Thursday, September 19, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot News3 Pelatih Hebat Kepala Plontos yang Paling Disegani dan Berprestasi

3 Pelatih Hebat Kepala Plontos yang Paling Disegani dan Berprestasi

Dalam dunia sepak bola, penampilan pelatih seringkali mencerminkan kepribadian dan gaya kepemimpinan mereka, salah satu ciri khas yang sering terlihat adalah kepala plontos, yang menjadi simbol dari beberapa pelatih sukses. Kini, Arne Slot, pelatih asal Belanda yang baru bergabung dengan Liverpool, mengikuti jejak kompatriotnya, Erik ten Hag dari Manchester United, dengan kepala plontos yang menjadi salah satu ciri khasnya. Tradisi ini tidak hanya terbatas pada era modern, melainkan telah ada sejak lama, termasuk dengan nama-nama besar seperti Gianluca Vialli dan Roberto Di Matteo.

Namun, memiliki kepala plontos bukanlah jaminan kesuksesan seorang pelatih. Meskipun demikian, ada sejumlah pelatih berkepala plontos yang telah menunjukkan kemampuan luar biasa dan meraih gelar juara dalam karier mereka. Berikut ini adalah tiga pelatih kepala plontos yang telah mengukir prestasi signifikan dengan tim yang mereka tangani.

- Advertisement -
asia9QQ

Arrigo Sacchi

Arrigo Sacchi, pelatih senior asal Italia yang saat ini berusia 78 tahun, telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah sepak bola meskipun kini sudah lama pensiun dari dunia kepelatihan. Terakhir kali Sacchi menangani sebuah tim adalah pada tahun 2001, saat ia berada di kursi pelatih Parma. Selama kariernya yang gemilang, Sacchi dikenal karena pendekatan inovatifnya dan prestasi luar biasa yang dicapainya bersama berbagai klub dan tim nasional.

Prestasi Level Klub

Arrigo Sacchi memulai karier kepelatihannya di klub-klub Italia, dari tim-tim yang kurang dikenal hingga klub-klub papan atas seperti AC Milan, Fiorentina, dan Parma. Di bawah asuhan Sacchi, Parma meraih kesuksesan besar dengan menjuarai Serie C1 pada musim 1985/1986. Ini menandai awal dari karier pelatihannya yang sukses.

Namun, pencapaian terbesar Sacchi terjadi selama masa jabatannya di AC Milan. Di sana, Sacchi tidak hanya membawa klub tersebut meraih Scudetto Serie A pada musim 1987/1988, tetapi juga memenangkan Supercoppa Italiana pada musim yang sama. Keberhasilannya semakin mengesankan dengan membawa AC Milan meraih dua gelar European Cup berturut-turut (sekarang dikenal sebagai Liga Champions) pada musim 1988/1989 dan 1989/1990. Pada akhir musim 1989/1990, Sacchi juga mengantarkan AC Milan meraih Piala Super Eropa dan Piala Intercontinental.

Prestasi Level Internasional

Selain prestasi di level klub, Sacchi juga memiliki kontribusi signifikan di level internasional. Ia menangani Timnas Italia selama lima tahun, dimulai dari 1991. Salah satu pencapaian paling berkesan adalah membawa Italia menjadi runner-up Piala Dunia 1994 yang diadakan di Amerika Serikat. Tim Italia di bawah bimbingan Sacchi hampir meraih gelar juara, namun kalah di final setelah eksekusi penalti Roberto Baggio gagal.

Prestasi Individu

Meskipun sudah lama pensiun dari dunia kepelatihan, Arrigo Sacchi terus mendapatkan penghargaan dan pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa dalam sepak bola. Pada tahun 2013, Sacchi masuk dalam daftar 10 besar manajer terbaik sepanjang masa versi World Soccer dan ESPN. Ia juga masuk dalam daftar yang sama versi France Football dan Sports Illustrated pada tahun 2019.

Pada tahun 2022, Sacchi menerima UEFA President’s Award sebagai pengakuan atas kontribusinya yang besar dalam dunia sepak bola, meskipun sudah dua dekade sejak ia memutuskan untuk pensiun dari dunia kepelatihan.

Zinedine Zidane

Zinedine Zidane, sosok pelatih berkepala plontos yang dikenal karena keterampilannya yang luar biasa di lapangan tengah, telah mencatatkan sejarah baik sebagai pemain maupun pelatih. Sebagai pemain, Zidane meraih banyak trofi bersama klub-klub seperti Bordeaux, Juventus, Real Madrid, dan Timnas Prancis, serta mendapatkan sejumlah penghargaan individu.

Setelah pensiun sebagai pemain, Zidane beralih ke dunia kepelatihan dan mencetak prestasi yang tak kalah mengesankan. Karier kepelatihannya hampir seluruhnya dihabiskan di Real Madrid, di mana ia mencatatkan keberhasilan yang luar biasa. Zidane memulai perannya sebagai asisten pelatih di bawah Carlo Ancelotti dan turut serta dalam meraih trofi Liga Champions 2013/2014. Kemudian, sebagai pelatih kepala, ia mempersembahkan 12 trofi untuk Real Madrid, termasuk:

  • La Liga Spanyol: 2016/2017, 2019/2020
  • Supercopa de España: 2017, 2019/2020
  • Liga Champions: 2015/2016, 2016/2017, 2017/2018
  • Piala Super Eropa: 2016, 2017
  • Piala Dunia Antarklub: 2016, 2017

Keberhasilan Zidane sebagai pelatih kepala Real Madrid, termasuk memenangkan Liga Champions tiga kali berturut-turut, menegaskan kemampuannya dalam manajemen tim dan strategi permainan.

Pep Guardiola

Pep Guardiola, pelatih berkepala plontos lainnya, juga dikenal atas prestasi mengesankan yang diraihnya di lapangan hijau dan di kursi pelatih. Guardiola memulai karier manajerialnya di Barcelona, membawa tim B-nya menjuarai Tercera Division pada musim 2007/2008. Keberhasilan ini membuka jalan baginya untuk mengambil alih tim utama Barcelona, di mana ia segera membayar kepercayaan tersebut dengan berbagai trofi:

  • La Liga Spanyol: 2008/2009, 2009/2010, 2010/2011
  • Copa del Rey: 2008/2009, 2011/2012
  • Supercopa de España: 2009, 2010, 2011
  • Liga Champions: 2008/2009, 2010/2011
  • Piala Super Eropa: 2009, 2011
  • Piala Dunia Antarklub: 2009, 2011

Pada musim pertamanya sebagai pelatih kepala, Guardiola membawa Barcelona meraih enam gelar di enam kompetisi berbeda, sebuah pencapaian yang langka dalam sejarah sepak bola.

Setelah meninggalkan Barcelona pada 2013, Guardiola bergabung dengan Bayern Munich. Di sana, ia meneruskan kesuksesannya dengan:

  • Piala Super Eropa: 2013
  • Piala Dunia Antarklub: 2013
  • Bundesliga: 2013/2014, 2014/2015, 2015/2016
  • DFB Pokal: 2013/2014, 2015/2016

Guardiola kemudian pindah ke Manchester City pada 2016. Selama delapan tahun bersama City, ia telah mengumpulkan 18 trofi, termasuk:

  • Premier League: 2017/2018, 2018/2019, 2020/2021, 2021/2022, 2022/2023, 2023/2024
  • Piala FA: 2018/2019, 2022/2023
  • Piala Liga Inggris: 2017/2018, 2018/2019, 2020/2021, 2021/2022
  • Community Shield: 2018, 2019, 2022
  • Liga Champions: 2022/2023
  • Piala Super Eropa: 2023
  • Piala Dunia Antarklub: 2023
RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments