Kehadiran wasit di sepak bola sering kali memicu kontroversi dalam pertandingan bahkan tercatat ada beberapa skandal luar biasa. Terkadang, keputusan yang diambil oleh wasit bisa menjadi faktor penentu dalam hasil pertandingan. Namun, ketidakadilan dan kecurangan juga bisa terjadi ketika wasit tidak memimpin pertandingan dengan adil dan jujur.
Skandal wasit di sepak bola adalah salah satu masalah yang sering terjadi dalam olahraga ini. Skandal wasit dapat terjadi ketika wasit tidak bertindak sesuai dengan etika dan profesionalisme yang diharapkan dalam memimpin pertandingan, misalnya dengan memberikan keputusan yang tidak adil atau merugikan satu tim.
Sepak bola telah mengalami banyak skandal wasit selama bertahun-tahun, tetapi beberapa yang paling terkenal dan parah termasuk:
1. Skandal Calciopoli (Italia, 2006)
Skandal ini melibatkan sejumlah klub sepak bola Italia yang dituduh mempengaruhi wasit dalam pertandingan mereka. Empat klub, termasuk Juventus, dijatuhi hukuman berat dan dijatuhkan ke divisi yang lebih rendah.
Skandal Calciopoli terjadi di Italia pada tahun 2006 dan merupakan salah satu skandal wasit paling parah dalam sejarah sepak bola. Skandal ini melibatkan sejumlah klub sepak bola Italia yang dituduh mempengaruhi wasit dalam pertandingan mereka.
Penyelidikan awal dimulai setelah sebuah rekaman telepon ditemukan yang menunjukkan bahwa direktur olahraga Juventus, Luciano Moggi, telah berbicara dengan beberapa wasit dan meminta mereka untuk mempengaruhi hasil pertandingan. Setelah penyelidikan yang lebih lanjut, sejumlah klub ditemukan bersalah dan dijatuhi hukuman berat.
Juventus dijatuhkan ke divisi yang lebih rendah dan diberikan pengurangan 30 poin dalam liga musim itu, sementara AC Milan diberikan pengurangan 8 poin. Lazio dan Fiorentina juga dikenai hukuman. Beberapa wasit juga dilarang bertugas selama beberapa waktu.
Skandal Calciopoli mengguncang dunia sepak bola Italia dan menimbulkan kontroversi yang besar di seluruh dunia. Ini menunjukkan pentingnya integritas dalam sepak bola dan menegaskan bahwa pengaruh dan kekuasaan tidak boleh digunakan untuk mempengaruhi hasil pertandingan.
2. Skandal Piala Dunia 2002 (Korea Selatan dan Jepang)
Pada Piala Dunia 2002 yang diadakan di Korea Selatan dan Jepang, terjadi beberapa kontroversi terkait keputusan wasit dalam beberapa pertandingan. Salah satu skandal wasit yang paling kontroversial terjadi pada pertandingan perempat final antara Italia dan Korea Selatan.
Pada pertandingan tersebut, wasit asal Ekuador yang bernama Byron Moreno memberikan keputusan-keputusan yang dianggap merugikan Italia. Beberapa keputusan kontroversial yang diambil oleh Moreno antara lain memberikan kartu kuning yang sangat kontroversial pada Francesco Totti dan membatalkan gol yang sebenarnya sah dari Damiano Tommasi. Selain itu, wasit Moreno juga memberikan penalti untuk Korea Selatan meskipun terlihat jelas tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh pemain Italia.
Setelah pertandingan, banyak pihak yang mengkritik keputusan Moreno dan menuduh bahwa pertandingan tersebut dirusak oleh keputusan-keputusan yang tidak adil dari wasit tersebut. Bahkan, beberapa media Italia menyebut pertandingan tersebut sebagai “Piala Dunia Terkutuk”.
Akibat dari skandal ini, Moreno sendiri dijatuhi hukuman oleh FIFA karena dianggap telah melakukan kesalahan dalam memimpin pertandingan. Selain itu, skandal ini juga memicu beberapa perubahan dalam sistem penggunaan teknologi VAR pada pertandingan sepak bola untuk meminimalkan keputusan-keputusan yang kontroversial dan memastikan keadilan dalam sepak bola.
3. Skandal Debrecen (Hungaria, 2009)
Wasit Miklos Bozso dan beberapa ofisial sepak bola lainnya dituduh terlibat dalam pengaturan skor dan taruhan di liga sepak bola Hungaria.
Skandal Debrecen merujuk pada kasus penipuan taruhan yang melibatkan klub sepak bola Hongaria, Debrecen pada tahun 2010. Kasus ini terbongkar pada tahun 2013 setelah dilakukan investigasi oleh UEFA dan pihak berwenang Hongaria.
Dalam skandal ini, dua pemain Debrecen, yaitu Norbert Meszaros dan Marko Futacs, diduga terlibat dalam pengaturan hasil pertandingan pada pertandingan Liga Europa melawan klub Italia, Fiorentina pada tahun 2009. Menurut laporan, Meszaros dan Futacs menerima sekitar 20 ribu euro untuk memastikan kemenangan Fiorentina dalam pertandingan tersebut.
Setelah terbongkarnya skandal ini, Meszaros dan Futacs dihukum oleh UEFA dengan larangan bermain sepak bola selama dua tahun. Selain itu, klub Debrecen juga dihukum dengan denda dan dilarang berpartisipasi dalam kompetisi Eropa selama satu musim.
Skandal ini menjadi sorotan publik karena menunjukkan betapa seriusnya masalah pengaturan hasil pertandingan dan penipuan taruhan dalam sepak bola. UEFA dan pihak berwenang lainnya terus meningkatkan upaya mereka untuk mengatasi masalah ini dan mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan.
Semua skandal ini menunjukkan betapa pentingnya integritas dalam sepak bola. Hal tersebut jadi alasan mengapa para wasit harus selalu bertindak dengan kejujuran dan profesionalisme.