Pada Babak 16 Besar Piala Asia 2023, Indonesia akan menghadapi Australia di Stadion Jassim bin Hamad, Al-Rayyan, pada Minggu (28/01). Ini bukan pertama kalinya kedua tim saling bersua, namun, perjalanan sejarah pertemuan mereka menunjukkan evolusi yang menarik.
Dalam 16 pertemuan sebelumnya, catatan Indonesia cenderung inferior dengan sebelas kekalahan, tiga kali imbang, dan hanya dua kemenangan. Bahkan, skuad Garuda pernah menelan kekalahan telak dengan setengah lusin gol tanpa balas dari Socceroos.
Namun, situasi mulai berubah belakangan ini. Indonesia tidak lagi menjadi bulan-bulanan Australia. Dalam tiga pertemuan terakhir, Indonesia mampu memberikan perlawanan sengit, bahkan berhasil menahan imbang Australia tanpa gol dalam satu dari tiga pertemuan tersebut.
Sebuah transformasi terlihat dalam permainan Timnas Indonesia, di mana semangat juang dan perbaikan performa memberikan harapan untuk pertandingan mendebarkan melawan Australia. Mari kita simak catatan pertemuan Indonesia dan Australia pada tiga laga terakhir mereka:
2005 Australia 0 – 3 Indonesia
Pertandingan uji coba antara Australia dan Indonesia pada 29 Maret 2005 di Subiaco Oval, Perth, menampilkan performa dominan dari Socceroos yang berhasil mengalahkan Merah Putih dengan skor telak 3-0.
Laga ini menjadi sorotan dengan dua gol yang dicetak oleh Ante Milicic, yang menunjukkan kelasnya sebagai penyerang yang tajam. Gol pertamanya terjadi pada menit ke-25 setelah memanfaatkan umpan silang apik dari Stan Lazaridis. Milicic kembali mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-37 setelah memanfaatkan bola liar hasil sundulan Tony Popovic.
David Zdrilic juga memberikan kontribusi penting dengan mencetak gol pada menit ke-35, memastikan kemenangan bagi timnya. Gol ini terjadi melalui aksi individu yang cerdas dari jarak dekat.
Dalam pertandingan ini, kedua tim menurunkan starting XI terbaik mereka. Australia, yang diasuh oleh pelatih Frank Farina, menampilkan pemain-pemain andal seperti Brett Emerton, Stan Lazaridis, dan Mile Sterjovski di lini tengah. Di sisi lain, Indonesia yang dilatih oleh Peter Withe, mempercayakan skuadnya kepada pemain-pemain seperti Ponaryo Astaman, Ismed Sofyan, dan Firman Utina.
Meskipun Indonesia tidak berhasil mencetak gol dalam pertandingan ini, mereka tetap menunjukkan semangat dan kegigihan dalam menghadapi tim yang lebih unggul secara peringkat. Hasil ini memberikan gambaran tentang perkembangan sepak bola di Indonesia pada waktu itu dan sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi para pemain.
2010 Indonesia 0 – 0 Australia
Pertandingan kualifikasi Piala Asia 2011 antara Indonesia dan Australia pada 28 Januari 2009 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, berakhir dengan skor imbang 0-0, menciptakan momen ketegangan dan ketahanan dari kedua tim.
Pelatih Australia, Pim Verbeek, memilih untuk memanggil pemain-pemain yang bermain di kompetisi lokal, keputusan yang kemudian menjadi pembicaraan karena dipandang sebagai langkah yang cukup berani. Sementara itu, Benny Dollo, pelatih Indonesia, menurunkan starting XI yang mencerminkan kombinasi pemain berpengalaman seperti Charis Yulianto dan Boaz Solossa dengan pemain muda berbakat seperti Firman Utina.
Meskipun hanya bermain dengan pemain lokal, Australia tetap menunjukkan kualitasnya dan memberikan perlawanan sengit kepada tuan rumah. Namun, pertahanan yang solid dari kedua tim membuat gawang tetap tidak terkoyak sampai peluit panjang wasit Abdul Malik Bashir berkumandang.
Starting XI kedua tim menciptakan pertarungan menarik di lapangan. Pada sisi Indonesia, pemain-pemain seperti Ponaryo Astaman dan Budi Sudarsono mencoba membongkar pertahanan Australia. Sedangkan di sisi Australia, pemain seperti Archie Thompson dan Danny Allsopp menunjukkan ancaman di lini serang.
Pertandingan ini menunjukkan bahwa meski dengan skuad yang lebih terbatas. Indonesia mampu memberikan perlawanan tangguh kepada Australia yang pada waktu itu memiliki reputasi sebagai tim kuat di kawasan Asia.
2010 Australia 1 – 0 Indonesia
Pertandingan kualifikasi Piala Asia 2011 antara Australia dan Indonesia pada kesempatan kedua menyajikan pertarungan sengit di lapangan hijau. Pada 42 menit yang dramatis, Mark Milligan menjadi pahlawan bagi Socceroos dengan mencetak gol tunggal yang membawa kemenangan untuk Australia.
Pelatih Australia, Pim Verbeek, kembali memilih untuk mengandalkan local pride dengan menambahkan kekuatan dari pemain-pemain yang bermain di luar negeri. Seperti Luke Wilkshire, Josh Kennedy, Mark Milligan, dan Jade North. Keputusan tersebut terbukti cerdas, dengan Milligan yang berhasil memanfaatkan umpan matang dari Wilkshire dan menciptakan gol pada menit ke-42.
Starting XI Australia yang diturunkan Verbeek mencerminkan kombinasi pemain berpengalaman dan pemain muda yang berbakat. Pemain seperti Mile Sterjovski, Joshua Kennedy, dan Tommy Oar memberikan variasi dan ancaman di lini serang. Sementara defensif dipimpin oleh para pemain kokoh seperti Luke Wilkshire dan Mark Milligan.
Di sisi lain, starting XI Indonesia yang dipimpin oleh Benny Dollo berusaha memberikan perlawanan maksimal. Meskipun mereka tidak berhasil mencetak gol pada pertandingan ini, pemain-pemain seperti Bambang Pamungkas dan Firman Utina tetap berupaya menciptakan peluang.