ulangi Momen Langka Sejak 2019
Gol Casemiro dan Amad Diallo pada laga ini ternyata lahir dari situasi yang sama — tendangan sudut. Hal ini menjadi catatan menarik karena terakhir kali Manchester United mencetak dua gol dalam satu pertandingan Premier League yang keduanya berasal dari sepak pojok terjadi pada Desember 2019 saat mereka bermain imbang 2-2 melawan Aston Villa.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa United kini lebih efisien dalam memanfaatkan bola mati, sebuah peningkatan signifikan dibanding musim-musim sebelumnya. Selain itu, kolaborasi antara Bruno Fernandes sebagai eksekutor dan para pemain seperti Casemiro atau Diallo sebagai penyelesai menunjukkan adanya variasi baru dalam strategi ofensif Ruben Amorim.
Apabila efektivitas ini dapat terus dijaga, Manchester United akan memiliki senjata tambahan untuk memecah kebuntuan di laga-laga sulit. Tidak hanya mengandalkan permainan terbuka, tapi juga ancaman nyata dari situasi bola mati yang selama ini menjadi kelemahan mereka.






